26.8 C
Jakarta

Idulfitri Sebagai Perisai Ukhuwah Insaniah

Artikel Trending

Milenial IslamIdulfitri Sebagai Perisai Ukhuwah Insaniah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com Keputusan pemerintah dalam penetapan Idulfitri jatuh pada Sabtu, 22 April 2023. Keputusan ini berlaku sebab pantauan hilal di sejumlah wilayah di tanah air, kemarin petang, masih belum mencukupi syarat. Tinggi hilal di 123 titik pengamatan berada di atas ufuk dengan ketinggian antara 0 derajat 45 menit sampai 2 derajat 21,6 menit. Dengan sudut elongasi antara 1 derajat 28,2 menit sampai dengan 3 derajat 5,4 menit.

Berbeda Satu Tujuan

Dengan keputusan pemerintah tersebut, Nahdlatul Ulama dan Pimpinan Pusat Persatuan Islam juga merayakan lebaran esok. Sementara Muhammadiyah berhari raya hari ini, dan Jamaah Tarekat Naqsabandiyah dan Sattariyah telah melaksanakan hari raya kemarin.

Penentuan tersebut sama-sama benar, menutut modete yang digunakan. Ada yang berpatokan yang penting sudah ada hilal, bulan muda, ada yang berpatokan tinggi hilal minimal harus tiga derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Apa yang dapat kita petik dan lakukan dalam perbedaan tersebut? Kita dapat melakukan dengan bersama-sama menghormati dan saling membantu. Sudah banyak dicontohkan oleh masyarakat Islam di Indonesia, misalnya saling berbagi tempat, saling membantu menyiapkan salat Idulfitri, saling menjaga hubungan baik penuh kehangatan dan lain-lain.

Beragama Dewasa

Seperti ini bisa dilakukan manakala, di antara umat beragama sudah dewasa dalam beragama dan tidak merasa paling benar. Sungguh dalam Islam telah diajarkan saling menghormati dan menjaga ukhuwah insaniah atau persaudaraan di antara umat beragama.

BACA JUGA  Metamorfoshow: Propaganda Kebangkitan Khilafah HTI yang Wajib Diboikot

Merayakan Idulfitri berarti siap merayakan kemenangan bersama. Banyak orang mengartikan bahwa Idulfitri adalah basis perayaan kemenangan atas sempurnanya ibadah dan ketaatan dengan penuh suka cita dan rasa persaudaraan.

Karena basisnya adalah merayakan kemenangan dan persaudaraan, maka berbedanya perayaan Idulfitri kali ini adalah hal yang biasa. Justru dengan perbedaan tersebut, kita bisa saling bantu dalam fasilitas atau memfasilitasi ibadah masing-masing. Baik ini dilakukan oleh pemerintah, sebagai penyelenggara negara, baik di pusat ataupun daerah, atau dari ormas keagamaan dan masyarakat secara luas.

Perisai Ukhuwah Insaniah

Bagi saya pribadi, tak ada alasan merayakan Idulfitri dengan tengkar dan silang pendapat. Idulfitri harus dirayakan dengan kemenangan, penuh keceriaan, rendah hati, saling menghormati, dan saling memaafkan.

Idulfitri bukan sekadar ritual keagamaan. Idulfitri bisa kita jadikan sebagai momentum untuk merekatkan persaudaraan sebangsa, di tengah perbedaan dan keragaman ini. Di sana tidak ada cerca, dusta, intimidasi, intoleransi, kolusi, radikalisme, dan terorisme.

Sebagai bagian dari umat muslim yang sehat, Idulfitri kita jadikan perekat kebangsaan, yang dilandasi dengan toleransi nan suci hati. Karena itu, pada perayaan kali ini, kita sebagai muslim yang taat, kita memiliki kesempatan untuk saling mempererat tali silaturahim, meneguhkan persaudaraan sesama umat muslim dan antar umat beragama. Dengan cara seperti itu, insyaallah Idulfitri kali ini bisa menjadi Idulfitri yang pamungkas, rahmat bagi seluruh umat. Amin.

Selamat merayakan Idulftri, teman-teman..

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru