29.8 C
Jakarta

Ignatius Sigit, Sosok Jenderal Pemburu Teroris

Artikel Trending

CNRCTIgnatius Sigit, Sosok Jenderal Pemburu Teroris
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Polri berduka setelah kehilangan salah satu putra terbaiknya, Irjen Ignatius Sigit. Jenderal polisi yang punya pengalaman panjang memburu teroris itu tutup usia karena sakit.

Jabatan terakhir Irjen Ignatius Sigit adalah sebagai Kadiv Propam. Irjen Sigit meninggal di usia 51 tahun di RSPAD Gatot Subroto, Jumat (30/10/2020) pukul 11.08 WIB.

Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono. Argo mengatakan Polri merasa kehilangan putra terbaiknya.

“Tentunya ini menjadi duka mendalam bagi Polri, karena kehilangan putra terbaiknya. Saat ini jenazah beliau masih di rumah sakit,” ujar Argo.

“Segenap keluarga besar Polri mendoakan agar beliau mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan YME dan keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlasan. Turut berdukacita yang mendalam atas berpulangnya saudara kita, Irjen Ignatius Sigit. Semoga beristirahat dalam damai abadi dan keluarga ditinggalkan diberikan ketabahan dan penghiburan. Amin,” tutur Argo.

Polri mengatakan Kadiv Propam Irjen Ignatius Sigit meninggal dunia karena menderita berbagai penyakit atau komplikasi.

“Komplikasi, karena sakit jantung, ginjal dan paru-paru,” ungkap Argo.

Semasa hidupnya, Irjen Sigit lama berkiprah di bidang antiterorisme. Rekam jejaknya dapat disimak di halaman selanjutnya.

Rekam Jejak Irjen Sigit

Polri menyebut Irjen Ignatius Sigit menghabiskan puluhan tahun menangani kasus-kasus terorisme di Tanah Air. Irjen Ignatius Sigit juga terlibat dalam perburuan pelaku Bom Bali, Dr Azahari, hingga pimpinan kelompok radikal Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah.

“Puluhan tahun di Densus 88 Antiteror. Dari pangkat AKP (ajun komisaris polisi) hingga kombes (komisaris besar) di Densus,” kata Argo.

Berdasarkan data SSDM Polri, pangkat AKP disematkan di pundak Irjen Ignatius Sigit pada 1998-2003. Sedangkan Irjen Ignatius Sigit berpangkat kombes sejak 2010 hingga 2017.

Sementara itu, kasus Bom Bali I terjadi pada 12 Oktober 2002. Artinya, Irjen Ignatius Sigit menghabiskan waktu selama 15 tahun dalam tugas pemberantasan terorisme.

Pada 2010, Irjen Ignatius Sigit dipercaya sebagai Kepala Satuan Tugas Wilayah (Kasatgaswil) Jawa Tengah dan DIY Densus 88 Antiteror Polri. Pada 2017, dia menjabat Kasatgaswil Jawa Tengah Densus 88 Antiteror Polri.

Peralihan pangkat dari kombes ke brigadir jenderal (brigjen) terjadi saat Irjen Ignatius Sigit ditugaskan di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), yaitu pada 2018. Setelah itu, Irjen Ignatius Sigit kembali mendapat jabatan struktural di Polri sebagai Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Div Propam Polri.

Kapolri Jenderal Idham Azis kemudian mempromosikan Ignatius Sigit dari pangkat brigjen ke inspektur jenderal (irjen), sekaligus mempercayakan jabatan Kadiv Propam Polri pada 5 Desember 2019.

Irjen Ignatius Sigit merupakan alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 1992. Selama perjalanan kariernya, Irjen Ignatius Sigit dianugerahi Satyalancana Kesetiaan 8 tahun, Satyalancana Operasi Kepolisian dan Bintang Bhayangkara Nararya.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru