Judul Buku: Ancaman ISIS Di Indonesia, Penulis: Poltak Partogi Nainggolan, Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Cetakan: II, Tebal: X + 238 Halaman, ISBN, : 978-602-433-621-9, Peresensi: M. Aldi Fayed S. Arief.
Organisasi ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) bukanlah barang baru di Indonesia. Gerakan ini, adalah ISIS dengan identitas keagamaan. Kekerasan atas nama agama dipertontonkan sedemikian rupa, tindakannya melebihi batas-batas intoleransi dan kemanusiaan. Walaupun, mereka mengalami kekalahan, aktivis gerakan ini tidak pernah habis, dan tidak ada ujungnya.
Para dedengkot ISIS masih berkeliaran dimana-mana, narasi kekerasan berbasis agama banyak diviralkan mereka di kawasan Timur Tengah. Jaringan organisasi ini selalu berafiliasi dengan fenomena pengeboman di sejumlah negara di Asia. Organisasi teroris tersebut merupakan gerakan jihadis yang sangat sadis, dan membenarkan aksi-aksi bom bunuh diri.
Poltak berkata, dalam buku Ancaman ISIS di Indonesia, “Maraknya serangan terorisme internasional di berbagai negara yang terjadi sepanjang tahun 2015 telah menandai bahwa sejak tahun 2015 itulah aksi-aksi terorisme ISIS berkembang dalam skala global. Hal ini karena, berbeda dengan kelompok terorisme internasional yang mengatasnamakan Islam lainnya.” [hlm. 4]
Identitas agama ISIS memperalat Islam sebagai instrumen dalam berjihad. Malapraktik jihad mereka karena memakan korban kekerasan yang mengotori agama. Terorisme mereka benarkan, kalau kekerasan mereka bisa menimbulkan korban, maka tindakannya menabrak ajaran agama.
Eksistensi organisasi tersebut di Timur Tengah hingga Asia Tenggara, karena kekhilafahannya yang tersebar luas sampai menjadi surat peringatan ancaman bagi negara Indonesia. Sekian banyak aksi terorisme di sejumlah daerah. Mulai adanya bom bunuh diri sekalipun masih seagama.
ISIS Sumber Kekerasan
ISIS dalam konteks politik bukan organisasi agama atau keislaman. Mereka lebih kepada organisasi manipulator agama yang mengajak pengikut-pengikutnya berjihad dengan kekerasan. Jihad kekerasan sama saja melawan jihad keagamaan yang memerhatikan kemanusiaan, karena kekerasan jenis apapun tidak dibernarkan oleh agama.
Kekerasan organisasi para aktivisnya mencerminkan bahwa komplotan itu terjaring paham ekstremisme, radikalisme, dan terorisme. Jikad kekerasan mereka bisa dimaknai ekstrem dan radikal. Sedangkan kejahatan aksi bom itu bisa dimaknai terorisme dan perilaku teroris sebab membenarkan pembunuhan dengan dalil jihad perang demi agama. Jihad tidak hanya dimaknai secara tekstual, tetapi perlu dimaknai secara kontekstual.
Doktrin agama bisa jadi sasaran empuk, khususnya dengan jumlah pendudukan mayoritas muslim terbesar di dunia, Indonesia ditengarai menjadi tempat tumbuh subur dan berkembangnya organisasi konservatif Islam, dengan ideologi alternatif dan aksi-aksi radikal mereka, yang mengatasnamakan Islam sebagai wahana dan tujuan perjuangannya. [hlm. 9]
Kelebihan buku Poltak Partogi Nainggolan, mengungkap sesuatu yang tersembunyi pada organisasi ISIS. Agama yang dijadikan doktrin tujuannya mengajak masyarakat di luar pengikut ISIS agar bisa melatih mental melakukan peperangan dengan aksi terorisme yang menggunakan Islam sebagai senjata awal aksi kekerasan. Motif jihad mereka bisa melakukan aksi bom yang bisa menewaskan banyak korban.
Melihat fakta dan peristiwa terorisme, dan berbagai modus operandi serangan terorisme pro ISIS/IS di atas, aksi-aksi baru dengan dampak kompleks terhadap perkembangan situasi politik dan keamanan terkini, bisa terjadi di Indonesia. Peristiwa ini bisa jadi ancaman sangat serius bagi keamanan warga negara. [hlm. 18]
Stop Ideologi Transnasional
ISIS adalah organisasi ekstrem, radikal, dan teroris yang punya tujuan memberlakukan syariat dalam sistem negara Islam yang ada di bawah kendali khilafah Islamiyah. Khilafah dipropagandakan, sistem itu adalah ideologi yang ingin diberlakukan, dan tercatat ideologi transnasional yang rajin melakukan aksi teror kekerasan.
Khilafahnya ISIS tidak hanya menjadi ancaman pada ideologi negara Indonesia. Di sisi lain, menjadi ancaman serius pada semua sistem dalam negara Pancasila, sistem politik, ekonomi, dan hukum. Tidak lupa, sistem demokrasi yang dianggap haram dan taghut oleh pengikut komplotan ISIS karena produk manusia dan kolonial.
Memahami aktivitas dan ancaman yang diciptakan ISIS secara global. Negara kini tidak lagi menjadi aktor tunggal dan rasional dalam hubungan internasional, akibat hadirnya ancaman para aktivis, pendukung, dan simpatisan yang bersifat mondial. Sementara, di sisi lain, eksistensi mereka telah membuat isu hubungan internasional tidak hanya berdimensi politik, namun juga ekonomi, sosial, keagamaan, dan lain-lain. [hlm. 31]
Dampak ideologi transnasional ini tidak hanya pada ideologi negara, tetapi juga pada sistem-sistem negara. Ideologi ISIS ini jika terjadi pada ideologi dan sistem itu bisa menghancurkan negara Pancasila. Demikian halnya, tercatat ideologi yang mempertahankan kekerasan sebagai jalan utama mereka berjuang di tengah masyarakat.
Hadirnya buku Poltak Partogi Nainggolan tidak hanya memberikan surat peringatan pada seluruh warga negara Indonesia, tetapi pada NU, Muhammadiyah, aparat penegak hukum, dan pemerintah utamanya agar mencegah ideologi khilafah yang tercatat golongan transnasional yang suka melakukan aksi terorisme.
Di tengah ancaman kekalahan ISIS di Timur Tengah bukan berarti organisasi dan jaringan mereka mati. Maka dari itu, hadirnya buku Ancaman ISIS di Indonesia sudah memberikan sinyal dan peringatan pada aparat penegak hukum dan pemerintah. Agar keamanan negara dan masyarakat bisa dijaga dan aman dari aksi ekstremisme, radikalisme, dan terorisme.