30.1 C
Jakarta

Israel Cegah Corona dengan Teknologi Anti-Terorisme

Artikel Trending

AkhbarInternasionalIsrael Cegah Corona dengan Teknologi Anti-Terorisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Tel Aviv – Pemerintah Israel telah menyepakati penggunaan teknologi pelacakan untuk medeteksi lalu cegah Corona virus. Pemerintah akan mengonfirmasi individu terjangkit virus korona covid-19. Pasalnya, teknologi ini dibuat untuk membantu operasi anti-terorisme di Israel.

Seluruh jajaran kabinet bersepakat untuk menggunakan Teknologi Anti-Terorisme sebagai alat  cegah virus corona. Kesepakatan ini diambil pada Selasa 17 Maret 2020 pagi waktu setempat.

Wacana penggunaan teknologi pelacakan individu ini pertama kali disinggung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Pihaknya mengatakan otoritas Israel akan menggunakan data untuk menginformasikan warga yang terjangkit corona.

Dikutip dari Guardian, teknologi tersebut juga akan digunakan petugas untuk menegakkan perintah karantina di kalangan warga Israel.

Berbicara dalam sebuah tayangan di televisi pada Senin malam, PM Netanyahu mengatakan pengawasan secara siber ini akan berlangsung selama 30 hari.

“Israel adalah negara demokrasi, dan kita harus menjaga keseimbangan antara hak-hak sipil dan kebutuhan publik,” tutur PM Netanyahu. “Teknologi ini akan sangat membantu petugas dalam mendeteksi orang sakit dan menghentikan penyebaran virus,” sambungnya.

BACA JUGA  Biden, Emir Qatar Sepakat Pelepasan Sandera Kunci Gencatan Senjata di Gaza

Dengan menggunakan status darurat, PM Netanyahu meloloskan penggunaan teknologi ini tanpa perlu mendapat persetujuan Knesset, parlemen Israel.

Shin Bet, sebuah badan keamanan internal Israel, mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang memeriksa kapabilitas teknologi anti-terorisme untuk memerangi virus korona atas permintaan PM Netanyahu dan Kementerian Kesehatan.

Selain mengenai teknologi anti-terorisme, PM Netanyahu juga mengumumkan bahwa sejumlah pusat perbelanjaan, hotel, restoran, dan bioskop di Israel harus ditutup selama pandemi korona. Penutupan telah dilakukan sejak Minggu 15 Maret.

Ia mengimbau semua pegawai di Israel untuk tidak pergi ke kantor kecuali jika memang diperlukan. Layanan-layanan vital, seperti apotek, supermarket, dan bank, akan diizinkan untuk tetap beroperasi di seantero Israel.

Universitas Johns Hopkins mencatat total kasus covid-19 di Israel hingga Selasa ini mencapai 298 tanpa adanya kematian dengan empat pasien telah dinyatakan sembuh.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru