Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Ambon – Kadensus 88 Anti Teror (AT) Irjen Pol. Martinus Hukom optimistis masyarakat Maluku mampu tangkal radikalisme dengan dua hal ini.
Penetrasi paham-paham radikal diakuinya marak di media sosial (medsos). Penyebarannya begitu masif sehingga perlu respon tepat untuk menangkal radikalisme.
Ada dua hal yang disebut Hukom menjadi ruang harapan besar bagi daerah asalnya untuk tangkal radikalisme itu. Yakni revitalisasi manfaat dan rekonseptualisasi Pela – Gandong.
“Harus dilakukan dua hal. Revitalisasi manfaatkan hubungan Pela Gandong secara konkrit tidak hanya wacana. Kedua rekonseptualisasi tidak hanya pada negeri-negeri ikatan pela gandong. Lalu bagaimana dengan yang tidak,” sebut mantan Direktur Penegakan Hukum Kedeputian Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia tahun 2017.
Revitalisasi manfaat Pela Gandong artinya menghidupkan kembali hubungan Pela Gandong secara konkrit. Perlu ada nilai yang terus diangkat.
Rekonseptualisasi Pela Gandong artinya perlu ada pemaknaan konsep yang baru dan lebih luas.
“Pela gandong ini kan dia menutup ruang konflik yang Dua negeri pela. Tapi bagaimana negeri tidak ada hubungan pela gandong. Harus diperluas supaya mencakup seluruh negeri,” terang pria kelahiran 30 Januari 1969 Negeri Ameth, Nusalaut, Maluku Tengah, Maluku.
Seperti pada kesempatan Pela pendidikan antara SMP Negeri 21 Maluku Tengah dan SMP Negeri 9 Ambon yang dihadirinya, Sabtu (28/1/2023).
Harapan yang sama juga Hukom harapkan terjadi pada tingkatan universitas. Semisal Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) dan Institut Agama Islam Negeri Ambon (IAIN).
