29.1 C
Jakarta
Array

Indonesia Darurat Radikalisme

Artikel Trending

Indonesia Darurat Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Yogyakarta-Pada Senin (12/10) Detasemen Khusus (Densus) 88 mengamankan beberapa orang terduga teroris di Yogyakarta. Polisi menerangkan pihaknya menemukan beberapa barang bukti rencana tindak teroris yang akan dilakukan oleh Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berjejaring dengan teroris ZAE. Densus 88 menuturkan bahwa Yogyakarta juga dapat dikategorikan dengan daerah merah, darurat radikalisme.

Hal yang sama juga disampaikan oleh  Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Yudian Wahyudi. Pihaknya menilai serangan terhadap Menko Polhukam Wiranto menandakan saat ini Indonesia berada dalam level darurat radikalisme. Yudian mengaku sependapat dengan pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.

“Ya saya setuju. Simbol yang paling gampang itu, masak Menko Polhukam (Wiranto) diserang orang. Itu betul-betul level satu darurat,” kata Yudian di UIN Sunan Kalijaga, Rabu (16/10/2019).

Ia menilai saat ini teroris mulai berani mengejar sasaran tingkat tinggi. Terbukti dengan aksi penusukan terhadap Wiranto di Alun-alun Menes Pandeglang Banten, Kamis (10/10/19), sekitar pukul 11.50 WIB.

Yudian menyebutkan UIN Sunan Kalijaga telah melakukan upaya antisipasi masuknya paham radikalisme ke mahasiswa. Salah satu langkah antisipasi yakni melalui pusat studi Pancasila. Mahasiswa baru diasramakan pada tahun pertama untuk diberi pengetahuan soal Islam moderat. “Upaya antisipasi melalui pusat studi Pancasila,” kata Yudian.

Sebelumnya, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan radikalisme di Indonesia sudah darurat. Hal itu disampaikannya seusai menjenguk Menko Polhukam Wiranto yang sedang dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, seusai insiden penusukan.

Menurut Said Aqil, kasus penusukan terhadap Wiranto harus ditangani serius. Dia meminta masyarakat khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU) untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab menurutnya, hanya NU-lah yang mempu menjadi benteng terakhir dalam menetralisir kasus radikalisme di bebeapa daerah.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru