Harakatuna.com. Gaza – Direktur Rumah Sakit (RS) Al-Awda Mohammed Salha menerangkan situasi di Gaza Utara terus memburuk akibat agresi dan pengepungan Tentara Pendudukan Israel yang terus berlangsung, sejumlah fasilitas kesehatan terancam berhenti beroperasi akibat kekurangan bahan bakar, obat-obatan dan tenaga medis, termasuk Rumah Sakit Al-Awda.
“Rumah Sakit Al-Awda terancam berhenti memberikan layanan sepenuhnya jika tidak diberikan obat-obatan, perlengkapan medis, dan bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan rumah sakit,” ujar Salha, Sabtu (2/11).
Salha mengatakan, RS Al-Awda kini hanya berfungsi sebagian namun masih harus menerima puluhan korban luka setiap hari. Rumah sakit tidak dapat menangani sejumlah besar kasus yang memerlukan perawatan kesehatan dan berbagai spesialisasi yang tidak tersedia di Gaza Utara.
“Kami menuntut WHO untuk membantu memasukkan obat-obatan, perlengkapan medis, dan bahan bakar ke Rumah Sakit Al-Awda sehingga kami dapat menyediakan layanan kesehatan bagi warga di Jalur Gaza Utara,” tambahnya.
Ia mengungkap, setelah penangkapan banyak dokter dari utara, terutama Kepala Departemen Bedah Rekonstruksi dan Ortopedi di Rumah Sakit Al-Awda, ia mendesak WHO segera mengoordinasikan masuknya misi medis ke Rumah Sakit Al-Awda.
“Situasi di Jalur Gaza Utara sangat buruk dan membutuhkan semua orang merdeka di dunia untuk menghentikan perang genosida di Jalur Gaza Utara,” tegasnya.
Situasi di Gaza Utara saat ini sangat mengerikan. Daerah tersebut telah dikepung selama hampir sebulan, tidak mendapatkan bantuan dasar dan pasokan penyelamat sementara pemboman dan serangan lainnya terus berlanjut. Hanya dalam beberapa hari terakhir, ratusan warga Palestina terbunuh, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan ribuan orang sekali lagi mengungsi secara paksa.