30 C
Jakarta
Array

Kajian Sejarah Nabi Dalam Karya KH Hasyim Asy’ari (Bagian IX)

Artikel Trending

Kajian Sejarah Nabi Dalam Karya KH Hasyim Asy’ari (Bagian IX)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kemudian KH Hasyim Asy’ari melanjutkan pembahasanya mengenai kasih sayang nabi Muhammad terhadap umatnya, beliau menuliskan pembahasanya dengan mengutip firman Allah Sebab rahmat Allah maka berlakulah lemah lembut terhadap mereka, apabila engkau berkeras hati terhadapnya, niscaya mereka berlari menjauhimu. Maafkanlah mereka, dan mintkanlah ampunan mereka, dan bermusyararahlah terhadapnya suatu urusan

Diceritkan bahwasanya nabi Muhammad adalah orang yang lemah lembut, tidak pernah marah-marah terhadap dirinya sendiri, dan nabi Muhammad tidak pernah mengikuti nafsunya, hanya saja nabi Muhammad itu marah apabila diterjangnya sesuatu yang telah dilarang Allah. 

Perlu engkau ketahui juga bahwa kasih sayangnya nabi terhadap umatnya lebih besar dari pada rasa sayang kedua orang tua terhadap anaknya. Nabi sangat bahagia apabila umatnya mendapatkan petunjuk, dan beliau bersedih hati apabila umat jatuh kedalam lembah kedholiman, nabi selalu memaafkan kesalahan umatnya, dan selalu memintakan ampunan terhadap terhadap umatnya yang melakukan kesalahan. 

Sangatlah tampak keutamaan dan keberuntangan umat nabi muhammad dengan diutusnya nabi Muhammad, karena beliaulah yang akan menyelamatkan umatnya, dan karena beliau juga suka bermusyawarah mengenai beberapa urusan dengan umatnya. Hal ini dibuktikan dengan firman Allah “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin”.

Kemudian ini KH hasyim Asy’ari menjelaskan kasih sayangnya nabi Muhammad dengan mengutip pendapatnya Hasan bin Mufadhol, bahwasanya Allah tidak mengumpulkan kepada nabinya dengan dua sifat dari sifatnya, kecuali hanya untuk nabi Muhammad saw. Allah mengumpulakan dua sifatnya sekaligus hanya kepada nabi Muhammad yaitu sifat “roufur Rahim” hal ini sama dengan firmanya “ان الله بالناس لرؤف رحيم” .

Berdasarkan penelitian salah satu teman penulis yang kebetulan namanya Rauf, dalam skripsinya ia mengutarakan bahwasanya dalam Al-Quran Allah tidak pernah memanggil nabi Muhammad langsung dengan namanya, akan tetapi mengunakan sifatnya atau gelarnya seperti Ya Nabi, Ya Ayuhal Rosul, Ya Ayuhal Muhammil,  dll berbeda dengan nabi lainya allah memanggilnya dengan namanya langsung seperti Ya Musa, Ya Ibrohim, Ya Daud. Hal ini menunjukan kemuliaan nabi Muhammad dihadapan Allah. 

Sebagian dari kasih sayangnya nabi terhadap umatnya yaitu nabi selalu meringankan dan memudahkan segala urusan umatnya hal, dan nabi juga tidak menyukai terhadap sesuatu karena ditakutkan menjadi suatu kewajiban bagi umatnya, hal ini sesuai apa yang disabdakanya “ kalaulah tidak memberatkan untuk umatku, pasti akan kuperintahkan mereka untuk bersiwakan setiap mau melaksanakan sholat”.

Nabi Muhammad adalah penyayang terhadap orang lemah, orang miskin, dan nabi suka menjenguk orang sakit, menyaksikan jenazah, berjalan bersama orang faqir dan para janda, dan suka memenuhi kebutuhan orang faqir. Nabi juga selalu menijabahi segala undangan yang datang kepadanya entah itu orang faqir, kaya, rendah, orang mulia dll. 

Nabi Muhammad juga termasuk orang yang mempunyai belas kasihan terhadap hewan, diceritakan pada suatu hari nabi berjalan, kemudian beliau melihat unta yang yang punggung dan perutnya telah menyatu karena sangat lapar, kemudian nabi bersabda bertakwalah kalian semua kepada Allah menganai hewan ini, naikilah hewan ini secara patut, dan berilah makan juga secara patut.

Kalaulah nabi Muhammad itu tidak mempunyai akhlak yang mulia, sifat lemah lembut, sifat kasih sayang maka nabi Muhammad tidak akan mampu menyatukan orang Arab, yang karakter mereka sangat keras dalam membantah, sangat sulit ditundukan. Kita bisa melihat watak dan kharakter keras orang Arab melalui firmannya “ Orang Arab itu sangat kufur dan munafik, apabila Rosulullah memperlakukan mereka dengan keras hati maka mereka pasti berlari dan menjahuinya”, akan tetapi rosulullah berlaku lembut terhadap mereka rendah hati terhadap mereka sehingga hati mereka teratarik terhadap Islam dengan kemuliayaan dan kelembutan, kemudiaan nabi Muhammad mensholihkan akhlaq mereka dan menyatukanya supaya tidak tepecah belah, maka pada akhirnya merekalah yang menjadi penolong nabi menyebarkankan agama Islam keseluruh penjuru dunia. Oleh karana itu sebagai genarasi Islami penerus dakwah nabi sudah sepaputnya bagi kita untuk berdakwah dan menyebarkan agama islam dengan cara yang santun, bijak serta tanpa disertai kekerasan.

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru