Ironi Khotib Jum’at dan Sopir Bus
Oleh: Abd. Azis Tata Pangarsa*
Saya pernah membaca sebuah tulisan dari seorang sahabat di sebuah majalah kampus beberapa tahun yang lalu, yang berisi tentang kisah seorang Khotib Jum’at dan Sopir bus saat berada di alam akhirat untuk ditimbang amal baik dan amal buruknya selama di dunia. Berikut ini kisahnya, dengan gaya bahasa saya sendiri.
Alkisah ada seorang Khotib dan seorang Sopir bus yang sedang antri menunggu giliran untuk dihisab amal baik dan buruknya selama hidup di dunia dan terjadilah. Lalu tibalah giliran Mereka berdua menghadap Malaikat.
“Wahai Sopir Bus dan Khotib, silahkan engkau melewati jalan ini untuk menuju ke Surga. Tapi sebentar-sebentar, khusus untuk Khotib stop dulu, berhenti dulu!!!”, Teriak Malaikat kepada Khotib sambil menghalangi jalan Sang Khotib yang sudah mulai berjalan menuju ke Surga.
Khotib berkata, “Wahai..Malikat…, kenapa engkau menghalangi jalanku untuk masuk ke dalam Surga?, cepat minggir saya akan lewat!!!!! Biarkan saya menikmati hai kku, sebaghasil ibadahku selama di dunia dengan merengkuh kebahagiaan abadi di Surga bersama bidadari-bidadari yang cantik jelita, lemah gemulai dan selalu perawan serta meminum minuman yang menyegarkan dari sungai-sungai yang mengalirkan berbagai minuman tanpa pernah surut.
Malaikat berkata, “Wahai Khotib Jum’at…., maaf yaa…, ada sedikit kesalahan. Setelah ditimbang-timbang antara amalan ibadahmu dengan dosamu selama hidup di dunia, ternyata lebih banyak dosa yang telah engkau perbuat. Jadi engkau harus aku masukkan ke Neraka, sebagai konsekuensi dari itu semua.”
Khotib bertanya, “Apa salah dan dosaku wahai Malaikat? Hingga engkau akan memasukkan saya ke Neraka?”
Malaikat pun menjawab, “Ternyata setelah diputar rekaman hidupmu di dunia, engkau sering kali membuat jamaah Sholat Jum’at marah dan sebal ketika engkau menjadi Khotib. Engkau sering berkhotbah terlalu lama, sehingga sebagian jamaah yang mesti segera bekerja dan menjalankan aktivitas yang lain jadi gagal dan terbengkalai.
Bahkan sebagian jamaahmu malah berkata kotor, gara-gara khutbahmu yang terlalu lama. Selain itu Engkau sering menghujat orang-orang yang tidak sependapat denganmu dengan sebutan kafir dan munafik. Padahal itu hanya perbedaan penafsiran saja. Engkau juga menggunakan Masjid dan khutbahmu sebagai ajang kampanye.”
“Lalu kenapa Sopir Bus yang ketika hidup di dunia, saya ketahui justru sering mengemudikan busnya dengan ngebut dan ugal-ugalan yang membahayakan penumpangnya itu malah Engkau persilahkan masuk ke dalam Surga?”, tanya Khotib pada Malaikat.
Malaikat pun menjawab, “Tahukah Engkau, dengan perantaraan Sopir Bus yang ngebut dan ugal-ugalan itu, justru membuat banyak penumpang bus berdzikir kepada Allah, menyebut nama Allah berkali-kali, mengucapkan kalimah thoyyibah dan kalimah syahadat tak henti-henti, karena mereka takut terjadi kecelakaan dan mati.
Para penumpang berdoa agar tidak terjadi kecelakaan seraya mengharapkan keselamatan dan syafaat dari Allah, selama naik bus. Dan itu semua berkat Sopir bus yang ngebut dan ugal-ugalan itu. Hal itulah yang membuatnya berhak masuk ke dalam Surga.”
*Penulis adalah kandidat doktor di UIN Malang