26.1 C
Jakarta

Adab Sebagai Muslim Saat Hadapi Fenomena Hujan Deras

Artikel Trending

Asas-asas IslamSyariahAdab Sebagai Muslim Saat Hadapi Fenomena Hujan Deras
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Berbicara tentang hujan sebenarnya bagian dari ilmu pengetahuan alam. Namun salah besar jika ada yang menganggap gejala alam dan ilmu yang meliputinya tidak ada kaitannya dengan agama. Islam sangat terbuka terhadap segala macam ilmu termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan alam. Untuk itu, Islam menganjurkan setiap muslim agar tidak melupakan peran penting doa dalam hal apapun.

Hujan seringkali diartikan sebagai ancaman bagi kelangsungan kegiatan sehari-hari. Namun tidak jarang juga menjadi berkah bagi manusia yang tahu diri (lihat QS Qaf [50]: 9). Memang baginda Rasulullah saw mengakui adanya manfaat dan madarat pada hujan. Ini terlihat dalam untaian doa yang diajarkannya:

اللهم سُقْيَا رَحْمَةٍ لَا سُقْيَا عَذَابٍ وَلَا بَلَاءٍ وَلَا هَدْمٍ وَلَا غَرَقٍ اللهم عَلَى الظِّرَابِ وَمنَابِ الشَّجَرِ اللهم حَوَالَيْنَا لَا عَلَيْنَا

Ya Allah mudah-mudahan menjadi hujan rahmat bukan hujan azab, musibah, kerusakan maupun yang menenggelamkan. Ya Allah (manfaatkan hujan) bagi bukit dan pepohonan. Ya Allah siramilah (apapun) yang ada di sekeliling kami. Janganlah (Engkau jadikan hujan) madarat bagi kami.

Memang segala sesuatu itu pasti mempunyai sisi manfaat dan sisi madarat salah satunya adalah air dan api. Jika jumlahnya kecil dan sesuai kebutuhan maka akan bermanfaat. Namun jika jumlahnya besar dan melampaui batas makan menjadi musibah.

Islam sebagai agama yang mencintai alam pastinya memandang hujan sebagai sesuatu yang sangat istimewa. Berikut di antara bukti-bukti keistimewaannya dalam agama Islam.

  1. Hujan sebagai bentuk rahmat

Sebagaimana doa Nabi saw di atas, hujan merupakan sebuah rahmat. Sisi kerahmatan hujan mampu meliputi bagi siapapun yang mau berdoa. Sebab doa ketika hujan adalah doa yang mustajab karena hujan adalah rahmat dari Sang Maha Rahmat.

BACA JUGA  Apakah Fakir Miskin Wajib Mengeluarkan Zakat Fitrah?

2. Hujan sebagai hadiah dan bukti pengampunan

Hujan menjadi sebuah simbol bukti pengampunan tuhan bagi siapapun yang memohon ampun kepada Sang Pemangku Alam. Sehingga Allah swt mengirimkan hadiah dan rezeki berupa hujan kepada mereka (lihat QS Nuh [71]: 10-11)

3. Hujan sebagai air mensucikan

Sudah masyhur kiranya air hujan dapat menjadi sarana bersuci (lihat QS al-Furqan [25]: 48.

4. Hujan sebagai air menghidupkan

Ini bisa ditadabburi dari QS al-Baqarah [2]: 164.

5. Hujan lebat menjadi dispensasi shalat jamaah di masjid

Dispensasi yang dimaksud di sini adalah menjadi sebuah uzur syar’i. Dengan catatan hujan yang sedang turun sangatlah lebat sehingga dikhawatirkan membuat badan basah kuyup.

6. Hujan lebat menjadi sebab bolehnya menggabung (jamak) shalat

Ini juga merupakan bentuk dispensai. Namun syarat dan ketentuan berlaku sebagaimana termuat dalam hukum Islam (baca: fikih).

7. Menjadikan shalat khusus (baca: istisqa) sebagai sarana memintanya

Saking pentingnya hujan, ada cara dan ritual khusus untuk meminta turunnya hujan yang sudah lama tidak mengguyur suatu daerah.

8. Al-Quran secara khusus menceritakan proses hujan

Ini bisa dilihat dalam QS al-Nur [24]: 43.

Ini semua hanyalah sekelumit keistimewaan hujan dalam kaca mata Islam. sebenarnya masih banyak keistimewan yang lainnya. Semoga hujan yang mengguyur kita menjadi hujan rahmat. Âmîn []

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru