Harakatuna.com. Jakarta. Agar misi terorisme tetap berjalan maka dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Analyst Digital Forensic Roby Alamsyah menjelaskan salah satu sumber dana yang digunakan para teroris adalah dengan melakukan pencurian bank.
Ruby memaparkan, pencurian tersebut bermodus skimming dan tergabung dalam jaringan internasional.
Agar kegiatan terorisme tetap berjalan mereka mencari dana dengan melakukan peretasan dan pencurian uang nasabah perbankan. Uang tersebut yang nantinya akan digunakan untuk biaya operasional mereka.
Roby mengungkapkan, sindikat bermodus skimming ini memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang sangat rapi. Mulai dari buku panduan hingga alat-alat perlengkapannya.
“Jaringan biasanya punya SOP yang sangat rapi sekali, mulai dari perekrutan, menjalankan tugas hingga pembagian fee kepada pelaku operasional semuanya terstruktur,” kata Roby dilansir dari detikFinance (14/3).
Salah satu negara yang menjadi sasaran pembobolan rekening nasabah bank adalah Indonesia. Yang mana hingga kini kejahatan tersebut belum pernah tertangkap, sehingga membentuk suatu celah bagi para sindikat untuk tetap kembali melakukan praktiknya.
Aktor-aktor tersebut berasal dari Ukraina, Bulgaria, dan Rusia. Sedangkan orang Indonesia hanya bertugas sebagai kaki tangan mereka.
“Untuk menghentikan ini ya harus ditangkap dalangnya. Agar kegiatan bisa dihentikan,” ujarnya.
Sumber: detikFinance