27.1 C
Jakarta
spot_img

Ini Alasannya Mengapa Menjadi Muslimah Itu Wajib Rasional

Artikel Trending

KhazanahPerempuanIni Alasannya Mengapa Menjadi Muslimah Itu Wajib Rasional
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah yang sejatinya dianugerahi potensi yang hampir sama dengan laki-laki. Salah satunya, mereka tidak hanya bisa merasa, tetapi juga bisa berpikir. Sehingga tidak tepat kiranya bila ada pandangan bahwa perempuan selalu ditempatkan sebagai sosok yang emosional. Utamanya para Muslimah, karena Al-Qur’an telah mengajarkan perihal egalitarianisme. Laki-laki maupun perempuan, dalam konteks sosial-politik dan agama, bukanlah entitas yang timpang.

Sayangnya, sebagian Muslimah nampak sudah nyaman dengan labelisasi subordinat. Apalagi pelabelan itu ditunjang penelitian yang menyebutkan demikian. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Institut Universitaire en Santé Mentale de Montréal dan University of Montreal. Temuannya, perempuan memiliki estrogen yang lebih tinggi dibandingkan testosteronnya. Estrogen berperan dalam emosi, sedangkan laki-laki justru lebih tinggi testosteronnya dibandingkan estrogen, sehingga menjadikan mereka tidak seemosional perempuan.

Namun, penting untuk dipahami bahwa pelabelan ini terlalu menyederhanakan realitas. Meskipun hormon seperti estrogen dan testosteron memang mempengaruhi respons emosional, kemampuan berpikir rasional tidak ditentukan oleh jenis kelamin. Setiap individu, baik Muslim maupun Muslimah, dianugerahi kemampuan berpikir yang sama. Sehingga sangat penting bagi perempuan untuk mengembangkan dan mengedepankan rasionalitas, terutama dalam menghadapi tantangan hidup modern yang kompleks.

Para Muslimah juga harus menyadari, peran perempuan dalam banyak bidang semakin banyak. Baik dalam peran pendidikan, politik, ekonomi, maupun sains. Dengan berkembangnya peran ini, muncul pula tuntutan agar perempuan memiliki kemampuan berpikir rasional dalam menghadapi berbagai tantangan. Kemampuan berpikir rasional adalah kemampuan untuk berpikir dengan nalar, berdasarkan fakta, logika, dan data, sehingga menghasilkan alasan atau solusi yang masuk akal

Pengambilan keputusan yang tepat dan logis diperlukan dalam kehidupan pribadi, pendidikan, dan karier perempuan, agar hasil yang diinginkan dapat tercapai. Dengan berkembangnya peran mereka, muncul pula tuntutan agar seorang Muslimah memiliki kemampuan berpikir rasional dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. 

Namun, mengapa penting bagi perempuan, utamanya para Muslimah, untuk mengedepankan rasionalitas? Artikel ini akan menguraikan beberapa alasan utama mengapa menjadi Muslimah itu mesti rasional. Pertama, pentingnya untuk mengambil keputusan. Setiap hari perempuan Muslim pasti dihadapkan pada berbagai pilihan dan keputusan, baik kecil maupun besar. Kemampuan berpikir rasional menjadi sangat penting.

Berpikir rasional berarti mampu menilai situasi secara objektif, mempertimbangkan informasi yang ada, dan membuat keputusan berdasarkan logika yang kuat, bukan hanya emosi atau intuisi semata. Perempuan dihadapkan pada situasi yang menuntut mereka membuat keputusan penting, baik dalam kehidupan pribadi, pendidikan, maupun karier.

Misalnya, seorang perempuan yang mempertimbangkan apakah ia harus melanjutkan studi, mengejar karier, atau memulai keluarga perlu berpikir rasional agar dapat menimbang manfaat dan resiko dari setiap pilihan. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada pemikiran rasional cenderung menghasilkan keputusan yang lebih baik dan berdampak positif dalam jangka panjang. Sedangkan keputusan emosional hanya memperumit masalah. 

Kedua, melawan stereotipe. Masyarakat cenderung memandang bahwa Muslimah lebih emosional dibandingkan laki-laki, sehingga tidak dianggap rasional dalam banyak hal. Stereotipe tersebut tak hanya salah, tetapi juga merugikan perempuan dalam pengembangan diri mereka. Faktanya, menjadi rasional bukanlah kualitas yang secara eksklusif dimiliki satu gender. Baik laki-laki maupun perempuan harus mengembangkan kemampuannya secara setara.

