30.4 C
Jakarta

Hilman Nur Ichsan: Perjalanan Menuju Kesetiaan pada NKRI

Artikel Trending

KhazanahInspiratifHilman Nur Ichsan: Perjalanan Menuju Kesetiaan pada NKRI
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Hilman Nur Ichsan adalah salah satu mantan narapidana kasus terorisme (napiter) di Indonesia yang berhasil melewati proses deradikalisasi. Ia menjadi bagian dari kelompok kecil individu yang pernah terpapar ideologi radikal namun mampu kembali ke jalan damai. Kisah hidup Hilman mengajarkan kita tentang kekuatan transformasi, pembelajaran, dan kesempatan kedua.

Keterlibatan Hilman dalam dunia terorisme bermula dari keyakinannya terhadap ideologi yang mengajarkan permusuhan terhadap negara. Pada 2018, ia ditangkap oleh aparat kepolisian setelah melakukan ancaman pengeboman melalui panggilan telepon ke call center sebuah bank. Ancaman tersebut menjadi puncak dari radikalisme yang telah lama berkembang dalam dirinya. Hilman yakin bahwa tindakannya adalah bentuk perjuangan, meski pada akhirnya ia menyadari bahwa itu hanyalah sebuah kesalahan besar.

Penangkapan Hilman menjadi titik balik dalam hidupnya. Ia dijatuhi hukuman penjara dan ditempatkan di Lapas Kelas II B Indramayu, Jawa Barat. Di tempat itu, ia mendapatkan berbagai program pembinaan yang dirancang untuk membantu narapidana kasus terorisme mereformasi diri. Hilman mengikuti program deradikalisasi yang diawasi langsung oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan aparat keamanan lainnya.

Proses deradikalisasi bukanlah hal yang mudah. Awalnya, Hilman merasa ragu untuk membuka diri terhadap ideologi baru yang diperkenalkan melalui program tersebut. Namun, dengan pendekatan yang persuasif dan penuh empati dari para pembina, ia perlahan mulai mempertanyakan keyakinan lamanya. Hilman mulai menyadari bahwa ideologi radikal yang dianutnya selama ini tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan kemanusiaan.

Selama masa pembinaan, Hilman tidak hanya diajak berdialog, tetapi juga diberi pemahaman baru tentang nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan. Ia diajarkan bahwa Islam sebagai agamanya sangat menjunjung tinggi perdamaian dan keadilan. Perspektif ini membuka matanya terhadap kerugian yang telah ia timbulkan, baik kepada orang lain maupun kepada dirinya sendiri.

Pada 7 September 2022, Hilman secara resmi mengikrarkan kesetiaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Prosesi ikrar ini berlangsung di Lapas Kelas II B Indramayu dan disaksikan oleh aparat keamanan serta tokoh masyarakat. Dalam ikrarnya, Hilman menyatakan penyesalan mendalam atas tindakannya di masa lalu dan berjanji untuk menjalani hidup yang lebih baik.

Hilman menyebutkan bahwa proses deradikalisasi memberinya banyak pelajaran berharga. Ia memahami bahwa jalan kekerasan bukanlah cara yang benar untuk mencapai tujuan. Sebaliknya, ia menyadari pentingnya dialog, toleransi, dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Kesadaran ini menjadi dasar baginya untuk memulai lembaran baru dalam hidupnya.

BACA JUGA  Abu Fida: Perjalanan dari Ideologi Gelap Menuju Cahaya Kebangsaan

Setelah mengucapkan ikrar setia, Hilman mulai melibatkan diri dalam berbagai kegiatan positif di dalam lapas. Ia menjadi contoh bagi narapidana lain untuk berani berubah dan meninggalkan ideologi radikal. Hilman juga sering berdiskusi dengan pembina dan tokoh agama untuk memperdalam pemahamannya tentang ajaran Islam yang damai dan moderat.

Hilman kini bertekad untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Ia berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat setelah bebas. Baginya, hidup bukan lagi tentang konflik atau permusuhan, melainkan tentang bagaimana membangun kedamaian dan kepercayaan di tengah masyarakat.

Kisah Hilman Nur Ichsan adalah salah satu bukti keberhasilan program deradikalisasi yang diterapkan pemerintah. Meski tidak semua mantan napiter dapat berhasil menjalani proses ini, keberhasilan individu seperti Hilman menunjukkan bahwa perubahan itu mungkin. Kunci dari proses ini adalah pendekatan yang humanis, persuasif, dan berbasis empati.

Hilman juga mengakui bahwa perubahan ini tidak hanya terjadi karena upaya pemerintah, tetapi juga karena dukungan dari keluarga dan komunitas. Ia merasa bersyukur karena banyak pihak yang memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri. Kesempatan ini memberinya semangat untuk terus melangkah maju tanpa menoleh ke masa lalu yang kelam.

Namun, perjalanan Hilman untuk kembali diterima sepenuhnya di masyarakat bukanlah hal yang mudah. Stigma terhadap mantan napiter seringkali menjadi tantangan terbesar. Banyak orang masih merasa ragu dan curiga terhadap mereka yang pernah terlibat dalam kasus terorisme. Hilman menyadari hal ini dan berusaha keras untuk membuktikan bahwa dirinya telah benar-benar berubah. 

Kisah Hilman menjadi pengingat bagi kita semua bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berubah, asalkan diberikan kesempatan dan dukungan yang tepat. Ia adalah bukti bahwa ideologi radikal dapat dilawan dengan pendidikan, pendekatan humanis, dan dialog. Lebih dari itu, ia mengajarkan kita tentang pentingnya memaafkan, memberikan kesempatan kedua, dan membangun masyarakat yang inklusif.

Hilman Nur Ichsan kini menjadi simbol harapan bahwa perubahan itu mungkin. Perjalanannya dari seorang napiter menjadi individu yang setia kepada NKRI adalah kisah yang layak untuk dijadikan inspirasi. Ia membuktikan bahwa manusia bisa belajar dari kesalahan, memperbaiki diri, dan memberikan manfaat bagi bangsa dan negara.[] Shallallahu ala Muhammad. 

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru