34 C
Jakarta

Indonesia Kacau dengan Syariat Islam Khilafah

Artikel Trending

Milenial IslamIndonesia Kacau dengan Syariat Islam Khilafah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Pada acara Isra Mikraj, di beberapa tempat/rumah/masjid, aktivis khilafah serentak memberikan tema acara “Indonesia berkah dengan syariat Islam”. Tema tersebut dibuat demi melanjutkan kehidupan syariat Islam.

Di acara tersebut tak henti-hentinya, aktivis khilafah menyebut bahwa umat Islam harus menegakkan apa yang diperintahkan Allah, yaitu syariat Islam, suatu sistem kepemimpinan dalam Daulah yang dilanjutkan para sahabat berupa Khilafah. Tema dan alasan tersebut dipilih untuk mengecoh para hadirin dan juga demi terjaganya strategi politik yang mereka jalankan.

Wujud Politik

Menurut mereka, khilafah akan mewujudkan keamanan global bila ada tiga hal. Pertama, maqoshid syariah. Artinya, maksud dan tujuan diterapkannya syariat hanya akan terwujud dengan tegaknya khilafah. Di sini mereka mengklaim bahwa tujuan-tujuan hidup sosial keagamaan akan sempurna bilamana khilafah tegak. Dan bagi mereka, salah jika ada yang mengatakan bahwa khilafah akan membuat perpecahan, kerusakan, dan keburukan lainnya. Klaim satu.

Kedua, khirosat ad-din. Artinya, khilafah yang menerapkan Islam kaffah akan menjaga agama dengan baik. Di sini mereka menilai bahwa satu-satunya yang bisa menjaga agama Islam dan umat adalah sistem khilafah. Maka itu, jika umat Islam seperti sekarang, sudah damai dan sebagainya, itu baginya merupakan berkah dari seseorang/organisasi yang menjalankan sistem khilafah. Di lain pihak, mereka tidak setuju dengan moderasi agama yang dipopulerkan kementerian agama Indonesia. Baginya, moderasi agama hanyalah sekadar proyek untuk mengaburkan agama dan menghilangkan substansi agama Islam. Klaim dua.

Ketiga, siyasat ad-dunya, yaitu mengatur urusan dunia dengan Islam, sesuai kehendak Allah Swt. Di sini mereka merasa yakin bahwa khilafah bisa mengatur keseluruhan isi dunia, baik dalam skala pemerintahan, sistem ekonomi, politik, pendidikan, keagamaan, dan pemecahan konflik. Bagi aktivis khilafah, zaman ini adalah jalan yang tepat untuk ditegakkannya khilafah. Sebab, dunia sudah berpihak kepadanya, yaitu dunia dianggap sudah rentan hancur dan hanya khilafalah yang bisa memperbaiki itu semua, menurutnya. Dalam kaca mata mereka, Taliban dianggap sebagai contoh repsentatif dalam menggambarkan sistem pemerintahan khilafah Islam. Klaim tiga.

Syariatisasi Negara

Dengan klaim-klaim dan kepercayaan berlebih di atas, aktivis khilafah hingga saat ini tak henti-hentinya mengedarkan pahamnya ke ranah yang lebih bawah lagi, yaitu ke pengajian ibu-ibu, ke napi tahanan, ke tempat-tempat anak yatim, dan ke sekolah-sekolah keislaman. Menurut mereka, dakwah semacam itu perlu terus menerus dikobarkan dalam rangka melanjutkan kembali sistem khilafah. Strateginya adalah, jika mereka masih leluasa mendakwahkan sistem yang terlarang tersebut, artinya masih ada jalan lapang untuk menumbuhkan keyakinan umat akan panji-panji khilafah.

BACA JUGA  Persatuan Melampaui Kepentingan: Telaah Rekonsiliasi Politik Kebangsaan

Saya melihat, cara mereka mengedarkan pahamnya hari ini berbeda dengan cara-cara yang dilakukan oleh aktivis lainnya. Jika dulu dengan pemaksaan dan seremonial semata, mereka lebih santai lagi dengan cara-cara yang lembut. Misalnya, mereka memberikan bantuan berupa Al-Qur’an, memberikan bantuan beasiswa, dan filantropi lainnya. Dengan ini, mereka lebih diterima oleh kalangan yang rentan. Jika sudah diterima, kemudian mereka menaikkan level dakwahnya, yaitu dengan cara penyadaran secara intelektual dari level bawah (rakyat) hingga level atas (tokoh/penguasa negara).

Penipuan Narasi

Yang ditekankan dalam dakwah mereka kepada masyarakat adalah, bahwa mendirikan kembali sistem khilafah ini merupakan kewajiban seluruh kaum muslim tanpa terkecuali, sebagai konsekuensi keimanan. Maka, setiap muslim menurutnya, harus terlibat langsung dalam dakwah khilafah. Dan baginya, dakwah tersebut dianggap semacam melanjutkan perjalanan Panjang atau mereka menyebutkan, sesuai thariqah Rasulullah saw. dalam mendirikan Daulah Islam di Madinah pertama kali. Dan bilamana di Indonesia juga telah berdiri sistem khilafah tersebut, menurut mereka, dipastikanlah Indonesia akan menuai keberkahan.

Apakah narasi di atas tepat? Ya tidak. Memang agama Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Agama yang baik, yang bisa merahmati umat Islam dan umat lainnya. Tapi sayangnya, agama yang rahmatan lil ‘alamin, bagi aktivis syariat Islam ini, diartikan yang lain, yaitu hanya merahmati orang-orang beriman dan orang-orang yang berislam. Sedangkan orang selain yang beragama Islam, tetap berada dalam kesesatan dan kekafiran. Oleh sebab itu, mereka tidak mendapatkan rahmat yang sesungguh-sungguhnya, katanya.

Apalagi dalam mengartikan sistem syariat Islam. Syariat Islam tegak dan berdiri menurutnya, adalah bilamana orang-orang Islam bisa merebut kekuasaan orang-orang non-muslim. Dan baginya, sistem syariat Islam hanya untuk umat Islam, bukan untuk umat yang lainnya. Artinya, sebenarnya sistem syariat tersebut, tidak bisa menjadi pegangan hidup, apalagi rahmatan lil ‘alamin. Sangat jauh, dan jauh sekali. Maka itu, jika orang-orang moderat beralih memperjuangkan sistem syariat islam khilafah, tinggal nunggu waktu saja Indonesia berada dalam kekacauan.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru