Harakatuna.com – Isra Mikraj secara teologis dianggap sebagai peristiwa spiritual yang menekankan kedekatan manusia dengan Allah, serta nilai-nilai perdamaian dan persatuan umat. Namun, dalam konteks tertentu, konsep Isra Mikraj ini kadang disalahgunakan oleh kelompok tertentu untuk membenarkan tindakan radikal.
Misalnya, kelompok radikal memanfaatkan Isra Mikraj, termasuk narasi seputar perjuangan Nabi Muhammad SAW, untuk membenarkan agenda politik atau ideologi mereka. Padahal, inti dari ajaran Islam, seperti yang tercermin dalam Isra Mikraj, adalah tentang kedamaian, kasih sayang, dan keadilan.
Menurut saya, fenomena ini terjadi ketika ada pemahaman agama yang dangkal atau parsial. Pemahaman agama yang dangkal atau parsial merujuk pada interpretasi ajaran agama yang tidak utuh. Para aktivis radikal sering kali hanya mengambil sebagian kecil dari teks atau konsep agama tanpa memperhatikan konteks keseluruhan, tujuan, atau esensi sebenarnya.
Pemahaman semacam ini sering kali menjadi akar munculnya radikalisme dan tindakan yang menyimpang dari ajaran agama yang sebenarnya. Radikalisasi yang terjadi dalam konteks peringatan Isra Mikraj adalah sesuatu yang sangat menyedihkan dan bertentangan dengan nilai-nilai fundamental dari Islam dan peristiwa Isra Mikraj itu sendiri.
Faktor Utama
Apa yang menjadi faktor utama mengapa terorisme bisa terjadi di momen keagamaan Isra Mikraj? Bagaimana masyarakat bisa mencegah penyalahgunaan ajaran agama tersebut?
Saya menduga, ada beberapa alasan mengapa radikalisme terjadi saat peringatan Isra Mikraj. Di antaranya adalah pemahaman parsial yang sudah disebutkan di atas. Kelompok radikal selalu menelan mentah-mentah ajaran agama dari amir dan ustaznya, sekadar untuk menuruti nafsu serakah. Padahal, hal demikian menjadikan mereka dan agamanya sendiri tercerabut dari esensi agama yang moderat.
Alasan lainnya adalah terjadinya penyalahgunaan ajaran agama. Sudah banyak contoh yang bisa kita lihat secara seksama bahwa kelompok radikal sering kali memanfaatkan simbol-simbol agama untuk membenarkan tindakan mereka, meskipun bertentangan dengan ajaran Islam yang damai.
Mereka mencoba melakukan aksi teror saat peringatan agama yang bertujuan untuk menarik perhatian dan menciptakan ketakutan di masyarakat. Dengan cara ini, mereka mencoba melakukan propaganda politik dengan konflik sosial yang sudah dibungkus dengan narasi keagamaan tersebut. Padahal, hal tersebut sangat bertentangan dengan konsep keagamaan seperti Isra Mikraj.
Dalam berbagai literatur, Islam melarang keras pembunuhan atau tindakan yang merugikan orang lain tanpa alasan yang sah. Dalam Al-Qur’an (QS. Al-Maidah: 32), disebutkan bahwa membunuh satu jiwa sama dengan membunuh seluruh manusia.
Isra Mikraj juga mengajarkan perdamaian dan kesatuan. Perlu diingat, dalam perjalanan Isra Mikraj, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para nabi terdahulu, yang menunjukkan kesinambungan misi para utusan Allah untuk membawa rahmat dan perdamaian bagi umat manusia. Hal ini mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang menghormati keberagaman dan menjunjung tinggi perdamaian, bukan kekerasan atau permusuhan.
Isra Mikraj sebagai Perisai
Jika nilai-nilai inti yang terkandung di dalam Isra Mikraj di atas dipahami dan diterapkan secara benar, Isra Mikraj dapat dijadikan sebagai perisai spiritual melawan radikalisme dan terorisme. Isra Mikraj adalah peristiwa yang membawa pesan-pesan universal tentang perdamaian, spiritualitas, dan tanggung jawab sosial.
Isra Mikraj dapat berperan dalam menangkal radikalisme dan terorisme. Ini bisa diraih manakala Isra Mikraj dipahami sebagai tanggung jawab sosial dan keadilan. Ajaran Islam mengutuk tindakan zalim, termasuk terorisme, yang merugikan orang lain. Dengan memahami Isra Mikraj dengan baik dan tidak parsial, umat Islam diingatkan untuk berdiri di pihak keadilan dan menolak segala bentuk ketidakadilan, termasuk yang dilakukan atas nama agama.
Peristiwa Isra Mikraj menegaskan bahwa Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Ajaran ini bertolak belakang dengan ideologi radikalisme yang sering kali mengabaikan nilai-nilai kasih sayang dan rahmat. Sayangnya, masih ada salah tafsir tentang Isra Mikraj sehingga menjadi akar radikalisme. Bagi saya, Isra Mikraj memberikan pelajaran penting tentang mendalami agama dengan benar. Dengan mempelajari Isra Mikraj secara mendalam, kita dapat menambah ilmu dan hikmah, sehingga tidak mudah terprovokasi oleh ideologi ekstrem yang membajak ajaran Islam. Itu.