32.9 C
Jakarta
Array

Jihad Literasi Punya Peran Penting Tangkal Radikalisme Agama

Artikel Trending

Jihad Literasi Punya Peran Penting Tangkal Radikalisme Agama
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Bogor. Proses belajar agama secara instan yang saat ini dilakukan oleh sebagian masyarakat melalui dunia maya atau internet turut menyumbang krisis literasi di antara generasi bangsa. Tradisi membaca buku berkurang drastis sehingga Indonesia tergolong negara yang rendah dalam membaca buku.

Hal mengemuka ketika Pegiat Literasi dari Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep, Jawa Timur, Nyai Fadhilah Khunaini saat mengisi materi dalam kegiatan Halaqah Kiai dan Nyai yang digelar Pusat Studi Pesantren (PSP), Selasa (5/11) di Bogor, Jawa Barat.

Menurut Fadhilah, mencetak santri yang gemar menulis dan membaca buku akan membawa mereka tidak mudah terpengaruh dengan konten-konten radikal yang ada di internet sehingga bisa mencegah radikalisme.

“Jihad literasi sangat penting,” ungkapnya di hadapan sekitar 50 kiai dan nyai dalam forum tersebut.

Ribuan santri Annuqayah yang dibinanya saat telah banyak memproduksi karya tulis berupa buku, majalah, cerpen, puisi, termasuk menyadur kitab-kitab besar karya ulama ke dalam bentuk yang menarik sehingga mudah diterima oleh murid-murid madrasah maupun sekolah.

“Orang atau anak mungkin tidak bisa disodorkan Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali yang tebalnya ribuan halaman. Namun ketika disadur secara singkat menjadi buku menarik penuh gambar, anak-anak sekolah akan tertarik,” ungkap Fadhilah.

Dalam kegiatan bertema Jihad Pesantren Berbasis Literasi: Ikhtiar Menangkal Radikalisme Beragama ini, dia juga berhasil membina santri yang mau membaca buku-buku berkonten berat seperti buku-sasrta Leo Tolstoy, William Shakespeare, Pramoedya Ananta Toer, dan buku lainnya dengan metode serupa.

“Kadang, kita yang sudah tua saja belum pernah membaca atau menyelesaikan buku-buku tebal tersebut. Tetapi dengan cara disadur ulang dalam bentuk buku cerita ringan dan menarik, anak-anak sekolah bisa memahaminya dengan baik,” ucapnya.

Menurutnya, jihad literasi melalui tradisi membaca dan menulis buku yang selama ini dilakukannya bisa memberi pengetahuan dan wawasan luas kepada para santri dan anak sekolah.

“Dengan terus menulis dan membaca buku, mereka akan mempunyai wawasan luas sehingga tidak berpikiran sempit,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Pusat Studi Pesantren (PSP) Achmad Ubaidillah mengatakan, forum Halaqah Kiai dan Nyai ini sengaja menghadirkan narasumber-narasumber yang mempunyai best practice nyata dalam mewujudkan penguatan literasi di pesantren.

“Tradisi literasi pesantren ini untuk melanjutkan perjuangan para ulama dan kiai pendahulu yang begitu kuat dalam membaca dan memproduksi karya,” jelasnya. (Fathoni)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru