31.7 C
Jakarta

Jawa Tengah Tangkal Radikalisme Melalui Seni Budaya

Artikel Trending

AkhbarDaerahJawa Tengah Tangkal Radikalisme Melalui Seni Budaya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan upaya menangkal radikalisme, di antaranya dengan langkah preventif dan langkah kuratif. Hal itu Ganjar sampaikan saat menjadi pembicara kunci dalam webinar ‘Penguatan Keluarga untuk Keluarga Berdaya Menangkal Radikalisme’ yang diselenggarakan Badan Kesbangpol dan TP PKK Jateng, Rabu (14/4/2021).

Ganjar menyebut langkah preventifnya yaitu dengan menanamkan jiwa nasionalisme, berpikiran terbuka dan toleran, waspada terhadap provokasi dan hasutan, berjejaring dalam komunitas positif dan perdamaian, serta menjalankan aktivitas keagamaan dengan toleran.

Ia menekankan pentingnya siswa untuk aktif pada kegiatan seni dan budaya, salah satunya melalui permainan atau dolanan tradisional. Kegiatan itu dinilai mampu menangkal radikalisme karena mereka akan mampu mengambil nilai keterbukaan satu sama lain, kepemimpinan, kerja sama, dan nilai penting lainnya.

Upaya menangkal radikalisme juga dilakukan secara kuratif, yakni memberikan pemahaman tentang bahaya dan dampak radikalisme, memberikan pemahaman tentang ajaran agama yang benar, serta menguatkan nilai-nilai nasionalisme, toleransi dan perdamaian. “Perdamaian, perdamaian, ada lagunya, lho,” celetuk Ganjar dengan nada jenaka.

BACA JUGA  Masyarakat Harus Berpatisipasi Aktif Cegah Bahaya Terorisme dan Radikalisme

Pemprov Jateng Terus Kikis Radikalisme di Media Sosial

Pentingnya bersikap bijak bermedia sosial juga diingatkan oleh Ganjar. Biasanya, di media sosial bermunculan ujaran yang ‘melenceng’. ”Kalau di medsos ada yang serem, kita beri contoh yang baik,” sambungnya.

Paham radikalisme semacam itu, lanjut Ganjar, biasanya bersliweran di media sosial. Kecenderungan mereka hanya peduli pada kelompok tertentu atau sekelompok kecil. Mereka selalu merasa paling benar sendiri, sedangkan pihak lain adalah salah.

“Ciri radikal itu fanatik, menganggap diri benar, yang lain salah, intoleran, tidak mau menerima perbedaan dan keyakinan orang lain, revolusioner ingin ada perubahan secara drastis. Tidak jarang ada kekerasan, eklusif atau memisahkan diri,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo mengajak orang tua untuk lebih memerhatikan lingkungan anaknya. Bahkan, ikut juga mendampingi anak saat mengoperasikan gawai (gadget). “Orang tua juga mendampingi saat anak memainkan gadget juga. Karena kita tidak tahu, anak kita browsing apa sejak pakai gadget. Supaya, anak-anak bisa memilih yang positif,” kata Atikoh.

Menurutnya, orang tua wajib membentengi keluarga dengan mengenalkan ajaran dan sikap yang benar serta menjadikan keluarga menjadi tempat yang nyaman. “Sehingga deteksi dini bisa lebih cepat kita lakukan,” tuturnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru