28 C
Jakarta
Array

Kajian Sejarah Nabi Dalam Karya KH Hasyim Asy’ari (Bagian VII)

Artikel Trending

Kajian Sejarah Nabi Dalam Karya KH Hasyim Asy’ari (Bagian VII)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Bagi kita, Kehidupan Rasulullah saw jelas-jelas memberikan memberikan budi pekerti luhur mulia, baik sebagai pemuda Islam yang lurus perilakunya dan terpercaya di antara kaum dan juga kerabatnya, ataupun sebagai da’i kepada Allah dengan hikmah dan nasehat yang baik, yang mengerahkan segala kemampuan untuk menyampaikan risalahnya. Juga sebagai kepala negara yang mengatur segala urusan dengan cerdas dan bijaksana, sebagai suami teladan dan seorang ayah yang penuh kasih sayang, sebagai panglima perang yang mahir, sebagai negarawan ynag pandai dan jujur, dan sebagai Muslim secara keseluruhan (kaffah) yang dapat melakukan secara imbang antara kewajiban beribadah kepada Allah dan bergaul dengan keluarga dan sahabatnya.

Anni Besant, seorang filsuf kelahiran India mengutarakan sangat tidak masuk akal bagi seseorang yang mempelajari kehidupan dan kharakter nabi Muhammad. Bila hanya mempunyai rasa hormat saja kepada beliau, karena mempelajarinya dapat melampaui rasa hormat, sehingga akan mempercayainya sebagai sang pembawa risalah dari sang pencipta.

Seorang penyair yang gemar akan ilmu sejarah bersenandung “siapa yang menghimpun peristiwa sejarah dalam benaknya maka sekian usia ditambahkanya pada usianya”. Penambahan usia yang dimaksud adalah apabila penambahan usia yang disertai dengan kekayaan ide, kreatifitas dan imajinasi yang tertuang dalam sebuah gagasan, sehingga gagasan itu akan terus hidup dan bernilai ratusan tahun lamanya. Inilah pentingnya belajar dan menuangkan gagasan, apalagi gagasan yang dituangkan berkaitan erat dengan mahluk yang paling sempurna, niscaya kelak ia akan diakui sebagai umatnya dan mendapatkan syafaatnya, amin.

            Setelah memaparkan pentingnya mengetahui sejarah perjalanan nabi, KH Hasyim Asy’ari menerangkan tentang kesaksian Allah akan keindahan budi pekertinya, beliau berkata bahwasanya Allah menerangkan indahnya akhlak rosulullah dalam firmanya surat Al Qolam (انك لعلي خلق عظيم) “sesungguhnya bagimu akhlak yang agung”. Ayat ini menjadi kesaksian Allah kepada nabi Muhammad, bahwasanya pada diri nabi Muhammad terdapat akhlak yang agung yang seorang dimanapun tidak akan memperoleh derajat keagungan akhlak ini. Oleh karena itu nabi Muhammad selalu tabah menghadapi cobaan dan siksaan yang para nabi ulul azmi tidak mampu untuk tabah terhadap cobaan dan sikasaan itu. 

Kesaksian ini diperkuat lagi melalui jawaban istri beliau, Sayyidah ‘Aisyah tentang akhlak nabi ketika ditanya oleh sahabat Said Bin Hisyam, ia berkata bahwasanya akhlaknya nabi itu Al-Quran, oleh karena itu setiap keutamaan yang disebutkan dalam Al-Quran maka pasti ada pada diri nabi Muhammad. 

Sesungguhnya akhlak yang agung tidaklah menjadi adat kebiasaan kecuali pasti dibagikan disetiap umat, tidak terkumpul pada diri seorang saja, maka engkau bisa menyaksikan Allah bisa menganugerahi sesorang dengan kemuliaan, sementara yang lainnya dengan keberanian, menganugerahi seseorang dengan kezuhudan, sementara yang lainya dengan ketakwaan, atau kecerdasan dan kebijaksanaa, akan tetapi hanya pada diri nabi muhammadlah terkumpul semua akhlak yang mulia.

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru