26.1 C
Jakarta

Israel-Palestina dan Hilangnya Nilai-nilai Kemanusiaan

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanIsrael-Palestina dan Hilangnya Nilai-nilai Kemanusiaan
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Pada hari Ahad kemarin warga Negara Indonesia berkumpul di Palestina untuk mendoakan Palestina agar selamat dari serangan Israel. Puluhan ribu jiwa yang melayang sebab Palestina dibombardir oleh Israel, termasuk masyarakat sipil yang tidak tahu soal duduk perkara negara ini. Palestina hanya butuh kemerdekaan yang sesungguhnya.

Konflik Israel memang cukup rumit dibahas. Sebab, konflik ini sudah bersitegang sekian tahun yang lalu. Hingga perang sulit menemukan perdamaian. Seakan pertumpahan darah terus berlangsung, hingga saat ini. Sampai kapan konflik dan perang ini berakhir? Tidak tahu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah menawarkan titik temu, tapi tak digubris sama sekali oleh Israel.

Bangsa Israel atau yang biasa disebut dengan Yahudi termasuk manusia yang cukup menyebalkan. Empat Nabi umat Islam, antara lain, Nabi Musa, Yusuf, Isa, dan Nabi Muhammad SAW. mendapat perlakuan yang kurang elok dari kaum Yahudi ini. Mereka menyepelekan dan bahkan mengganggu dakwah para nabi ini. Sebab, mereka tidak ingin melihat orang lain di atas. Perasaan iri mencabik hati kecilnya, sehingga segala cara dilakukan untuk menghancurkan kejayaan seseorang.

Melihat perlakuan yang tidak manusiawi dari Israel terhadap warga Palestina, banyak cendekiawan yang menyuarakan kemerdekaan Palestina. Kemarin Anies Baswedan sudah mengajak ratusan ribu warga negara Indonesia untuk mendoakan kemerdekaan Palestina. Support yang diberikan warga negera merah putih ini akan menjadi penggerak Palestina bangkit.

Najwa Shihab, jurnalis senior kemarin juga hadir di Monas. Dia bilang, ”Saya di sini sebagai manusia, yang marah dan muak melihat penjajahan dan penderitaan yang dialami saudara-saudara kita di Palestina”. Pesan Najwa ini menegaskan tentang pentingnya menegakkan nilai-nilai kemanusiaan. Jika kita ini benar manusia, pasti hati kita merasakan kepedihan melihat warga Palestina dibantai habis.

BACA JUGA  Relevansi Islam Kontekstual di Tengah Kampanye Purifikasi: Perspektif Tafsir Al-Qur’an

Perang yang dilakukan Israel itu bukan pembelaan, tetapi penjajahan. Masih dibenarkan penjajahan itu berdiri di muka bumi ini? Saya pikir hanya orang yang tertutup hatinya yang mendukung penjajahan. Manusia itu pada dasarnya saling bersaudara. Jika begitu, pantaskah mereka menjajah saudaranya sendiri? Sungguh sangat biadab penjajahan itu mereka lakukan. Ke mana rasa kemanusiaan mereka terhadap saudaranya sendiri?

Persaudaraan yang semestinya dijaga dan para penjajah harus tahu adalah persaudaraan antar sesama manusia atau yang disebut dengan ”ukhwah basyariyah”. Persaudaraan ini tidak membedakan agama, keturunan, dan negara. Semua selagi manusia masih dianggap sebagai saudaranya sendiri. Saudara itu bagaikan sahabat sendiri, bahkan lebih dari itu. Quraish Shihab menyebutkan, ”Sahabat itu adalah Anda dalam sosok yang lain”.

Statemen Quraish Shihab tersebut menegaskan bahwa jangan sampai kita melukai hati sahabat kita, apalagi sampai menjajahnya. Mengganggu ketenangan sahabat kita termasuk perbuatan yang tidak terpuji. Hal ini penting disadari oleh Israel agar mereka menghentikan kejahatan yang mereka lakukan terhadap Palestina.[] Shallallahu ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru