26.1 C
Jakarta
Array

Islam Moderat; Solusi Islam Damai di Indonesia

Artikel Trending

Islam Moderat; Solusi Islam Damai di Indonesia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Hubungan antar umat beragama di Indonesia tampaknya mengalami cobaan dan ujian berat beberapa tahun terakhir. Sebenarnya ujian ini sudah berlangsung sejak lama, tapi masih dalam lingkup lokal dan masih bisa diatasi oleh pemerintah dan masyararakat. Akan tetapi kalau kita amati, hal tersebut masih akan berlangsung cukup lama. Berdasarkan analisa penulis, ini mulai mencuat dari kasus penistaan agama yang dilakukan oleh saudara terdakwa calon gubernur Jakarta saudara Basuki Tjahaja Purnama. Jauh sekali dari nuansa Islam moderat.

Belum lagi kasus ini selesai, ditambah lagi tuduhan terhadap ketua FPI, Habib Muhammad Rizieq Shihab. Ia dilaporkan oleh aliansi pemuda Katolik karena dianggap telah menistakanan agama Kristen dan Katolik. Padahal sebenarnya ada agenda politik lain di balik semua kejadian itu. Namun begitu jika hal ini terus berlangsung dan tanpa adanya pencegahan dari pemerintah dan segenap masyarakat dan bangsa Indonesia dikwatirkan akan menggangu kehidupan beragama di Indonesia.

Mungkinkah Kedamaian Bersemi?

Memulihkan hubungan yang semula tampak harmonis dan kemudian mengalami keretakan, bukanlah hal yang mudah. Namun masa depan kita bergantung dari kemampuan pemulihan hubungan tersebut. Kegagalan dalam hal ini dapat mengakibatkan terancamnya hubungan keberagaman yang sudah tercipta di Indonesia. Dan juga terpecah belahnya kita sebagai bangsa yang besar.

Oleh karena itu, mau tidak mau kita harus mengerahkan kemampuan sekuat tenaga untuk mewujudkan pemulihan hubungan antarumat beragama itu. Kita harus terlebih dahulu memahami sebab-sebab paling dasar dari retaknya hubungan. Juga sisi-sisi multidimensional dari kemelut yang dihadapi. Tanpa mengetahui penyakitnya, tentu tak akan ditemukan obatnya, dan penyembuhan tidak akan dilakukan.

Penulis akui langkah-langkah yang diambil pemerintah sudah cukup baik untuk mengantisipasi terpecah umat beragama di Indonesia. Mulai dari langkah konsolidasi yang dilakukan presiden dengan menemui berbagai ormas keagamaan untuk bersama-sama menjaga keutuhan bangsa. Kita sebagai warga Negara Indonesia yang beragam agama dan etnis harus mempunyai rasa saling mengerti dan memiliki terhadap keragaman tersebut.

Jika kita tak mempunyai rasa memiliki “keindonesiaan” atau dengan bahasa lain “kebhinekaan” dan hanya mengedepankan rasa pengertian saja tanpa adanya rasa saling memiliki ini adalah pondasi keagamaan yang lemah seperti yang dikatakan KH Abdurrahman Wahid pola hubungan “harmonis” seperti itu, dengan sendirinya tidak memiliki daya tahan yang ampuh terhadap berbagai tekanan yang datang dari perkembangan politik, ekonomi, dan budaya. Kerukunan yang ada hanyalah kondisi yang rapuh.

Islam Moderat

Oleh karena itu kita harus mengembangkan rasa saling pengertian yang tulus dan berkelanjutan, kita hanya akan mampu menjadi bangsa yang kukuh kalau antar umat beragama saling mengerti satu sama lain, bukan hanya saling menghormati, yang diperlukan adalah rasa saling memiliki (sense of belonging), bukan hanya saling bertenggang rasa satu terhadap yang lain.

Dari sini penulis dapat menginduksikan bahwa pondasi dasar untuk islam damai dan menjaga keberagaman umat beragama di Indonesia adalah mengembangkan sikap saling pengertian yang tulus dan berkelanjutan serta adanya rasa saling memiliki satu sama yang lain. Ada banyak hal yang menyebabkan dan mengancam islam damai di Indonesia, sebelum penulis memberikan upaya dan solusi untuk menjaga Islam damai di Indonesia yang sudah berlangsung berabad-abad sejak Islam datang ke Indonseia yang diajarkan oleh Wali Sembilan “Walisongo”.

Wajah Islam yang disampaikan oleh para Wali Sembilan adalah wajah Islam yang damai, toleran dan selalu menghindari perpecahan. Hal ini terbukti dari beberapa langkah wali sembilan dalam menyebarkan islam di Indonesia ketika kerajaan hindu di bawah majapahit masih berkuasa maka islam datang bukan dengan cara perang tapi dengan pendekatan budaya dan sikap toleransi dan pada akhirnya ajaran Islam lebih diterima dibandingkan ajaran hindu.

Dengan diterimanya ajaran islam dikalangan raja majapahit maka Islam menyebar cepat keseluruh Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagai contoh lagi adalah upaya damai dan akulturasi yang dilakukan oleh sunan kudus ketika datang didaerah Kudus. Di sana beliau melihat bahwa masyarakat Hindu masih dominan dan mereka mensucikan hewan sapi.

Moderat; Islam Damai

Melihat hal seperti ini beliau tidak secara langsung menentang keadaan masyarakat kudus pada waktu itu, tapi ia mencoba mengislamkan masyarakat kudus dengan cara akulturasi yaitu dengan membangun masjid yang masih sangat kental dengan ornament hindu, dan beliau juga mengharamkan sapi untuk menarik simpati masyarakat kudus, padahal sapi dalam agama Islam adalah hewan yang halal untuk dimakan. Ini adalah contoh bahwasanya islam datang ke Indonesia dengan cara damai dan selalu menghindari perpecahan masyarakat.

Islam yang diajarkan dan disebarkan oleh para Wali Sembilan adalan Islam ahlus sunah wal jama’ah. Islam yang bisa melekat dengan kebudayaan masyarakat, maksudnya adalah ajaran Islam memberikan ruh terhadap kebudayaan masyaraat, bukan Islam yang bercampur lebur dengan kebudayaan masyarakat, ini artinya islam menjadi inti dan ruh dari segala kebudayaan.

Islam yang diajarkan oleh wali sembilan ini islam ahlus sunah wal jama’ah kemudian menjadi identitas masyarakat islam di Indonesia. Islam ahlus sunah wal jamaah melekat erat dengan perilaku dan segala aspek kehidupan masyarakat. Hal ini pula didukung oleh beberapa kerajaan Islam di Indonesia dimulai dari kerajaan Pasai, Demak sampai pada kerajaan Mataram. Islam ahlus sunah wal Jama’ah menjadi identitas khusus islam di Indonesia, hal ini menjadikan islam ahlus sunah wal Jama’ah semakin kuat di Indonesia.

Selama itu pula, dengan berpegang teguh pada ajaran Islam ahlus sunah wal jama’ah, Indonesia dikenal sebagai Negara Islam yang toleran, moderat dan cinta akan perdamaian, hal ini menjadikan Islam Indonesia menjadi kiblat Islam Moderat dan Islam rahmatan lil‟alamin di seluruh dunia. Wajah Islam Indonesia yang moderat ini kemudian ditahun 2016 oleh organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdhatul Ulama dinamakan Islam Nusantara.

 

Khalwani, Penulis Asal Demak yang sedang menyelesaikan Program Studi Islam Nusantara di UNUSIA Jakarta.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru