30.1 C
Jakarta

Jelajah Markas Deradikalisasi Teroris

Artikel Trending

Milenial IslamJelajah Markas Deradikalisasi Teroris
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Tetiba suasana menjadi sejuk, tak pengap, tak bergepul asap, ketika kehijauan Bogor membebaskan saya dari hiruk-pikuk Jakarta. “Sentul City Park”. Saya, melihat tulisan itu, tidak pernah mengira bahwa jelajah ke Bogor, kali ini, akan berkesan. Bagaimana mumetnya menulis tema-tema berat yang aktual, saya pikir tidak banyak berbeda, dengan tempat yang akan saya kunjungi: Markas Deradikalisasi.

Leuwi Pangaduan terletak di Jl. Kp. Muhara, Ds. Bojong Koneng, Kec. Babakan Madang, Bogor. Akses jalan yang lumayan menantang, panorama menakjubkan di sekitar, menjadi kesan tersendiri. Seluas 35 hektar, dilatari dua bukit, dengan sungai dari sumber mata air perbukitan, lokasinya sangat strategis jika dimanfaatkan me-refresh diri. Apakah pikiran teroris akan sembuh dibawa ke sini, bukan mustahil.

Markas Deradikalisasi, di bawah binaan Ustaz Haris Amir Falah, yang notabene Pembina Yaysan Hubbul Wathan Indonesia (HWI), masih dalam proses penyelesaian. Belum ada teroris ke situ. Kalau eks-teroris, ada, ya yang mengelola itu. Jelas, yang demikian menambah kesan unik, bahwa di daerah yang sejuk itu, sterilisasi teroris akan belangsung, justru oleh para eks-teroris itu sendiri.

“Iya, akan dibentuk forum-forum,” jelas Ustaz Haris, ketika saya tanya format program deradikalisasi yang dicanangkan. Di tempat itu, di berugak-berugak ala Indonesia Timur, samping bendungan pemandian yang segar, katanya akan digelar diskusi seputar kebangsaan dan keislaman. Halaqah akan berjalan kontinu. Para teroris disuguhi materi di tempat segar yang bisa menyegarkan pikiran beku.

Tidak hanya itu. Markas Deradikalisasi yang penggarapannya sudah berlangsung sejak Februari, sepuluh bulan lalu, kelak akan menjadi tempat rehabilitasi para teroris. Mereka yang otaknya penuh kebencian, darah, dan pengkafiran sesama (takfîrî), sebagaimana pecandu narkoba, akan direhabilitasi menjadi toleran, inklusif, dan tentu, cinta NKRI. Proyek ini butuh jangka panjang, jelas saja.

Saya tentu tak mau lewatkan satu sisi menarik tempat itu. Markas Deradikalisasi juga menyediakan bisnis investasi sapi. Juga menyediakan tempat pemancingan. Menyediakan pula, sungai untuk mandi di sumber alami, nge-camp, dan lainnya. Pengunjung akan dimanjakan dengan panorama non-kapitalis: tak ada gedung, semua properti dibuat dari bambu. Back to nature.

Azyumardi Azra (2018: 29) menegaskan, salah satu cara memberantas terorisme ialah menggunakan strategi ‘pencegahan semesta’. Saya menemukan strategi tersebut di Markas Deradikalisasi—pendekatan persuasif laik menjadi tren. Warga Negara, terutama umat Islam, yang terjerumus paham radikal, nanti bisa datang berekreasi (re-creation): menata ulang kreasi pikiran agar tak lagi keras.

BACA JUGA  Menakar Jebakan Isu Pemilu Curang dari Kelompok Ekstrem-Radikal

Meski demikian, hati-hati, mungkin adalah keharusan. Lokasi yang begitu luas, selain menyegarkan pikiran keras-sadis para teroris, juga berpotensi disalahgunakan menjadi tempat latihan perang teroris (i’dâd). Ustaz Haris dan para pengurus HWI pasti sudah memikirkan hal itu. Kita, tinggal menunggu, kelak dari markas ini, akan lahir pecinta tanah air dari kalangan mantan pembencinya.

Saya rasa, Markas Deradikalisasi adalah solusi untuk kita semua hari-hari ini. Tak hanya bagi sebagai markas sterilisasi teroris, mereka yang bikin gaduh republik harus berkunjung. Keindahan Indonesia hadir di Leuwi Pangaduan. Boleh jadi, setelah mengikuti kajian-kajian kebangsaan dan keislaman di sana, pikirannya menjadi jernih. Saya sempat terpikirkan: anggota FPI, semuanya, harus berkunjung ke sini.

Lereng bukit seluas 35 Hektar itu, kini sudah menjadi bagian, dari usaha penumpasan ideologi radikal. Harapannya, selain efektivitas, Markas Deradikalisasi tidak disalahgunakan. Waktu sudah petang, saya pun harus pulang. Saya memikirkan tentang radikalisme dan separatisme, juga ujung dari keduanya: terorisme, harus benar-benar dimusnahkan. Dan Markas Deradikalisasi menyediakan cara kekinian.

“Bagaimana kalau Habib Rizieq dan pengikutnya yang anarkis itu rekreasi ke sini?,” teman saya bertanya, sok serius. Ternyata Markas Deradikalisasi menyimpan keindahan.

Wallahu A’lam bi ash-Shawab…

Ahmad Khoiri
Ahmad Khoiri
Analis, Penulis

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru