Dengarkan artikel ini
Harakatuna Media merupakan media dakwah yang menaruh perhatian pada penguatan wawasan kebangsaan dan keislaman. Kebangsaan dan keislaman adalah elemen penting dalam sejarah panjang perjalanan bangsa dan negara ini, tanpa adanya hubungan baik di antara dua unsur penting ini mustahil Indonesia bisa bertahan hingga detik ini. Dengan memungut keberhasilan sinergitas dua arena tersebut, Harakatuna didirikan di tengah arus besar persaingan eksistensi media massa di Indonesia yang secara kasat mata tidak mempunyai pijakan yang kuat dan jelas pada dimensi kebangsaan dan keislaman sekaligus.
Harakatuna hendak menempatkan diri sebagai media yang menjadi rujukan dan pencerahan umat, yang memiliki ciri khas menyebarkan pesan dan ajaran Rasulullah SAW yang ramah, toleran dan menyejukkan, dimana ajaran mulia tersebut dapat diekspresikan sekaligus dipraktikkan dengan penuh harmoni dan perdamaian dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana dipahami, dalam beberapa dekade belakangan ini, Indonesia menjadi sasaran empuk gempuran ideologi transnasional dan paham radikal lainnya yang keberadaanya jelas mencabik-cabik fondasi sistem dan warisan agung pendiri bangsa, yakni Pancasila. Tidak hanya itu, ideologi impor tersebut disinyalir kuat menjadi akar dan musabab munculnya radikalisme yang berujung pada terorisme. Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh organisasi keagamaan?
Harakatuna mencoba untuk terlibat aktif dalam menyikapi isu krusial yang tidak pernah tuntas secara proporsional dan profesional dengan menjadikan isu radikalisme dan terorisme sebagai objek kajian ilmiah dalam beragam bentuk dan kegiatan. Harakatuna meyakini bahwa ideologi impor (radikalisme, terorisme) yang sedang gencar-gencarnya merasuki alam fikir generasi muda Indonesia hari ini, bukan hanya membayakan kerukunan dan keragaman yang telah mapan, tapi juga berpotensi menimbulkan chaos, mengamcan keutuhan NKRI dan stablitas keamanan kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.
Karena itu, Harakatuna Media terpanggil untuk menginisiasi yang fokus pada pemberdayaan dan pengembangan potensi dan kekuatan yang dimiliki pesantren, yakni pesantren sebagai pusat rujukan paham anti-radikal dan teror. Pesantren harus menempatkan diri sebagai lembaga pembimbing umat, salah satunya dengan cara memberikan pencerahan akan makna jihad, kafir, taghut secara benar dan tepat agar umat Islam terhindar dari pemaknaan yang salah dan keliru dari orang yang tidak bertanggungjawab secara moral dan agama.
Harakatuna Tour de Pesantren adalah program yang menjadikan pesantren sebagai banteng dalam menangkap paham radikalisme melalui program yang ilmiah, kreatif dan inovatif. Salah satunya adalah Mudzakaran Alim Ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren dalam Menangkal Paham Radikalisme yang akan dilaksanakan secara rutin setiap bulan dengan menggandeng pesantren berbasis Ormas Islam di seluruh kota-kota besar se-Indonesia.
Agenda lainnya adalah pelatihan jurnalistik bagi santri sebagai bagian dari sarana dakwah di era digital dengan target utamnya adalah membekali para santri dengan wawasan keindonesiaan dan keislaman yang moderat dengan bekal keterampilan mengelola website, blog dan lainya secara profesional. Dengan berbekal wawasan keislaman dan keindonesian yang komprehensif dan kuat serta ditopang oleh penguasaan jurnalistik, santri dapat berdakwah via dunia maya (dakwah virtual), mencerahkan masyarakat yang kehilangan arah, meluruskan masyarakat yang sudah tersesat dan membuat kelompok radikal tidak betah hidup di Indonesia, karena “ideologinya” tidak laku.
Sebagai jalan pembuka, program Harakatuna Tour de Pesantren akan dilaunching di Pondok Pesantren Arrahman, Cidadap, Kota Serang, Banten, pada tanggal 30 November 2017. Harakatuna Tour de Pesantren akan terus membidik pesantren-pesantren besar berbasis Ormas Islam di seluruh Indonesia. Tunggu kehadiran kami!
