32.4 C
Jakarta

Hijrah Online: Mensterilkan Ruang Maya dari Ujaran Kebencian

Artikel Trending

KhazanahPerspektifHijrah Online: Mensterilkan Ruang Maya dari Ujaran Kebencian
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Dunia maya menjadi panggung kehidupan yang tidak kalah eksis dengan kehidupan nyata. Bisa dikatakan sekarang menjadi tempat paling mudah dan nyaman untuk berkomunikasi dan mencari informasi. Bahkan dalam ruang maya manusia bisa berperan menjadi dua kepribadian, baik pribadi santun atau pun arogan bisa dilakukan di sini.

Maka tidak mengherankan apabila kejahatan bisa dilakukan secara dari jauh, baik teror sampai dengan menghujat tanpa mempertimbangkan dampak yang akan diberikan pada dunia nyata.

Keadaan inilah yang kemudian mengharuskan setiap manusia harus sadar tentang pentingnya kesadaran dalam bermedia sosial. Bahwa setiap manusia memiliki peran untuk menjadi insan yang bertanggung jawab dan menjaga kestabilan dalam kehidupan, baik itu dalam ruang maya ataupun dunia nyata.

Karena pada prinsipnya setiap kebaikan seperti memberikan edukasi melalui konten-konten yang positif, tentu akan melahirkan sebuah pemahaman dan ajaran yang santun bagi penikmat sosial media.

Dari sinilah pemahaman tentang hijrah online bisa dipraktikkan dengan baik dan mudah dimengerti kaum gadget. Dalam Islam hijrah sering dimaknai sebagai perjalanan Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah yang ditemani sebagian pengikutnya dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dari tekanan orang kafir Quraisy. Setelah di Madinah Rasulullah berhasil membangun sebuah perdamaian untuk semua umat manusia, yang kemudian sekarang bisa dikenang dan diteladani pada manusia.

Pesan inilah yang seharusnya menjadi warna dalam ruang maya, bahwa jari-jemari kita tidak hanya memiliki peran menyebarkan sebuah kegiatan yang bernilai negatif. Melainkan juga bisa menyuarakan bagaimana pentingnya sebuah kerukunan, bagaimana Indonesia kaya dengan berbagai keragaman dan sebuah perbedaan yang mampu menjadi contoh untuk negara lain dalam membangun peradaban yang rukun dengan banyak perbedaan di dalamnya. Sederhananya keragaman budaya yang ada di Indonesia, belum tentu kita jumpai di negara-negara lain.

Secara konsep hijrah online di sini sebenarnya mengajak manusia untuk meneladani Rasulullah, bagaimana pergi meninggalkan kekacauan di Makkah yang pada masa itu memang masih banyak kejahatan dan pergi ke Madinah untuk membangun kerukunan.

BACA JUGA  Puasa: Momentum Menahan Diri dari Nafsu Ekstremisme-Terorisme

Keadaan tersebut bisa diteladani oleh manusia dengan hijrah dalam ruang maya dengan menyebarkan pesan-pesan yang menyenangkan dan mendamaikan, sebagai salah satu upaya untuk membangun kedamaian dan memberantas ujaran kebencian yang masih sering berseliweran di dalamnya.

Berkaca akan hal tersebut, sudah seharusnya kemajuan teknologi dimanfaatkan dengan baik dan digunakan dengan bijak. Sehingga setiap orang bisa menemukan informasi yang menyegarkan dan baik untuk dijadikan pengetahuan. Sehingga dunia maya bisa menjadi modal penting dalam memupuk solidaritas dalam membangun keakraban dalam bersosial. Hingga media sosial menjadi bekal bagi setiap orang untuk membangun kerukunan dan peradaban yang mendamaikan.

Asupan pengetahuan yang positif tentu akan membangun mental baik pula bagi penikmatnya. Sehingga pada titik tertentu edukasi ini akan mampu membangun karakter seseorang dalam menyikapi segala hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak menutup kemungkinan juga bekal pengetahuan ini akan menjadikan manusia benar-benar memahami bahwa dalam kehidupan bersosial ataupun bermedia sosial yang paling penting ialah menjaga kesantunan dan ketertiban.

Inilah yang seharusnya disuarakan dalam dunia maya. Sebab pengguna media sosial tidak hanya kalangan remaja atau dewasa saja. Melainkan bisa diakses oleh anak-anak yang masih menginjak usia dasar. Apabila ujaran kebencian, provokasi dan hoaks disebarkan dengan sembarangan tanpa ada kontrol yang tepat. Maka tidak menutup kemungkinan bisa memberikan efek negatif pada penikmatnya.

Dunia maya harus menjadi ruang yang ramah dan nyaman untuk siapa saja. Umpatan-umpatan yang sekiranya merugikan harus dihindari. Sebab, dunia maya sangat cepat diakses. Apabila kabar buruk menghiasi sosial media, maka kebebasan dalam melakukan kejahatan di dunia maya juga akan mempengaruhi cara berpikir pengguna media sosial.

Itulah yang kemudian menjadi alasan hijrah online harus disuarakan oleh setiap orang. Sebab membangun kerukunan membutuhkan tangan-tangan baik dan manusia-manusia cerdas yang memahami tentang pentingnya ruang maya dan kemanusiaan.

Suroso, S.Ag
Suroso, S.Ag
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru