Dengarkan artikel ini
Kemiskinan adalah hal yang selalu menjadi pembahasan baik dalam agama maupun dalam pemerintahan, dalam agama kemiskinan ditakutkan akan menyebabkan seseorang terjerumus dalam kekufuran, sedangkan dalam pemerintahan kemiskinan selalu menjadi topik yang selalu dibawa di setiap PEMILU, para pemimpin selalu berjanji untuk mengentaskan kemiskinan, mengentaskan kemiskinan juga merupakan amanat undang-undang yang harus segera dilaksanakan.
Setiap orang selalu berjuang dalam hidupnya untuk melawan kemiskinan, dari kecil mereka telah didoktrin oleh orang tuanya atau kebudayaan masyarakat di sekitarnya untuk menjadi orang yang sukses. Bahkan bisa dikatakan tujuan utama pendidikan di Indonesia yaitu untuk mengentaskan kemiskinan.
Secara logika salah satu usaha untuk melawan kemiskinan adalah dengan bekerja keras, hanya dengan itu kemiskinan bisa dilawan. Bagaimana mau beranjak dari kemiskinan dan menuju kesuksesan kalau bekerja keras aja mereka malas. Walaupun demikian berapa banyak orang yang telah bekerja keras namun posisi mereka masih dalam garis batas kemiskinan dan tak kunjung beranjak kepada kesuksesan.
Memang untuk menentukan standar kesuksesan tidaklah mudah, begitu pun untuk menentukan standar kemiskinan, setiap orang pasti mempunyai pemikiran bagaimana dirinya untuk sukses, akan tetapi jarang mereka mereka memikirkan kenapa dirinya belum juga beranjak dari garis kemiskinan ini. oleh karena hal yang demikian penulis mencoba menukilkan pendapat Imam Nawawi agar kita bisa mengetahui penyebab kemiskinan dan kita bisa mendeteksinya sedini mungkin.
Dalam buku karangannya, Kasyifatus Saja. Imam Nawawi memberikan peringatan bahwa kebanyakan tidur akan mewariskan kefakiran bagi orang kaya, dan menambah kefakiran bagi orang yang telah fakir. Sesungguhnya orang itu terhijab dari rezekinya karena perbuatan dosa yang dilakukan, khususnya dosa berbohong, atau hoax.
Dengan peringatan ini, maka salah satu usaha untuk mengentaskan kemiskinan di negeri Indonesia adalah salah satunya dengan melawan kebohongan atau hoax, hoax di samping membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa juga menyebabkan kemiskinan melanda suatu negeri. Upaya melawan hoax yang sekarang gencar dilakukan pemerintah sebenarnya adalah upaya serius untuk mengentaskan kemiskinan dan membawa Indonesia menjadi negara yang makmur dan sejahtera.
Di samping hal tersebut Imam Nawawi juga memberikan peringatan mengenai deteksi dini penyebab kemiskinan yaitu bahwasanya kebanyakan tidur akan menyebabkan kefakiran, begitu juga orang yang tidur tidak mengenakan pakaian (Ngligo: Bahasa Jawa), makan dalam keadaan junub, mengabaikan makanan yang terjatuh, membakar kulit bawang merah dan bawang putih, dan membersihkan rumah (menyapu) di waktu malam hari, meninggalkan sampah di dalam rumah karena sungkan untuk membuangnya, atau menumpuk-numpuk sampah di dalam rumah, berjalan didepan gurunya, memanggil nama orang tua dengan Namanya, termasuk dalam hal ini adalah memanggil orang dengan sebutan yang kurang pantas, membasuh tangan dengan tanah, melalaikan Shalat, menjahit baju dengan posisi jahitan di atas badan, bersegera keluar dari masjid, pergi ke pasar lebih awal dan santai kalau mau pulang dari pasar, meninggalkan mencuci barang-barang kepunyaannya misal piring dan gelas, mematikan cahaya dengan cara ditiup, menulis dengan pena yang rusak, menyisir rambut dengan sisir yang rusak, tidak berdoa untuk kedua orang tuanya, memakai sorban sambal berdiri, memakai celana sambil berdiri, pelit dan boros.
Dengan demikian perilaku kita sehari-hari sangat menentukan kesuksesan kita, dan dari semua itu ternyata akhlak dan adab adalah hal pokok untuk mencapai kesuksesan. Liat saja, sebagai misal, memakai celana sambil berdiri bukan merupakan adab yang baik akan tetapi banyak dari kita yang tidak menyadari bahkan melakukannya setiap hari. Dan juga menyebar hoax bukan akhlak yang baik akan tetapi tanpa sering disadari kita ikut menyebarkan hoax, betapa banyak informasi yang didapat langsung di share tanpa adanya saring-menyaring informasinya.