BACA JUGA  Apa Arti Hari Perempuan Muslim Internasional Bagi Saya

Melawan stereotipe membutuhkan usaha dari perempuan untuk terus membuktikan bahwa mereka mampu berpikir rasional, terutama ketika menghadapi situasi-situasi sulit yang melibatkan konflik, tekanan sosial, atau pengambilan keputusan strategis. Dengan mengedepankan rasionalitas, perempuan bisa mematahkan pandangan sempit tentang ketidakmampuan mereka dalam bidang-bidang yang dianggap ‘terlalu kompleks’ atau ‘terlalu sulit’ oleh sebagian masyarakat. 

Ketiga, menghadapi ritme karir. Di dunia profesional, perempuan dihadapkan pada tantangan yang tidak selalu mudah. Persaingan di dunia kerja menuntut kompetensi, kejelian dalam memecahkan masalah, dan kemampuan untuk bekerja secara efektif dalam tim. Perempuan yang mampu berpikir rasional akan lebih mampu beradaptasi dan mengambil keputusan yang tepat dalam karir mereka.

Sebagai contoh dalam dunia bisnis. Perempuan mungkin harus memilih antara menerima tawaran pekerjaan di perusahaan yang berbeda atau tetap bekerja di tempat yang sama. Dengan kemampuan berpikir rasional, ia bisa menimbang berbagai faktor seperti gaji, prospek karir jangka panjang, dan keseimbangan antara kehidupan pribadi serta pekerjaan. Tanpa pemikiran rasional, keputusan bisa diambil secara tergesa-gesa yang pada akhirnya mungkin tidak sesuai dengan tujuan jangka panjang.

Keempat, sebagai alat menghadapi tekanan sosial. Para Muslimah menghadapi tekanan sosial yang tidak dialami oleh laki-laki. Misalnya, ekspektasi masyarakat tentang bagaimana seorang perempuan harus berpenampilan, bertindak, dan memilih jalan hidup mereka sering kali bertentangan dengan keinginan atau impian pribadi. Rasionalitas menjadi senjata penting bagi setia Muslimah sebab menavigasi berbagai tekanan ini.

Dengan berpikir rasional, perempuan dapat menilai apa yang benar-benar penting bagi mereka, membedakan mana yang merupakan ekspektasi sosial yang tidak relevan, dan mana yang sejalan dengan nilai-nilai pribadi mereka. Dengan rasionalitas membantu kaum perempuan untuk mempertimbangkan mana yang benar-benar mereka inginkan dan mengabaikan tekanan eksternal yang tidak sesuai dengan nilai pribadi mereka.

Kelima, rasionalitas sebagai upaya kritis dalam menerima informasi di era digital. Di era informasi yang serba cepat seperti sekarang. Perempuan sama seperti laki-laki, dihadapkan pada banjir informasi yang tidak selalu akurat. Hoaks, misinformasi, radikalisme dan tekanan media sosial bisa mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap suatu isu. Berpikir rasional tidak hanya penting dalam mengambil keputusan pribadi dan profesional, tetapi juga dalam menyaring informasi yang benar dan relevan. Misalnya, seorang Muslimah mendapatkan informasi tentang radikalisme dari media sosial.

Dengan kemampuan berpikir rasional, ia bisa mengevaluasi sumber informasi tersebut, apakah memiliki dasar ilmiah atau hanya propaganda tidak berdasar yang disebarluaskan. Namun akan berbeda jika pertimbangannya adalah emosional, maka mudah saja kaum perempuan termakan oleh hoaks dan propaganda radikalisme. Dengan demikian, rasionalitas juga berfungsi sebagai alat untuk melindungi diri dari informasi yang salah atau manipulatif. 

Rasionalitas bukan hanya milik satu gender, tetapi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap masyarakat, utamanya perempuan. Berpikir rasional menjadi kunci penting Muslimah untuk menghadapi berbagai tekanan sosial, mengambil keputusan yang tepat dalam karier, dan menghindari jebakan informasi yang salah. Perempuan tidak akan terus dilabelisasi sebagai sosok emosional tapi dapat membangun masa depan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri, serta bisa memberikan kontribusi besar dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan seimbang. Itulah mengapa perempuan wajib rasional.

Muhammad Farhan
Muhammad Farhan
Mahasiswa komunikasi penyiaran Islam yang hobi nulis dan menggeluti ilmu kepenulisan. Saat ini kegiatan sehari-hari menjadi penulis.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru