29.7 C
Jakarta
Array

Jokowi-Mahathir Tonjolkan Islam yang Damai dan Toleran

Artikel Trending

Jokowi-Mahathir Tonjolkan Islam yang Damai dan Toleran
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com, Kuala Lumpur – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya ke Kuala Lumpur, Malaysia, pada Jumat (9/8) dijadwalkan akan menghadiri pertemuan tahunan dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Muhammad, yang dilanjutkan dengan santap siang, dan shalat Jumat bersama. Mereka juga bersepakat untuk menonjolkan Islam yang damai dan toleran.

“Kalau kita melihat ketokohan Tun (Mahathir Muhammad, red) dan Presiden Jokowi, maka kita melihat bahwa kedua pemimpin ingin terus menonjolkan the true face of Islam. Islam yang damai dan toleran. Dan salat Jumat bersama ini juga akan memperkokoh tali silaturahmi di antara dua pemimpin tersebut,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kepada wartawan di Hotel Hyatt Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis malam (8/8).

Menlu Retno yang didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Muhadjir Effendy, menjelaskan isu yang akan dibahas dalam pertemuan tahunan, yang pertama adalah mengenai masalah warga negara Indonesia di Malaysia yang jumlahnya cukup banyak, lebih dari dua juta orang.

“Tentunya keberadaan dalam jumlah besar itu ada beberapa isu yang mengikutinya. Termasuk isu mengenai masalah pendidikan bagi anak-anak TKI kita,” ujar Retno.

Yang kedua, mengenai masalah kelapa sawit, karena antara Malaysia dan Indonesia dua-duanya adalah produsen kelapa sawit yang cukup besar yang kalau digabungkan berarti paling besar seluruh dunia, dan banyak tantangan yang sedang dihadapi oleh kelapa sawit.

Retno menambahkan, Malaysia merupakan salah satu negara mitra utama Indonesia di negara ASEAN. Kalau melihat dari perdagangan, maka Malaysia ini adalah mitra dagang ke-7 terbesar atau tujuan ekspor ke-6 terbesar bagi Indonesia. Kalau di ASEAN, maka Malaysia ini adalah mitra kedua setelah Singapura. Lalu untuk investasi FDI Malaysia adalah ke-5 terbesar.

“Sementara untuk wisatawan adalah yang terbesar karena jumlahnya sudah lebih dari 2,5 juta, warga negara kita jumlah tadi saya sampaikan menurut perkiraan karena banyak sekali yang mungkin tidak ada di dalam daftar kita lebih dari 2 juta,” tambahnya. (Fay)

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru