28.4 C
Jakarta

Hijrah Palsu dan Tren Pendangkalan Agama

Artikel Trending

KhazanahOpiniHijrah Palsu dan Tren Pendangkalan Agama
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Fenomena yang sering kali terjadi di masyarakat awam khususnya Islam ialah muncul dan berjamurnya gerakan gerakan pemahaman keislaman dalam bungkusan kata “hijrah” yang dilakukan oleh beberapa masyarakat. Ini terjadi salah satunya imbas dari banjirnya informasi dan kemudahan akses teknologi, sehinga filtrasi informasi yang valid susah untuk dibendung. Apalagi untuk kita masyarakat awam.

Bahkan, dalam dinamikanya di tengah masyarakat, tren hijrah ini menjadi corak gerakan baru umat Islam khususnya di Indonesia. Penyebaran lewat media sosial semakin memudahkan orang tertarik untuk melakukan tren hijrah ini. Namun yang menjadi permasalahan utama adalah pemahaman terkait keislaman yang diperoleh. Apalagi cuma lewat medsos, yang mungkin hanya sebatas berenang di permukaan saja dan akhirnya menjadi mispersepsi diantara sesama muslim

Apalagi ditambah dengan beredarnya potongan potongan video ceramah lalu tiba-tiba dijadikan story di medsos seakan menjadi kitab baru bagi orang hijrah. Akibatnya, timbul pendakalan pemahaman agama, tanpa melakukan kajian lebih lanjut terhadap tema kajian tersebut, dan akhirnya menjadi kesalahan fatal dalam melakukan penalaran terhadap ajaran agama.

Mungkin sudah banyak kita temukan di lingkungan sekitar kita orang orang yang mudah mengaharamkan dan mengkafirkan sesama umat Islam. Ini menjadi contoh yang nyata bagi kita akibat dari kurangnya pemahaman agama dan kurangnya menggali pandangan ulama yang kredibel dan hujahnya otoritatif.

Perlu kita pahami bersama bahwa dalam memahami ajaran ajaran Islam, kita perlu menguasai banyak bidang ilmu sebagai penopang untuk melakukan kajian tentang Islam. Seperti ilmu balaghah, ilmu mantiq, ilmu tafsir, dan masih banyak lainnya. Karena untuk mengetahui di balik apa yang diinginkan oleh Al-Qur’an dan hadis yang orientasinya untuk kemashalatan umat manusia tidaklah mudah.

Melacak Asal usul Hijrah

Sebenarnya asal-usul kata hijrah dapat kita lacak bersama secara historis pada saat Nabi Muhammad mendapat penolakan dan penekanan yang sangat besar oleh masyarakat Makkah di kala awal penyebaran ajaran agama Islam. Lalu beliau hijrah dalam makna berpindah tempat ke Madinah yang lebih aman, dan beliau diterima baik di tengah masyarakat Madinah.

Namun entah sejak kapan makna dan konsepsi tentang hijrah berubah haluan. Tren hijrah dengan makna berpindah dari sifat dan kelakuan maksiat yang telah lalu, menuju ke sifat serta memperbaiki diri secara keislaman mulai mencuat kepermukaan pada dekade 1980 an, namun belum menjadi tren di kalangan masyarakat.

Memasuki abad ke-21 ini kata hijrah mengalami perluasan makna seiring berjalannya dinamika kemasyarakatan. Bahkan sebegitu berubahnya kata hijrah hampir disama ratakan dengan orang yang baru saja berpindah agama. Seakan akan orang yang hijrah dan belum hijrah adalah dua entitas Islam yang sangat jauh berbeda

BACA JUGA  Pilpres, Momentum Berbaik Sangka Sesama Bangsa

Pendidikan Sebagai Fondasi

Saya teringat dengan salah satu quotes Nelson Mandela yang bunyi nya “Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan Pendidikan kamu dapat merubah dunia”. Hal ini dapat kita artikan bersama bahwa, posisi pendidikan dalam dalam dinamika kehidupan masyarakat adalah alat yang penting untuk dimiliki.

Begitu juga dengan memahami ajaran ajaran agama Islam. Pendidikan merupakan senjata yang paling ampuh untuk kita memberantas pedangkalan agama. Baik itu melalui Pendidikan formal dan non-formal, apalagi pendidikan agama khususnya sebagai bekal untuk memahami ajaran Islam secara kafah dan komprehensif.

Namun juga yang perlu di perhatikan, pemahaman ini kadang beredar di masyarakat ialah ilmu agama yang dalam konteks ini telah dijadikan sebagai kurikulum yang dapat menjadi metode atau pendekatan dalam memahami ajaran ajaran agama.

Terlepas dari itu masih banyak disiplin ilmu yang menjadi penunjang akal sehat kita dalam memahami ajaran agama. Contohnya filsafat dan ilmu linguistik lainnya yang juga berperan aktif dalam pencarian kebenaran oleh akal sehat kita.

Maka dari itu untuk menghindari pendangkalan agama sehingga agama hanya dijadikan bahan komoditas dan komersialisasi industri, perlunya pendidikan sebagai peran utama membangun kerangka pemahaman yang lebih komprehensif sehingga tidak mudah bagi kita untuk menyalahkan pemahaman orang lain.

Medsos Sebagai Alat Juang

Kemajuan teknologi saat ini tidak mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dan bahkan hampir menyentuh segala lini kehidupan manusia termasuk agama. Penyebaran informasi semakin tidak terkendalikan.

Entah media yang mana harus kita percaya namun saya yakin dan percaya masih ada media yang berpegang teguh pada prinsip independensi dan profesionalitas dalam memberikan informasi yang terpercaya.

Memang terjadinya pendangkalan agama terjadi lewat media sosial yang penggunanya tidak melakukan pendalaman lebih lanjut tehadap materi yang diberikan, namun ini bukan menjadi alasan apalagi dalih kita untuk memusuhi dan tidak menggunakan medsos untuk menyebarkan kebaikan.

Jika di ibaratkan hampir sama dengan analogi yang sering kita dengar, “Pisau jika dipakai untuk memotong bahan makanan akan menjadi bermanfaat, tetapi jika dijadikan sebagai alat untuk membunuh maka menimbulkan mudarat”. Mungkin kurang lebih seperti itu, jika kita ibaratkan media sosial, media sosial dapat menjadi sumber manfaat yang besar jika di tangan yang tepat.

Menurut saya sendiri penggunaan media sosial sebagai media dalam dakwah sangatlah bagus sebagai respons kita terhadap kemajuan zaman. Namun sangatlah disayangkan jika penggunaannya tidak maksimal. Artinya, ia menjadi pendangkalan pemahaman agama yang menimbulkan mispersepsi bahkan bisa berakibat fatal terbentuknya faham radikalisme yang berujung menjadi terorisme. Hati-hati!

Awal Ummah, S.H
Awal Ummah, S.H
Lulusan Sarjana Hukum Islam di Universitas Islam Indonesia. Aktif dalam berbagai organisasi baik intra maupun ekstra kampus, salah satunya HMI.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru