30.1 C
Jakarta
Array

Kajian Snock Hurgronje terhadap Al-Qur’an dan Pengaruhnya Rakyat Aceh

Artikel Trending

Kajian Snock Hurgronje terhadap Al-Qur’an dan Pengaruhnya Rakyat Aceh
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang unik bila dibandingkan dengan kitab suci yang lain, baik dari diksi, bahasa serta makna yang tersurat maupun tersirat menjadikan al-Qur’an senantiasa selaras dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Maka wajar jika al-Qur’an diminati oleh sarjana muslin sendiri maupun non muslim, orietalis. Pembacaan terhadap al-Quran dari masa ke masa menarik untuk terus disimak, terlebih terkait bagaimana upaya dalam menemukan kesejarahan al-Qur’an melalui bukti fisik (manuscript), yang telah dan tetap dilakukan oleh para sarjana, baik dari kalangan Islam (insider) ataupun dari kalangan luar/ non-muslim (outsider). Upaya dalam menemukan kesejarahan al-Qur’an senantiasa menjadi diskursus yang disegani dan menjadi banyak perhatian. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti adanya kalangan yang tidak dapat menerima secara mentah (sebagaimana keyakinan Muslim) terhadap kesejarahan al-Qur’an, dalam hal ini kalangan outsider lah yang paling tampak kerjanya1 dan karena ditemukannya bukti-bukti kesejarahan dan bahkan metode untuk melakukan pembacaan terhadap kesejarahan Qur’an. Sehingga pada tahap perkembangan studi Quran selanjutnya banyak memunculkan wacana-wacana kesejarahan al-Qur’an.

Dalam sejarah sendiri Al-Quran ditirunkan di negeri timur atas kekejaman bangsa Arab. Kejahilan mereka yang menimbulkan segala kejahatan di negeri itu. Dari tingkah laku dan kehidupann yang dianggap melanggar itu sehingga Al-Quran diturun dan dijadikannya sebagai aturan-aturan Umaat Islam baik di negeri Arab maupun di negeri lainya. Karena hakikatnya manusia itu diciptakan dengan adanya nafsu, keinginan, sikap, dan tingkah laku dan semua itu punya pilihan untuk berujung kepada kebaikan atau keburukan. Dan Al-Quran menjadi pedoman hidup bagi manusia seleruh alam.

Pengertian Orientalisme:

Kata Orientalisme berasal dari bahasa Perancis yaitu “Orient (timur) dan Kata tersebut bermakna kajian yang berkaitan dengan dunia “Timur”. Orang yang mempelajari hal tersebut disebut orientalis (ahli ketimuran). Istilah orientalisme diidentifikasi sebagai pemahaman tentang masalah-masalah ketimuran. Istilah ini berasal dari bahasa Perancis, orient yang berarti timur atau sesuatu bersifat timur. Isme berarti paham, ajaran, sikap atau cita-cita. Artinya, orientalisme berarti gagasan pemikiran yang mencerminkan berbagai kajian tentang negara-negara timur Islam. Objek kajiannya meliputi peradaban, agama, seni, sastra, bahasa dan kebudayaannya. Gagasan pemikiran ini telah memberikan kesan yang besar dalam membentuk persepsi negatif Barat terhadap Islam dan dunia Islam.

orientalis ingin menghancurkan Islam dengan membolak balikkan fakta-fakta Al-Quran. Walaupun beberapa dari orientalis yang mengkaji Al-Quran dengan baik sehingga mengucapkan dua kailmat syahadat, akan tetapi jumlahnya sangat sedikit. Salah satu orientalis yang mempelajari Islam sehingga masuk Islam yaitu: Snock Hurgronje (1857-1936), lahir tanggal 8 februari 1857 M di Oosterhou, belanda dia dianggap sebagai ahli keislaman. Desertasinya yang berjudul haji agama Islam. Menerutnya “Al-Quran bukanlah firman dari Allah, melainkan karya dari Muhamad yang mengandung Agama”. setelah menyelesaikan studi S3, Snock memperdalamkan ilmu keislamannya di Mekkah serta belajar bahasa melayu dengan orang indonesia di Mekkah. Snock juga bergaul baik dengann ulama besar di sana sehingga dia masuk Islam dan namanya diganti menjadi Syekh Abdul Ghaffar. Setelah 6 bulan kenudian Snock Hurgronje pulang ke Belanda dan meminta kepada klonial belanda agar ditempatkan ke wilayah Aceh untuk mengatur strategi di sana. Aceh tidak mampu ditatlukkan dengan perang fisik, melainkan dengan menjauhkan Agama dari rakyat Aceh. Karena Aceh dikenal dengan kentalnya pemahaman agama Islam dan menerapkannya di sepanjang kehidupan. Pada akhirnya Snock Hurgronje di beri kepercayaan atas misi itu. Sehingga dia berhasil mengkaji rakyat aceh dan mangatur strateginya. Dengan ini keislaman Snock Hurgronje menimbulkann pertanyaan, apakah dia benar-benar masuk Islam, atau hanya sekedar berpura-pura demi kepentingan politik. Wallahu a’lam bissawab.

Alquran dipelajari untuk mengakomodir berbagai kepentingan dan tujuan. Bagi Snock Hurgronje sebagai seorang intelejen Belanda,  mempelajari Alquran mempunyai misi untuk memahami semangat juang dan rasa tidak takut mati yang dimiliki oleh muslim aceh saat berperang melawan Belanda. Visi logis penggunaan taktik ini adalah mengurangi kerugian finansial Belanda. Kontradiktif dengan pemikiran orientalis seorang Snock terhadap Islam di Aceh, masyarakat Aceh saat itu justru telah menanamkan nilai-nilai islam dalam kehidupan yang fungsinya untuk mencapai visi ukhrawi. Setelah terbongkarnya taktik yang digunakan Snock saat itu, maka ceritanya menjadi salah satu rujukan kegagalan visi pemahaman akan Alquran bagi masyarakat Aceh kini. Bahkan pemikirannya juga telah dibantah oleh orientalis berkebangsaan perancis, Danish L. Namun positifnya adalah pemikiran snock akan islam dan alquran menjadi contoh kegagalan pemahaman hakikat keislaman bagi masyarakat Aceh. Lebih jauh hal ini menjadi teguran bagi kalangan yang menggunakan ayat Alquran untuk visi duniawi seperti kekayaan, popularitas, elektabilitas dan sederet kepentingan untuk memuaskan hawa dan nafsu. Sebagai bangsa dengan penduduk muslim terbesar di dunia, semoga kita dapat menjauhi cacat pikiran yang demikian dengan menjadikan hati nurani sebagai mitra kritis dalam memahami Islam secara mendalam. Tentu ukurannya ada pada masing-masing kita.

 

 

[zombify_post]

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru