Masyarakat sepertinya melihat masjid masih sebagai tempat ibadah ritual semata. Akibatnya terjadi benturan antara protokol penanganan covid dan aktivitas masjid, karena masjid jadi tempat berkumpulnya masyarakat.
Alangkah bagus kalau institusi masjid jadi pusat perlawanan terhadap covid, misalnya pusat edukasi kesehatan masyarakat. Bukankah ini juga bentuk ibadah juga?
Takmir dan jamaah bisa saling berbagi panduan secara online, berbagi dukungan, bahkan hisa menjadi sarana saling bantu secara ekonomi. Tentu semua itu sangat bisa dilakukan dengan tetap mengindahkan prosedur keselamatan bersama.
Jadi masjid bukan sebagai tempat, tapi sebagai jaringan jamaah. Tidak berkumpul.
Kalau yang tahlil, bisa tahlil online. Atau tadarusan online. Kuliah keagamaan bisa pakai zoom atau sarana lain… tetap dalam lingkup jamaah masjid itu.
Misal ada jamaah yang kolaps secara ekonomi, jaringan jamaah bisa saling bantu.. dijalankan oleh takmir. Dan seterusnya dan seterusnya… saya yakin itulah esensi masjid, sebagai jaringan jamaah, bukan sebagai tempat saja.
dr. Alim, Direktur Institute of Disaster and Emergency Medicine (I-DEM)