26.2 C
Jakarta
Array

Halaqah Takmir Masjid se-DKI, Kemenag Berpesan Tiga Hal Ini

Artikel Trending

Halaqah Takmir Masjid se-DKI, Kemenag Berpesan Tiga Hal Ini
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Pada Halaqah Kemasjidan yang digelar Forum Silaturrahim Takmir Masjid Kementerian/Lembaga dan BUMN (FSTM KLB), Sekretaris Menteri Agama, KH Khairul Huda Basyir menjelaskan bahwa untuk membangun sebuah peradaban, harus dimulai dari masjid. Menurutnya, ada tiga hal penting yang harus dipertimbangkan untuk para takmir masjid yang ada.

“Yang pertama adalah begitu vitalnya peran dan fungsi masjid bagi kehidupan umat ini. Masjid adalah nadi dan jantung bagi kehidupan umat ini. Sejak awal dari sono masjid memang sudah difungsikan lebih giat luar biasa, vital dan strategisnya bagi kepentingan dakwah dan pembinaan serta pencerahan umat,” jelas KH Khairul Huda.

KH Khairul Huda melanjutkan, kalau mau membangun tatanan masyarakat yang beradab, tatanan masyarakat yang maju, maka harus diawali dengan pembangunan masjid. Begitu sebaliknya kalau kita mau merusak sebuah tatanan masyarakat, kita mau mengusik ketenteraman masyarakat, memporak-porandakan keharmonian masyarakat. Maka masjid sesungguhnya juga menjadi pintu yang efektif untuk mewujudkan itu.

“Karena itu, saya ingatkan kepada kita semua, kepada takmir-takmir yang menjadi pengelola utama, sebagai pelayan masyarakat, bukan sebagai pemilik, takmir itu untuk benar-benar menfungsikan masjid, sebagaimana fungsi aslinya yang memang begitulah ajaran kita, ajaran Islam, memberikan peran dan fungsi masjid,” tegasnya.

Dia juga menyimpulkan bahwa ada tiga hal penting agar masjid selalu tetap pada peran dan fungsinya. “Yang pertama peran masjid sebagai ma’had, sebagai rumah ibadah, sebagai umat bersama… yang kedua, peran masjid sebagai madrasah. Sebagai tempat pembinaan, penggemblengan, pencerahan, dan proses pendidikan umat… dan yang ketiga masjid juga sekaligus harus difungsikan sebagai central of activity, pusat aktivitas sosial kemasyarakatan,” terangnya.

Dalam hal ini, KH Khairul Huda juga berpesan supaya masjid tidak menjadi tempat politik praktis, karena kalau masjid menjadi tempat kampanye politik praktis yang pragmatis, maka masjid akan memecah umat. “Kalau di situ ada kampanye, di dalamnya akan terjadi propaganda, akan terjadi agitasi, akan terjadi provokasi, lalu kemudian sentimen tertentu, itu pasti nanti seperti yang disinggung tadi, akan memecah belah umat,” tuturnya.

Yang kedua, dalam forum tersebut KH Khairul Huda juga berpesan agar masyarakat bisa selalu rajin ke masjid. Budayakan untuk selalu terlibat dalam setiap kegiatan yang ada di masjid, karena hal itu akan membuat kemajuan bagi masjid itu sendiri.

“Jadi jangan kita salahkan kalau kita sering ketinggalan dalam mengelola, mengurus dan membina kemasjidan, karena kita sendiri jauh dengan masjid. Tentu kita memang harus, tidak ada teori panjang-panjang saya kira, memang kita harus kembali, bagaimana kita mengurus masjid kalau kita jauh dari masjid, bagaimana kita memenej dan menguasai masjid, menguasai dalam tanda kutip, kalau kita ndak dekat dengan masjid,” sindirnya.

Adapun yang ketiga, KH Khairul Huda juga berpesan bahwa masjid punya komponen penting yang harus selalu dijaga dan dikembangkan, selalu dimenej dan selalu dikelola dengan baik. Komponen itu disebut dengan 5M, yaitu Mihrab, Mimbar, Marbot, Makmum, dan Muammir.

“Ini lima asasi masjid yang perlu diperhatikan untuk benar-benar mengelola masjid,” pungkasnya. (mihrob)

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru