33 C
Jakarta
Array

Pesantren Lumbung Islam Moderat

Artikel Trending

Pesantren Lumbung Islam Moderat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com, Bima– Ratusan santri, pengasuh pesantren dan ustadz-ustadzah se-kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu memadati Auditorium PP. Darul Hikmah untuk menghadiri acara Halaqah Kepesantrenan. Pasalnya kegiatan berupa Halaqah dan Seminar kerap kali diadakan di pesantren ini. Namnun, pada kesempatan kali ini, Halaqah Kepesantrenan baru pertamakalinya dapat mengumpulkan ratusan santri dari berbagai pondok pesantren.

Kegiatan yang dihadiri oleh para pengasuh pondok pesantren ini dimulai tepat pada pukul 08.00 WIB oleh MC. Kegiatan berjalan dengan lancar, mulai dari pra acara hingga acara inti Halaqah Kepesantrenan tiada kendala yang merintangi.

Halaqah Kepesantrenan dengan tajuk Penguatan Pemahaman Moderasi Islam Dalam Kerangka Menangkal Paham Radikalisme dan Terorisme di Indonesia menghadirkan berbagai tokoh lintas Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan para pengasuh pondok pesantren sebagai pembicara.

Hadir pula diantaranya adalah aktivis Eks ISIS, Rayhan yang memberi testemoni ISIS, Islam Indonesia dan Kebangsaan. Menurutnya ISIS adalah negara para pembunuh. Disebutkan demikian karena ISIS mendoktrin bangsa dan rakyatnya untuk membunuh banyak orang yang tidak sepaham.” Yang ditekankan dalam ISIS, salah satunya tugas laki-laki adalah berperang dan memperluas kekuasaan ISIS dengan janji surga bagi yang mati dalam membela Islam,” tutur Rayhan.

“Setelah mendapatkan pelajaran Islam ISIS, kita diajari latihan militer. Kalau kita menolak maka kita akan dipenjara dan disilosi oleh militer ISIS. Semua orang yang sudah baiat pada ISIS harus berperang dalam memperluas kekuasaan ISIS. Inilah doktrin pokok dalam ISIS,” sambung Rayhan.

TG H. Ramli Ahmad mensyukuri karena Indonesia tidak bernasib seperti ISIS. Indonesia masih bisa tentram dan rukun. Menurutnya kenyamanan Indonesia ini disebabkan nilai-nilai kebangsaan yang masih kuat mengakar di negeri ini. “Di Indonesia wawasan kebangsaan terus diajarkan di pesantren. Kalau tidak mengaji ilmu dasar di pesantren tidak mungkin mendapatkan wawasan  pengetahuan yang luas. Maka, tugas pesantren ke depan sangat kompleks dan karenanya harus disiapkan stategi khusus menghadapinya” tutur Ramli Ahmad.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Drs. Ishlahudin Nahur. “Santri memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan NKRI. Pancasila adalah hadiah terbesar yang diberikan umat Islam, dan terutama kalangan santri. Karena itu umat Islam sebenarnya adalah orang yang sangat Pancasilais.Tanpa umat Islam negara ini tidak ada. Dengan kata lain negara ini ada karena kontribusi tokoh-tokoh Islam,” sambung Ishlahudin Nahur.

“Tidak ada pondok pesantren yang radikal, karena dari dulu pesantren mengembangkan wasasan Islam wasathiyah. Tantangan pesantren ke depan adalah mengangkat derajat umat manusia pada kualitas yang lebih baik. Dalam hal pembelajaran, pesantren selalu menjadi garda terdepan dalam hal ini,” pungkasnya.

Menurut Ustadz Najih Arromadhloni pesantren adalah lumbung Islam Moderat yang siap menjaga keutuhan NKRI. Oleh karenanya selama masih ada pesantren Indonesia tidak akan hancur sebab propaganda radikalisme dan terorisme. “Negeri ini tidak mungkin masuk kategori kafir karena didirikan oleh para ulama pesantren,” pungkas najih. (Fay)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Artikel Terkait

Artikel Terbaru