Harakatuna.com – Neraka adalah salah satu ciptaan Allah yang dikhususkan bagi orang-orang yang timbangan amal kejelekannya lebih banyak dari amal kebaikannya. Semua orang yang hidup di dunia ini tidak ada yang menginginkan neraka. Hal ini karena neraka merupakan tempat siksaan. Oleh karena yang demikian manusia wajib untuk melakukan amal saleh untuk menghindari masuk neraka. Dan salah satu upaya untuk menghindari neraka adalah dengan berkata baik.
Nabi Muhammad bersabda
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
Artinya: “Jauhilah neraka meski dengan [bersedekah] sepotong kurma, jika tidak melakukannya, maka hendaklah (bersedekah) dengan tutur kata yang baik.” [HR. Bukhori]
Dalam hadis ini Rasulullah menerangkan bahwa salah satu upaya menghindari neraka adalah dengan berkata baik. Berkata baik ini mudah bagi sebagian orang dan susah juga bagi sebagian orang. Intinya barang siapa yang mengaku beriman kepada Allah harus berkata baik. Dan kalau tidak berkata baik lebih baik untuk diam
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya: “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.” [HR. Bukhori]
Diera digital sekarang ini, berkata baik itu tidak hanya dibuktikan dengan tuturan yang baik melainkan juga menahan jari untuk mengetik perkataan yang kotor. Di era digital, manusia mempunyai kebebasan yang luar biasa untuk mengungkap sesuatu di media digital. Pada perlu diketahui bahwa jejak media digital itu sudah dihapuskan.
Dan perlu diingat, jangan sampai satu ujaran kebencian yang kita ketikan di media digital ini menjadi penghalang kita masuk surga kelak. Karena ujaran kebencian yang kita ketika ini sudah dibaca jutaan dan di re-post ribuan orang.
Dan terakhir, Orang yang beriman bukanlah pencela. Oleh karenanya berkatalah yang baik. Dan berkata baik juga termasuk upaya menghindari neraka. Nabi bersabda
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ
Artinya: “Orang yang beriman bukanlah orang yang suka mencela dan mengutuk.”