28.9 C
Jakarta
Array

Islam vs Persia, Inilah Kekalahan Pertama yang Diderita Pihak Islam

Artikel Trending

Islam vs Persia, Inilah Kekalahan Pertama yang Diderita Pihak Islam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Atas titah Khalifah Abu Bakar, pada 634 M (13 H), panglima Khalid dan sebagian pasukannya bertolak dari kerajaan Hirah, meninggalkan wilayah-wilayah Arab-Irak untuk membantu pasukan muslim yang tengah menaklukkan Suriah.

Pada saat itu, keadaan di Hirah dan sekitar perbatasan memang terbilang aman, dan kepemimpinan pasukan pun untuk sementara dise-rahkan kepada Mutsanna ibn Haritsah. Kepergian Khalid menuju Suriah tampaknya dipandang pihak Persia sebagai kesempatan untuk merebut kembali daerah sawad (tanah subur) Arab-Irak dari pihak Islam.

Kisra Persia, Yazdgerd III, menunjuk Rustam, seorang Argabadz, panglima militer tertinggi yang masih keturunan keluarga kekaisaran, untuk mempersiapkan penyerbuan. Selang beberapa waktu, Rustam telah mengumpulkan pasukan tempur bersenjata lengkap, dengan tentara berkuda dan berbaju baja, juga gajah yang dirangkapi besi zirah.

Melihat persiapan besar itu, Mutsanna meminta bala bantuan dari ibukota. Di Madinah, saat itu Abu Bakar telah wafat dan tonggak kekhalifahan ada pada Umar. Khalifah Umar lalu mengirimkan sebanyak 4.000 pasukan bantuan yang dipimpin Abu Ubaidah ibn Mas`ud al-Tsaqafi. Mereka lalu bergabung dengan pasukan Mutsanna di benteng pertahanan Hirah.

Hingga pada akhir 634 M, kedua pasukan pun berhadap-ha-dapan di lembah Eufrat, di dekat Hirah. Pasukan Persia dipim-pin Rustam, pasukan muslim dipimpin Abu Ubaidah. Di antara kedua pasukan itu terbentang anak sungai dengan jembatan (al-jisr) tua yang biasa digunakan oleh penduduk sekitar Hirah untuk menyeberang menuju ladang. Pertempuran pun pecah di atas jembatan tua itu.

Pasukan Islam yang diperkuat oleh pertahanan pemanah tak bisa berbuat apa-apa ketika pertahanan depan pasukan Persia adalah para penunggang gajah. Sementara garda depan pasukan Islam menghujani pihak Persia dengan anak panah, garda depan pasukan gajah Persia terus melaju dan melindas barisan depan pasukan Islam. Abu Ubaidah sendiri dengan segenap kekuatan berusaha melawan gajah-gajah itu, dengan menombak tubuh atau dengan memotong belalainya.

Tapi malang, semakin dilawan, gajah-gajah itu semakin mengamuk, dan Abu Ubaidah pun wafat terinjak-injak oleh seekor gajah yang tengah dilawannya. Saat mengetahui panglima mereka wafat, pasukan Islam menjadi guncang. Di satu sisi, korban dari pasukan Islam sudah sangat banyak. Mutsanna, sang wakil panglima, segera me-merintahkan sebagian sisa pasukan agar meruntuhkan jembatan tua itu untuk menghentikan laju pasukan Persia.

Jembatan itu pun roboh. Puluhan pasukan di atasnya berjatuhan dan tenggelam. Pasukan Persia menghentikan pertempuran, pasukan Islam mundur menuju Ain Tamar, dan sisanya menuju Madinah. Inilah kekalahan pertama yang diderita pihak Islam dalam serangkaian pertempuran dengan pihak Persia. [n]

Sumber: Kisah Hidup Umar ibn Khattab/Penulis: Mustafa Murrad/Penerbit: Zaman,2007.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru