31.3 C
Jakarta
Array

Islam Agama Moderat, Bukan Radikal

Artikel Trending

Islam Agama Moderat, Bukan Radikal
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj menegaskan di hadapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahwa Islam merupakan agama moderat (wasatiyah), bukan agama yang radikal dan ekstrem.

“Kita harus jaga wasatiyatul islam. Islam tuh agama moderat, bukan agama radikal, bukan agama ekstrem,” kata Kiai Said saat buka puasa bersama dengan Anies Baswedan di Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Cipedak, Jakagarsa, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (1/6) petang.

Menurut Kiai Said, Islam sebagai agama moderat telah disepakati oleh ulama-ulama di dunia dan organisasi-organisasi Islam di Indonesia, seperti NU, Muhammadiyah, Al-Wasliyah, Al-Irsyad, dan Persatuan Islam (Persis).

Oleh karena itu dalam kesempatan ini, Kiai Said menyatakan, para ulama dan pesantren siap bersama-sama dengan pemerintah DKI mengawal Islam moderat di Jakarta.

Di antara caranya, ialah dengan membersihkan masjid-masjid dari khatib yang dalam khatbahnya berisi ujaran kebencian dan provokasi. Sebab, sambungnya, jika isi khutbah berisi ujaran kebencian dan provokasi, maka jamaah setelah shalat menunaikan shalat jumat bukan lebih mendekatkan diri kepada Allah, melainkan dalam dirinya timbul rasa benci.

Menurutnya, Al-Qur’an sendiri menyatakan bahwa Islam merupakan agama moderat. Hal itu dapat dilihat dalam Surat Al-Baqarah ayat 143.

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ

Artinya: “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

“Kami NU dan pesantren-pesantren siap bersama Pak Gubernur mengawal DKI ini (agar bersih) dari gerakan-gerakan radikalisme yang menyimpang dari Islam yang sebenarnya,” ucapnya.

Sementara Anies Baswedan menyatakan bahwa penyataan Kiai Said merupakan kenyataan yang sekarang ini menjadi tantangan bangsa Indonesia agar terus menjaga persatuan, sehingga menjadi contoh bagi negara-negara Islam di belahan dunia.

Menurut Anies, walau pun Indonesia negara yang di dalamnya penuh dengan keberagaman, tapi umat Islam mampu menjaga keutuhan NKRI.

“Betapa negeri yang luar biasa beragam karena mampu menjaga keutuhan negeri ini. Dan umat Islam adalah lemnya persatuan yang ada di sini karena ini yang menjaga dan kita sama-sama harus pertahankan,” ucapnya.

Anis mengatakan, di berbagai belahan dunia, perselisihan terjadi seperti tak mengenal batas. Namun Indonesia, sambungnya, memiliki kemampuan mengetahui ambang batas sehingga perselisihan bisa berhenti.

Hadir sejumlah pimpinan PBNU, seperti Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani, H Hanief Saha Ghafur, H Marsudi Syuhud, Sekretaris Jenderal PBNU H Helmy Faishal Zaini, dan Bendahara PBNU H Ing Bina Suhendra

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru