26.9 C
Jakarta
Array

Hijrahmu Jangan Sekedar Main Tagar Saja

Artikel Trending

Hijrahmu Jangan Sekedar Main Tagar Saja
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dalam beberapa tahun belakangan ini, hijrah sebagai sebuah istilah dan gerakan, digandrungi oleh masyarakat Indonesia secara luas. Tren hijrah tak hanya moncer dikalangan santri, melainkan sudah merambah ke dunia artis. Banyak artis yg ikut hijrah dan menjadi icon gerakan hijrah. Tren hijrah kalangan artis ini mampu menyedot masyarakat awam lainnya untuk segera ikut hijrah. Pakai hijab salah satu tanda seseorang sudah hijrah.

Belum lama ini, kata hijrah tambah ramai dibicarakan oleh masyarakat karena baru saja, tanggal 31 Agustus kemarin, segenap umat Islam merayakan Tahun Baru Islam (Kalender Hijriyah). Sebagai salah satu bentuk kemeriahan, tagar #hijrahselamatkanindonesia dan kerabatnya itu menjadi trending topik di twitter.

Berangkat dari sini, penulis hendak memotret bahwa esensi hijrah tak sekedar berhijab, menjadikan tagar hijrah trending topik dan teriak-teriak takbir serta membentangkan bendera tauhid. Bukan sekedar itu. Ada yang lebih esensial lagi daripada itu, yaitu hijrah dari  egoisme dan obsesi harta menuju berkorban dan memberi (bersedekah).

Haidar Bagir dalam bukunya Risalah Cinta dan Kebahagiaan mengatakan bahwa dalam Alquran, Allah SWT tidak menciptakan dua hati, melainkan hanya satu hati. Hati yang hanya satu itu jika hanya terpenuhi oleh urusan dunia, baik itu urusan yang mengakibatkan ia merasa benar, dan mengumbar egoisme, maka hati tersebut akan dibalut penyakit. Karena egoisme adalah penyakit hati itu sendiri.

Menaklukkan Egoisme

Egoisme adalah sesuatu yang negatif. maka, sudah selayaknya egoisme ini dihilangkan dalam diri seseorang. Namun, bagaimana cara menaklukkan egoisme? Egoisme bisa dihilangkan dengan berkorban dan memberi. Karena kedua sikap tersebut mampu mengurai pengembaraan nafsu dalam diri.

Islam mengajarkan bahwa untuk mencapai sebuah kebaikan adalah melalui sikap memberi pada sesama. Daripada kita menghabiskan waktu hijrah ‘bertagar’ yang hanya menuai pada konfrontasi, lebih baik kita mulai membersihkan diri dari egoisme dalam hati ‘yang satu’ untuk memenuhkan ‘Yang Satu’ di dalam hati.

Ketika sikap memberi telah tertanam, maka egoisme menjauh dari hati. Jika demikian yang terjadi, maka hati akan berhijrah dari keobsesian pada harta menuju obsesi dalam berbuat kebaikan (bersedekah).

Seorang sufi kenamaan, Ibrahin ibn Adh-ham memiliki jabatan yang mentereng, yakni seorang khalifah di Balkh. Akan tetapi, ia meninggalkan jabatannya itu. Suatu hari ada seorangrang laki-laki yang hendak memberikannya sedikit uang.

Ibrahim ib Adh-ham berkata, “Jika kau kaya, aku akan menerima uangmu. Namun jika kau miskin, aku tidak akan menerimanya.

Lelaki itu menyakinkan bahwa ia adalah orang kaya. Ibrahmi ibn Adh-ham lantas bertanya berapa banyak uang yang dimiliki laki-laki itu.

Aku memiliki  lima ribu keping emas.”

Lalu, Ibrahim kembali bertanya, “apakah kamu ingin memiliki uang 10 ribu, atau 20 ribu keping emas?”

Laki-laki itu menjawab, “iya tentu.”

Dengan tegas Ibrahim ibn Adh-ham berkata, “berarti kau sama sekali tidak kaya. Kau lebih membutuhkan uang ini daripada aku. Sedang aku, dengan apapun puas akan segala pemberian-Nya. Tidak mungkin aku menerima apapun dari orang yang selalu mengharap lebih banyak“.

Cerita di atas, harusnya menyadarkan kita betapa manusia penuh dengan obsesi untuk mendapat lebih banyak, baik itu harta, jabatan yang lebih tinggi. Di samping itu semua, obsesi pribadi yang mengkultuskan pemikiran (pendapat) sendiri  merupakan sebuah egoisme yang meluluhlantahkan (hakikat) kelembutan hati. Karena obsesi terhadap pemikirannya, ia tak mau mendengarkan pendapat orang lain. Menjadikan disekitarnya ‘taghut‘ bahkan kafir.

Alangkah baiknya, berhijrah tidak hanya pada tagar belaka, melainkan hijrah dari egoisme (kelompok) dan obsesi (harta) menuju kepentingan rakyat bersama, menuju Indonesia ramah, bukan marah. Indonesia beradab bukan biadab. Serta, Indonesia penuh kasih dan sayang dengan sikap saling memberi (sedekah).

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru