28.4 C
Jakarta

Hindari Politik Identitas! Salahnya Di Mana?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanHindari Politik Identitas! Salahnya Di Mana?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Menjelang pemilu 2024, klaim politik identitas seringkali disematkan pada kubu tertentu. Sampai detik ini deklarasi Calon Presiden masih tertuju kepada tiga orang, yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar. Biasanya klaim politik gencar sekali dialamatkan kepada kubu Anies.

Sebelum melangkah lebih jauh, perlu kiranya Anda tahu apa itu politik identitas? Agar Anda tidak terjebak dalam pemahaman yang mengatakan bahwa politik identitas adalah politik yang mengatasnamakan agama. Meski tidak selama keliru, tapi pemahaman ini masih timpang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kemdikbud kata identitas itu menunjuk kepada makna jati diri atau semangat (daya gerak dari dalam). Jadi, politik identitas itu adalah politik yang didorong oleh jati diri atau semangat yang menopangnya. Pertanyaannya, apakah politik identitas itu tidak baik? Tidak selama begitu, semua itu kembali kepada semangat yang diperjuangkan. Apakah yang diperjuangkan itu kepentingan kemanusiaan atau kepentingan kelompok semata?

Seorang filsuf Frans Magnis Suseno pernah menyebutkan bahwa baik dan buruk seseorang tidak bisa diukur dari apa yang mereka perlihatkan, tetapi semangat apa yang mereka perjuangkan (motivasinya). Karena, banyak orang berbuat baik tapi motivasinya buruk. Tentu, mengetahui motivasi ini tidak mudah. Hanya si pelaku dan Tuhan saja yang tahu.

Kembali kepada klaim politik identitas yang timpang sebelah terhadap kubu Anies itu tidak dapat dibenarkan. Karena, lawan politik Anies juga menggunakan identitas kekuasaan untuk menggerakkan roda politiknya. Maksudnya, semua kubu sesungguhnya sama-sama menggunakan identitas dalam politik. Jadi, tidak benar jika politik identitas yang dipandangnya negatif hanya dilekatkan pada kubu Anies saja.

Jika kubu lawan politik Anies menyanggah bahwa politik identitas yang digunakan Anies itu negatif, lalu buktinya apa? Keterlibatan politik Anies dalam demonstrasi 212 itu tidak selamanya negatif. Karena, orang yang hadir pada kesempatan itu tidak semuanya karena atas nama agama. Mereka datang hanya sebagai rakyat yang ingin menyampaikan keluh kesahnya kepada pemerintah sebagai orangtua. Bisa jadi mereka belum didengar suara hatinya selama pemerintah memegang kendali pemerintahan. Bisa jadi mereka ingin memperbaiki negeri ini yang mulai dirusak oleh penjajahan.

BACA JUGA  Politik Dinasti Jokowi, Apakah Dibenarkan oleh Agama?

Jika kubu lawan tetap tidak setuju dengan cara Anies berpolitik, itu bukan kesalahan. Itu kembali kepada selera saja. Apalagi sekarang, Anies dideklarasikan oleh Partai NasDem yang menjunjung tinggi integritas bangsa Indonesia, yaitu pluralitas dan religiusitas. Maksudnya, sikap kemajemukan terhadap segala bentuk perbedaan dan sikap keagamaan yang dianutnya.

Apalagi, Anies yang sekarang semakin bertambah baik dalam menatap Indonesia ke depan. Karena, partai penopangnya adalah partai yang mendukung nilai-nilai yang diperjuangkan di Indonesia. Maka, bangsa ini harus pandai membedakan mana pemimpin yang layak untuk memegang estafet kepemerintahan di Indonesia. Jangan terjebak dalam hasutan kubu tertentu. Jika bangsa ini terjebak dalam kekeliruan itu, mereka akan menyesal di hari kemudian.

Maka, politik identitas tidak selamanya keliru. Itu semua kembali kepada semangat yang diperjuangkan. Jika semangatnya adalah menegakkan kebhinekaan dan religiusitas, maka itu dapat dibenarkan. Sebaliknya, jika yang diperjuangkan hanyalah kepentingan kelompok, maka itu harus ditolak.

Sebagai penutup, semua manusia tidak bisa lepas dari identitas, karena identitas itu tanda. Semisal, manusia beridentitaskan pria atau wanita dan bersuku ini dan itu. Jadi, dalam politik pun begitu juga. Sungguh mustahil berpolitik tanpa identitas.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru