Harakatuna.com – Melihat seseorang dari sudut pandang ilmu agama itu sangat luas dimensinya. Misal dari sudut pandang ilmu fikih, orang yang dikatakan lemah atau yang dalam bahasa agama disebut mustadh’afin adalah mereka-mereka yang tergolong fakir, miskin, orang yang banyak hutang, dan lain sebagainya. Dan misal dari sudut pandang ilmu tasawuf, orang yang paling lemah dalam pandangan agama adalah mereka-mereka yang tidak pernah berdoa kepada Allah.
Nabi Muhammad dalam sebuah hadisnya menjelaskan bahwa orang yang paling lemah adalah mereka-mereka yang tidak pernah berdoa kepada Allah.
أَعْجَزُ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ عَنِ الدُّعَاءِ وَأَبْخَلُهُمْ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلاَمِ
Artinya: “Manusia paling lemah adalah orang yang paling malas berdoa (kepada Allah). Dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil memberi salam.”
Dan berikut beberapa sebab kenapa orang yang tidak pernah berdoa kepada Allah dianggap orang yang paling lemah dalam sudut pandang agama.
Pertama, doa sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi Muhammad adalah senjatanya orang yang beriman. Orang yang memiliki senjata tentu akan menjadi kuat dan orang yang tidak memiliki senjata tentunya akan menjadi lemah.
الدُّعَاءُ سِلاَحُ المُؤْمِنِ وَعِمَادُ الدِّيْنِ وَنُوْرُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ
Artinya: “Doa adalah senjata kaum mukminin dan merupakan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi.”
Kedua, doa adalah benda paling mulia dan paling berharganya bagi seorang muslim. Orang yang tidak memiliki benda berharga dalam hidupnya tentu hidupnya akan menjadi lemah. Sebagaimana contoh anggaplah rumah dan emas adalah benda yang paling berharga di dunia. Tentu orang yang memiliki banyak rumah dan emas akan menjadi orang yang kuat di dunia. Terkait ini, Nabi Muhammad bersabda:
لَيْسَ شَىْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ
Artinya: “Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah dibandingkan doa.” (HR. At Tirmidzi).
Ketiga, berdoa itu laksana senjata yang bermanfaat bagi kehidupan seseorang baik itu dalam kehidupan yang belum terjadi maupun yang akan terjadi. Dan yang paling ajaib adalah doa itu mampu menghadang datangnya musibah kepada seseorang di masa mendatang. Nabi Muhammad bersabda:
لا يغني حذر من قدر و الدعاء ينفع مما نزل ومما لم ينزل وإن البلاء لينزل فيتلقاه الدعاء فيعتلجان إلى يوم القيامة.
Artinya: ”Sikap kehati-hatian tidak menahan dari takdir, dan doa bermanfaat dari apa yang terjadi maupun yang belum terjadi. Sesungguhnya bala’ (musibah) benar-benar akan turun lalu dihadang oleh doa, mereka berdua saling dorong-mendorong sampai hari kiamat.” (HR. Al Hakim)
Keempat, kenapa orang yang malas berdoa dikatakan orang yang paling lemah? Hal ini lantaran berdoa merupakan perintah Allah. Orang yang berani meninggalkan perintah Allah adalah orang yang sombong yang kesombongannya itu akan mengantarkan kepada kehancuran.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya: “Dan Rabbmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan terhina.” (QS. Al-Mukmin: 60)
Walhasil, dari keterangan ini semua menjadi jelas bahwa orang yang malas berdoa kepada Allah adalah orang yang paling lemah menurut Rasulullah. Oleh karenanya, marilah kita semua rajin berdoa kepada Allah, Wallahu A’lam Bishowab.