Harakatuna.com – Dalam syariat Islam, salah satu kewajiban umat Islam adalah menutup auratnya. Laki-laki maupun perempuan yang sudah baligh dikenakan hukum syariat untuk menutup auratnya. Lantas yang menjadi pertanyaan apakah diperbolehkan melihat aurat sendiri dalam agama Islam?
Para ulama sendiri telah bersepakat bahwa batasan aurat laki-laki itu di antara pusar dan lututnya. Sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Hal ini sebagaimana dituliskan dalam kitab Fathul Qorib
وعورة الذكر ما بين سرته وركبته، …؛ وعورة الحُرَّة في الصلاة ما سوى وجهها وكفيها ظهرا وبطنا إلى الكوعين؛
Artinya, “Aurat lelaki (yang wajib ditutupi) ialah anggota tubuh antara pusar hingga lutut,.. dan aurat perempuan dalam salat ialah seluruh anggota tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangannya baik luar maupun dalam hingga batas pergelangan.”
Adapun melihat aurat sendiri dalam Islam itu diperbolehkan ketika ada hajat, misal mau mandi atau buang hajat. Namun apabila tidak ada hajat tertentu melihat aurat sendiri itu dimakruhkan. Makruh adalah apabila ditinggalkan mendapatkan pahala dan apabila dilakukan tidaklah mengapa.
فائدة يجوز له أن ينظر إلى عورته في غير الصلاة ولكن يكره ذلك من غير حاجة أما في الصلاة فلا يجوز فلو رأى عورة نفسه في صلاته من كمه أو من طوق قميصه بطلت صلاته
Artinya: “Faedah boleh bagi seseorang melihat auratnya sendiri di luar shalat. Meski boleh, namun hal itu dimakruhkan tanpa ada keperluan. Adapun jika di dalam shalat, maka tidak boleh melihat aurat diri sendiri. Jika seseorang melihat auratnya dari lengan bajunya atau kerah gamisnya, maka shalatnya menjadi batal”. (Syekh Abu Bakar Syatha, I’anatut Thalibin)
Melihat aurat sendiri hukumnya adalah makruh jika tanpa keperluan dan diharamkan melihat aurat orang lain. Melihat aurat orang lain atau membuka aurat sendiri dengan tujuan untuk berobat maka diperbolehkan.
يجوز كشفها لحاجة كتخل واستنجاء وغسل ولا يحرم عليه نظر عورته حيث جاز كشفها لتداو ونحوه مما تقدم
Artinya: “Boleh membuka aurat karena ada kebutuhan seperti hendak buang hajat, istinja’, dan mandi. Dan tidak haram bagi seseorang melihat aurat dirinya sendiri jika membuka aurat dibolehkan, seperti hendak berobat dan lain sebagainya” (Kasysyaful Qina’)
Dari keterangan ini menjadi jelas bahwa hukum melihat aurat sendiri adalah makruh, namun jika ada keperluan maka tidaklah mengapa, Wallahu A’lam Bishowab.