27.8 C
Jakarta

Hadis Nabi, Lauk Makanan Terbaik Adalah Cuka

Artikel Trending

Asas-asas IslamHadistHadis Nabi, Lauk Makanan Terbaik Adalah Cuka
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Sudah menjadi hal yang alamiah, saat manusia menyantap hidangan akan selalu dihadapkan dengan menu atau lauk yang beragam. Tentu asalkan cara dan barangnya halal secara syariat semua makanan atau lauk itu adalah baik. Namun perlu diketahui bahwa sebaik-baiknya lauk makanan menurut hadis Nabi adalah cuka.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh istri Rasulullah, Aisyah dikatakan bahwa sebaik-baiknya lauk makanan adalah cuka.

حَدَّثَنِي ‌عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ ، أَخْبَرَنَا ‌يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ ، أَخْبَرَنَا ‌سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ ، عَنْ ‌هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ ، عَنْ ‌أَبِيهِ ، عَنْ ‌عَائِشَةَ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « نِعْمَ الْأُدُمُ، أَوِ الْإِدَامُ ‌الْخَلُّ .»

Artinya: ’’Dari Abdullah bin Abdurrahman al-Darimi, dari Yahya bin Hassan, dari Sulaiman bin Bilal, dari Hisyam bin Urwah, dari Ayahnya (Urwah bin Zubair) dari ‘Aisyah ia mengatakan bahwa Nabi ﷺ bersabda, sebaik-baiknya lauk adalah cuka.” (HR. Imam Muslim)

Imam Muslim dalam dengan mendasarkan kepada hadis yang lain menjelaskan alasan dibalik terucapnya hadis bahwa sebaik-baiknya lauk makanan adalah cuka. Alasannya adalah pada saat itu Nabi meminta keluarganya untuk makan. Namun keluarganya berkata tidak ada lauk kecuali cuka, maka Nabi bersabda sebaik-baiknya lauk adalah cuka

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلَ أَهْلَهُ الْأُدُمَ، فَقَالُوا: مَا عِنْدَنَا إِلَّا خَلٌّ، فَدَعَا بِهِ فَجَعَلَ  يَأْكُلُ بِهِ وَيَقُولُ: نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ، نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ

BACA JUGA  Ingin Jadi Perempuan Ahli Surga, Lakukan 4 Hal Ini

Artinya: ’’Bahwa Baginda Nabi meminta lauk kepada keluarganya kemudian mereka mengatakan, kami tidak punya apa-apa selain cuka. Maka Nabi memakannya dan berkata, sebaik-baiknya lauk adalah cuka.”

Para ulama sendiri dalam menjelaskan hadis ini banyak pandangan. Imam Nawawi sendiri memahami hadis ini secara tekstual. Itu artinya Imam Nawawi memandang bahwa cuka memang lauk terbaik berdasarkan teks hadis. Sedangkan ulama lain seperti Qadi Iyadh menyatakan bahwa hadis ini memberikan anjuran untuk makan apa yang ada. Dan memakan apa yang ada dihadapan dan tidak mengada-adakan.

فَقَالَ الْخَطَّابِيُّ وَالْقَاضِي عِيَاضٌ مَعْنَاهُ مَدْحُ الاقتصار فى المأكل ومنع النفس عن مَلَاذِّ الْأَطْعِمَةِ تَقْدِيرُهُ ائْتَدِمُوا بِالْخَلِّ وَمَا فِي معناه مما تخف مؤنته

Artinya: ’’Imam al-Khaththabi dan al-Qadhi ‘Iyad mengatakan makna hadits ini ialah pujian untuk merasa cukup dalam makanan dan menahan diri dari terlalu banyak makanan yang enak. Perkiraannya adalah jadikanlah cuka dan yang seperti cuka sebagai lauk pauk yaitu lauk apapun yang harganya tidak mahal.”

Walhasil dari keterangan ini, apapun pemahaman ulama terkait hadis ini, marilah kita membiasakan diri untuk hidup sesuai perilaku sunah Nabi. Wallahu A’lam Bishowab

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru