27.9 C
Jakarta

Islam Tidak Disebarkan dengan Amarah

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanIslam Tidak Disebarkan dengan Amarah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad Saw. dengan dakwah yang santun, bukan dengan amarah. Islam diterima pun oleh umat Nabi dengan hati yang terbuka, bukan dengan terpaksa.

Islam mengalami perkembangan yang pesat dan menggapai titik keberhasilan pada masa Nabi. Nabi mampu menghadirkan dakwah yang menggugah hati orang lain, sehingga mereka berbondong-bondong masuk agama Islam.

Nabi selalu menjaga lisan dan tangan dalam berdakwah. Dengan lisannya Nabi menyampaikan pesan-pesan Islam yang santun. Dengan tangannya Nabi tidak gampang main fisik.

Pentingnya menjaga tangan dan lisan dalam berdakwah dengan amarah, Nabi berpesan: “Muslim yang baik itu mereka yang mampu menjaga tangan dan lisan menyakiti orang lain.”

Habib Ahmad bin Novel Jindan berpesan pula, hendaknya menyingkirkan ego yang tidak terkontrol akal yang sehat, sehingga berpotensi memecah belah. Hindari juga mencaci sesama, sekalipun pernah salah.

Pesan tersebut secara tidak langsung menegaskan, mencaci dan membenci sesama itu tidak diperbolehkan. Karena, itu perbuatan setan. Setan selalu bersikeras menutup akal sehat seseorang berpikir terbuka dalam memberikan keputusan.

BACA JUGA  Dari Nonis Berburu Takjil Hingga Jihad Melawan Radikalisme

Alasan sederhana tidak diperbolehkan saling mencaci, walaupun salah satu keliru, adalah semua manusia itu bersaudara. Sayyidina Ali bin Abi Thalib menegaskan, jika kamu bertemu dengan seseorang, jika dia bukan saudaramu seagama, maka dia saudaramu sekemanusiaan.

Saudara itu bisa jadi bersifat biologis dan bisa jadi bersifat ideologis. Saudara biologis jelas sedarah yang sama-sama terlahir dari seorang ibu, sedangkan saudara ideologis mencakup semua manusia dan persaudaraan semacam ini disebut “ukhwah basyariyah“.

Sebagai penutup, mari jadi muslim yang baik. Muslim yang menjaga lisan dan tangannya dari melakukan sesuatu yang tidak baik. Syukuri lisan dengan kata-kata yang menggugah hati, bukan provokasi dan amarah. Dan, syukuri tangan dengan membantu mereka yang membutuhkan.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru