34 C
Jakarta

Indonesia dalam Rongrongan Kelompok Radikal (2): Mengupas Tuntas Salafi-Wahhabi Mulai dari Ustaz, Media, dan Lembaga Pendidikannya

Artikel Trending

Milenial IslamIndonesia dalam Rongrongan Kelompok Radikal (2): Mengupas Tuntas Salafi-Wahhabi Mulai dari Ustaz,...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Infiltrasi Salafi-Wahhabi di berbagai lini telah sampai pada titik nadir, yang tidak hanya mendestruksi otoritas yang telah mapan, tetapi juga mendestruksi bangsa Indonesia itu sendiri menjadi radikal. Indonesia memang tetap Pancasila dan NKRI, tetapi efek Salafi-Wahhabi, orang Indonesia sudah tak seperti dulu. Warisan moderasi dari Walisongo, sebagai identitas Islam di Nusantara, telah terkikis habis. Pemurnian Islam ala Wahhabi telah merusak seluruhnya. Berengsek.

Berbeda dengan HTI yang indoktrinasinya di ranah pendidikan memanfaatkan komunitas-komunitas kemahasiswaan, seperti Gema Pembebasan, rongrongan Salafi-Wahhabi menggunakan majelis kampus sebagai media mereka. Para ustaz biasanya berasal dari luar, diundang ke majelis tertentu, berintrik memurnikan Islam, lalu meradikalisasi target dengan konsep al-wala’ dan al-bara’, juga dengan penyucian (tasfiyyah) dan pendidikan (tarbiyyah).

Jika dibiarkan, adalah hal yang pasti bahwa Indonesia akan kehilangan sama sekali prinsip moderasinya—kehilangan identitas keberagamaan yang telah menjadi ciri khas keislaman-keindonesiaan itu sendiri. Hari ini, sebagai dampak buruk masifnya Salafi-Wahhabi, yang bergerak melalui ratusan ustaz, ratusan media, ratusan lembaga pendidikan, pembaruan Islam di Indonesia telah mati. Yang terjadi adalah, meminjam istilah Martin van Bruinessen, kembalinya konservatisme (concervative turn).

Karena itu, sebagai tuntutan moral-ideologis, menelanjangi mereka merupakan hal yang niscaya. Masyarakat harus tahu siapa saja ustaz di negara ini yang bahaya dan haram diikuti karena merongrong kebhinekaan dan NKRI. Masyarakat juga harus melek media mana yang laik dibaca atau tidak, juga harus benar-benar paham ke mana mereka harus menyekolahkan anak-anak mereka. Jika tidak, maka generasi penerus akan jadi tumbal Salafi-Wahhabi.

Tulisan ini, sebagai seri terakhir tentang Indonesia dalam rongrongan kelompok radikal, akan mengungkap para ustaz Salafi-Wahhabi, media dakwah mereka, serta lembaga pendidikan yang terafiliasi dengan mereka. Data ini diperoleh secara kompilatif dari siber salah satu civil society moderat. Artinya, secara kredibilitas tidak lagi perlu diragukan. Salafi-Wahhabi telah menggurita, segingga masyarakat harus tahu segalanya tentang mereka.

Ustaz, Media, dan Lembaga Pendidikan Salafi-Wahhabi

Ustaz-ustaz Salafi-Wahhabi mendakwahkan Islam radikal dengan kedok pemurnian Islam. Media mereka menarasikan ke-thaghut-an Indonesia, dan kebid’ahan serta kesesatan budaya-budaya lokal. Semua local wisdom, seberapa pun islaminya, menjadi salah di mata mereka. Lalu lembaga pendidikan mereka melakukan radikalisasi kolektif. Masa depan Indonesia benar-benar terancam jadi radikal, jika mereka dibiarkan.

Berikut, berdasar urutan abjad, nama-nama ustaz Salafi-Wahhabi yang harus dihindari:

  1. Aan Chandra
  2. Abdul Hakim Abdat
  3. Abdul Khaliq S.Pd
  4. Abdullah Roy (Madinah)
  5. Abdullah Sholeh Hadrami (Malang)
  6. Abdullah Taslim
  7. Abdullah Zain
  8. Abdurrahman Ayyub
  9. Abdurrahman Yusak (Palembang)
  10. Abu Dzar (Palembang)
  11. Abu Haidar
  12. Abu Izzi (Semarang)
  13. Abu Khaleed (Subang)
  14. Abu Nida
  15. Abu Qotadah
  16. Abu Saad Muh Nurhuda (Yogyakarta)
  17. Abu Salma Al-Atsary
  18. Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawiy
  19. Abu Umar Basyir Al-Maidany
  20. Abu Zubeir al-Hawary
  21. Afifi Abdul Wadud (Yogyakarta)
  22. Agus Hasan Basary Lc., M.Ag (Malang)
  23. Ahmad Anshori
  24. Ahmad Sabiq
  25. Ahmad Zainuddin (Banjarmasin)
  26. Ahmas Fais (Majalah As-Sunnah)
  27. Ainul Riza (Malang)
  28. Ali Ahmad (Padang)
  29. Ali Musri
  30. Ali Nur Medan
  31. Amin Taufiq Nasro
  32. Andika Mianoki
  33. Andy Bangkit (Jepang)
  34. Arifin Siregar Abu Raihan (Salatiga)
  35. Aris Munandar
  36. Arman Amri
  37. Asmuji Muhayat Lc
  38. Aunur Rofiq Ghufron
  39. Badrusalam
  40. Dony Arif Wibowo
  41. Erwandi
  42. Fadlan Fahamsyah
  43. Firanda Andirja (Sorong)
  44. Habib Salim Muhdor
  45. Haris Budiatna (Semarang)
  46. Husein Mubarok (Ruqyah Syar’iyyah)
  47. Khalid Basalamah
  48. Kholid Syamhudi
  49. Kurnaedi
  50. La Ode Abu Hanafi
  51. Arifin Badri
  52. Nur Ikhsan
  53. Maududi Abdullah
  54. Muflih Safitra (Balikpapan)
  55. Muhammad Abduh Tuasikal
  56. Muhammad Adurrahaman Al Amiry
  57. Muhammad Ashim
  58. Muhammad Ayyub
  59. Muhammad Elvy Sjam MA
  60. Muhammad Nuzul Dzikri (Jakarta)
  61. Muhammad Wujud Arbain
  62. Munzir Situmorang
  63. Musyafa’ Ad Dariny (Daren, Kudus)
  64. Nur Bait
  65. Oemar Mita
  66. Qomar Suaidi, Lc
  67. Qomar Zaenudin Abdullah, Lc (Temanggung)
  68. Raehanul Barehan
  69. Rifky Jafar Thalib
  70. Riyadh Bajrey
  71. Subhan Bawazier
  72. Syafiq Reza Basalamah
  73. Yazid bin Abdul Qadir Jawwas
  74. Yulian Purnama
  75. Yusuf Utsman Baisa
  76. Zaid Susanto (Yogyakarta)
  77. Zainal Abidin Syamsudin

Sementara itu, di bidang media, dalam menyebarkan dakwah, Salafi-Wahhabi menggunakan media komunitas atau atas nama pribadi si dai. Kendati sejumlah situs memakai nama Ahlussunah wal jamaah, Aswaja, Islam, Muslim, Muslimah, Imam Syafi’i, dan Syari’ah, semua itu tidak lebih sebagai siasat Salafi-Wahhabi  mengelabui orang awam, agar mengikuti pendapat mereka. Berikut daftarnya:

  1. Abu Fawwaz/Muhammad Washito Asy-Syirboony, http://abufawaz.wordpress.com
  2. Abu Khaleed Resa Gunarsa, http://sabilulilmi.wordpress.com
  3. Abu Mushlih, http://abumushlih.com
  4. Abu Salma Al Atsari http://abusalma.wordpress.com
  5. Abu Salma Al-Atsari, http://abusalma.net (versi baru)
  6. Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi, http://abiubaidah.com
  7. Addariny’s Centre/Musyaffa Ad-Darini, http://addariny.wordpress.com
  8. Adhwaus Salaf, http://adhwaus-salaf.or.id
  9. Ahlussunnah Kendari, http://ahlussunnahkendari.com
  10. Ahlussunnah Slipi, http://ahlussunnahslipi.com
  11. Ahlussunnah Sukabumi, http://ahlussunnahsukabumi.com
  12. Ahlussunnah, http://www.ahlussunnah.web.id
  13. Al-Bayyinah, http://www.albayyinah.or.id
  14. Al-Islamu, http://alislamu.com
  15. Al-Makassari, http://almakassari.com
  16. Al-Mamujuwy, http://al-mamujuwy.com
  17. Al-Manhaj, http://almanhaj.or.id
  18. Al-Manshurah Purbalingga, http://almanshuroh.net
  19. Al-Manshuroh Cilacap, http://almanshurohcilacap.com
  20. Al-Muwahhidin, http://www.almuwahhidiin.com
  21. Al-Ummah, http://alummah.or.id
  22. An-Najah, http://an-najah.net
  23. An-Nas Radio, http://annashradio.com
  24. An-Nashihah, http://an-nashihah.com
  25. Aris Munandar Al-Wahhabi, http://ustadzaris.com
  26. Artikel Muslim, http://www.artikelmuslim.com
  27. Ash-Showowaky, http://ash-shorowaky.net
  28. As-Sunnah Qatar, http://assunnah-qatar.com
  29. Asy-Syari’ah, http://asysyariah.com
  30. Belajar Islam, http://www.belajarislam.com
  31. Bin Abbas, http://binabbas.org/buletin
  32. Bismillah, http://bismillah.us
  33. Cinta Sunnai/Abu Yahya Badrussalam, http://cintasunnah.com
  34. Daarul Hadits Sumbar, http://www.daarulhaditssumbar.or.id
  35. Dakwah Satu, http://dakwahsatu.com
  36. Dakwah Sunnah/Ahmad Zainuddin, http://www.dakwahsunnah.com
  37. Dakwah Tauhid/Abu Mushlih Ari Wahyudi, http://abumushlih.com
  38. Darul Ilmi, http://www.darul-ilmi.com
  39. Didik Suyadi/Abu Karimah, http://abukarimah.wordpress.com
  40. Dony Arif Wibowo/Abul Jauzaa, http://abul-jauzaa.blogspot.com
  41. Dzikra/Ali Musri Semjan, http://dzikra.com
  42. Dzulqarnait, http://dzulqarnain.net
  43. Firanda Al-Wahhabi, http://firanda.com
  44. Forum Salafy, http://forumsalafy.net
  45. Fosma, http://fosma.org
  46. Gema Madinah, http://gemamadinah.com
  47. Gen Syi’ah buatan Wahhabi, http://www.gensyiah.com
  48. HASMI, http://www.hasmi.org
  49. Ibnu Taimiyah, http://www.ibnutaimiyah.org
  50. Ibnul Qayyim, http://www.ibnulqoyyim.com
  51. Info Kajian Sunnah, http://infokajiansunnah.com
  52. Insan TV, http://www.insantv.com
  53. Kajian Islam ala Wahhabi/Abdullah Shaleh Hadrami, http://kajianislam.net
  54. Kajian Said/Sa’id Yai Ardiyansyah, http://kajiansaid.wordpress.com
  55. Kajian Salaf, http://kajiansalaf.com
  56. Kajian UNS, http://www.kajian-uns.com
  57. Kajian Wahhabi Banjar, http://kajianbanjar.info
  58. Kajian, http://kajian.net
  59. Kang Aswad/Yulian Purnama, http://kangaswad.wordpress.com
  60. KaSurau http://www.kasurau.com
  61. Kholid Syamhudi, http://ustadzkholid.com
  62. Koepas, http://koepas.org
  63. Konsultasi Syariah, http://konsultasisyariah.com
  64. Korps Muballigh Salafy, http://www.korpsmuballighsalafy.com
  65. LPPI Makassar, http://www.lppimakassar.com
  66. Ma’had Al Faruq, http://www.mahad-alfaruq.com
  67. Ma’had An Nur, http://mahad-annur.com
  68. Ma’had As-Salafy, http://mahad-assalafy.com
  69. Ma’had Darus Salaf, http://www.darussalaf.or.id
  70. Majelis Ilmu, http://www.majelisilmu.com
  71. Manisnya Iman/Abdullah Taslim, http://manisnyaiman.com
  72. Markaz Dakwah http://markazdakwah.com
  73. Media Salafy, http://mediasalaf.com
  74. Muhammad Nur Ichwan Muslim, ST http://ikhwanmuslim.com
  75. Muslim Al-Atsari, http://ustadzmuslim.com
  76. Muslim Daily, http://muslimdaily.net
  77. Muslim, http://muslim.or.id
  78. Muslimafiyah, http://muslimafiyah.com
  79. Muslimah, http://muslimah.or.id
  80. Novi Effendi, http://www.novieffendi.com
  81. Oke Berdakwah, http://www.okeberdakwah.org
  82. Penguasaha Muslim, http://pengusahamuslim.com
  83. Pondok Jamil, http://pondokjamil.com
  84. Pustaka Al-Kautsar, http://kautsar.co.id
  85. Pustaka Imam Syafi’i ala Wahhabi, http://pustakaimamsyafii.com
  86. Radio Muslim, http://radiomuslim.com
  87. Rindu Sunnah, http://rindusunnah.com
  88. Risalah Islam, http://www.risalahislam.com
  89. Rodja Radio, http://radiorodja.com
  90. Rumaysho, http://rumaysho.com
  91. Salafy Balikpapan, http://www.salafybpp.com
  92. Salafy Bulukumba, http://salafybulukumba.com
  93. Salafy Cileungsi, http://salafycileungsi.info
  94. Salafy Cirebon, http://salafycirebon.com
  95. Salafy In, http://salafy.in
  96. Salafy Makassar, http://salafymakassar.net
  97. Salafy Semarang, http://salafysemarang.com
  98. Salafy, http://www.salafy.or.id
  99. Salam Dakwah, http://salamdakwah.com
  100. Study Islam, http://www.study-islam.web.id
  101. Sunnah, http://sunnah.or.id
  102. Syi’ar Islam Aswaja, http://www.syiarislamaswaja.com (Aswaja Palsu)
  103. Syi’ar Tauhid, http://syiartauhid.info
  104. Tanya Syi’ah, http://www.tanyasyiah.com
  105. Tashfiyah, http://tashfiyah.net
  106. Telaga Hati Online/Abu Zubair, http://abuzubair.net
  107. Tuk Pencari Al-Haq, http://tukpencarialhaq.com
  108. Tunas Ilmu/Abdullah Zen, http://tunasilmu.com
  109. Yufid TV, http://yufid.tv
BACA JUGA  Persatuan Melampaui Kepentingan: Telaah Rekonsiliasi Politik Kebangsaan

Yang terakhir adalah lembaga pendidikan Salafi-Wahhabi. Lembaga ini menjadi ladang radikalisasi kolektif, membentuk tatanan masyarakat yang full Wahhabi. Mereka yang alumni lembaga pendidikan Wahhabi adalah perongrong masa depan Indonesia menjadi radikal. Melalui lembaga pendidikan, Salafi-Wahhabi mencapai puncak agenda Wahhabisasi global. Anak-anak harus diselamatkan dan dijauhkan dari pesantren-pesantren berikut:

  1. Arrahmah – Semanding, Malang
  2. Islamic Center Ibnu bin Baz – Bantul
  3. Ma’had Abu Huroiroh – Mataram
  4. Ma’had Al-Furqon – Gresik
  5. Ma’had Al-Furqon – Pekanbaru
  6. Ma’had Ali bin Abi Thalib – Surabaya
  7. Ma’had Ali Imam Syafi’i – Cilacap
  8. Ma’had Al-Ma’tuq – Sukabumi
  9. Ma’had Al-Qudwah – Kediri
  10. Ma’had Al-Ukhuwah – Sukoharjo
  11. Ma’had Assunah – Cirebon
  12. Ma’had Assunnah – Tasikmalaya
  13. Ma’had Hidayatunnajah – Bekasi
  14. Ma’had Ibnu Abbas – Sragen
  15. Ma’had Ibnu Hajar – Jakarta Timur
  16. Ma’had Ibnu Qayyim Al Jauziyah – Balikpapan
  17. Ma’had Imam Bukhori – Solo
  18. Ma’had Imam Syafi’i – Banyuwangi
  19. Ma’had Jamilurrohman – Bantul
  20. Ma’had Madinatul Qur’an – Bogor
  21. Ma’had Minhajul Sunnah – Bogor
  22. Ma’had Rahmatika Al-Atsary – Subang
  23. Ma’had Riyadusholihin – Pandeglang
  24. Ma’had Ummahatul Mu’minin – Jakarta Pusat
  25. Pondok Al-Umm – Malang
  26. Pondok Pesantren Darul Atsar – Kedu Temanggung
  27. Pondok Pesantren Ibnu Katsir – Jember
  28. Pondok Pesantren Imam Syafi’i – Aceh
  29. Ponpes Annajiyah – Bandung
  30. Ponpes Islam Al-Irsyad – Semarang
  31. Ponpes Salman Al-Farisi – Kediri
  32. Sekolah Dirosah Islamiyah – Sumbersari
  33. Sekolah Tinggi Dirasah Islamiyah Imam Syafi’i – Jember
  34. Yatim Ibnu Taimiyah – Bogor
  35. Yayasan Al-Huda – Bogor
  36. Yayasan Al-Muwahhidin – Surabaya
  37. Yayasan Madinatul Iman – Kudus

Setelah melihat gurita Salafi-Wahhabi di Indonesia, mulai dari para ustaz, media, dan lembaga pendidikan mereka, apakah ada yang masih mengira Indonesia aman-aman saja dari rongrongan kelompok radikal?

Tawaran Mitigasi Pembumihangusan

Memberantas Salafi-Wahhabi bukan perkara mudah. Mereka tidak mendirikan komunitas politik seperti HTI maupun FPI, sehingga susah dilawan. Konstitusi kita tidak memungkinkan pembubarn ideologi. Karena itu, selain mengupas tuntas, menjabarkan keseluruhan, ihwal para ustaz, media dan lembaga pendidikan mereka, ada paling sedikitnya dua elemen kunci yang bisa menjadi strategi mitigasi melawan Salafi-Wahhabi, agar Indonesia tidak menjadi negara radikal penuh teror.

Pertama, masyarakat. Masyarakat harus cerdas, jangan bodoh dan jangan mau dibodohi. Salafi-Wahhabi itu tidak tulus ikhlas dalam berdakwah. Mereka disokong dana miliaran dari negara kaya minyak untuk agenda Wahhabisasi global. Sehalus apa pun mereka mengajarkan Islam, semuanya tidak lain adalah siasat memenangkan hati jemaah. Seluruh dedengkot Wahhabi adalah biang kerong eksklusivisme, intoleransi, dan kejumudan Islam. Jelas. Nontafsir.

Kedua, pemerintah. Bagaimana pemerintah bisa bertindak jika para Salaf berpencar ke ratusan majelis, tanpa komunitas tertentu, dan melakukan infiltrasi ke berbagai kelompok keislaman? Alternatifnya adalah sosialisasi anti-Wahhabisasi. Pemerintah harus melakukan kontra-Wahhabi, yang sama masifnya dengan agenda Wahhabisasi itu sendiri. Dalam hal ini, pemerintah harus tangan sendiri, tidak melalui ormas maupun civil society.

Mengapa demikian? Karena dalam pandangan Salafi-Wahhabi, yang mereka juga ajarkan kepada jemaahnya, semua ini adalah tentang ideologi. NU dan Muhamamdiyah, misalnya, akan mereka tuduh sebagai komunitas fanatisme (ashabiyah) yang dilarang Islam. Maka jika sedari awal mereka sudah antipati dengan civil society, bagaimana mungkin mereka akan menerima seruan anti-Wahhabi?

Maka pemerintah adalah kunci. Pemerintah mesti melakukan sosialisasi anti-Wahhabi sebagaimana sosialisasi empat pilar: menyadarkan masyarakat bahwa bangsa Indonesia tengah dalam cengkeraman kelompok radikal yang berkedok pemurnian Islam. Wahhabi keras dalam melakukan agenda mereka, lalu mengapa kita harus lembek ketika melawannya? Tidak. Kita harus melakukan segala cara untuk menghabiskan mereka. Cara tadi bisa menjadi salah satunya.

Wallahu A’lam bi ash-Shawab…

Ahmad Khoiri
Ahmad Khoiri
Analis, Penulis

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru