29.7 C
Jakarta

Perihal Hadis Nabi Dalam Naskah Kuno Nusantara

Artikel Trending

Asas-asas IslamHadistPerihal Hadis Nabi Dalam Naskah Kuno Nusantara
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Perihal Hadis Nabi Dalam Naskah Kuno Nusantara

Lilah Fitriani*

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin bertambahnya cendikiawan muda islam di era modern seperti sekarang ini, membuat banyak peninggalan-peninggalan masa lalu seperti naskah-naskah kuno (manuskrip) ikut juga ditemukan dan diteliti. Padahal kata salah satu dosen di kampus, yang dimaksud dengan naskah kuno atau manuskrip itu adalah tulisan tangan manusia atau nenek moyang pada zaman dahulu yang dituangkan kedalam kertas dan usia tulisannya itu sudah mencapai lima puluh tahun atau lebih jika ditemukan dizaman kita sekarang. Nah jika dipikir ulang, apakah ada naskah kuno atau manuskrip yang masih bertahan padahal seharusnya telah usang dimakan zaman?

Ternyata dari hasil observasi, ditemukan berbagai macam manuskrip dan memang ada sebagian yang telah using dan lapuk tapi tidak jarang juga yang ditemukan dalam keadaan utuh dan baik-baik saja.

Sempat saya berfikir, apa fungsi dari kita sebagai generasi muda mempelajari dan membudidayakan manuskrip. Ternyata jika dilihat secara detail dan diperdalam, dengan meneliti manuskrip atau naskah kuno wawasan kita terhadap perkembangan peradaban dari zaman dulu hingga sekarang akan menjadi sangat luas serta cara berpikir kita dalam menghadapi sesuatu akan lebih toleran dan tidak mudah terhakimi hanya dengan satu pemahaman.

Contoh “perihal hadis nabi” dalam Naskah Kuno

Dibawah ini akan saya sedikit jelaskan mengenai salah satu manuskrip yang berjudul “perihal hadis nabi”.

Perihal Hadis Nabi Dalam Naskah Kuno Nusantara 

بلال ان الباد اذااذتبر دانيا من الله عليه باربع خصال احدها انه لاتعجب الرزق منه والثانية لاتعجب الصيحة عنه ولا يظهره عليه الذنب ولا يعافيه عاجلا

Artinya telah bersabda Nabi SAW bahwasannya Allah Ta’ala menghujahan lakon empat orang atas empat jenis daripada segala jenis manusia atas segala yang kaya itu dengan Nabi Allah Sulaiman anak Dawud As, dan atas segala yang sakit dengan Nabi Ayub As, dan atas segala hamba orang itu dengan Nabi Yusuf As, dan atas segala yang miskin itu dengan Nabi Isa As. Dan cerita daripada Said anak Bilal bahwasannya hamba Allah itu apabila berdosa ia dengan suatu dosa niscaya diberi Allah Ta’ala atasnya dengan empat perkara salah satunya bahwasannya tiada tertandingi rizki daripadanya dan kedua tiada tertandingi sahabat daripadanya, dan ketiga tiada dzohir atasnya berdosa dan keempat tiada siksa akandia dengan bersegera.

وقال حاتم الاصم رحمةالله تعالى من حرف اربعاالي اربع وحدالجنة يوم الى القبر والفحر الي الميزان والراحة الي صراط والشهواة الي الجنة وقال حامد الغافر اربعة طلبنا ها فى اربعة فاخطانا طر فيها فوجدناما فى اربعة اخري طلبناالغناء فى المال فوجدناه فى القناعة وطلبنا الجاه فى الحسب فوجدناه فى التقوي وطلبنا الرحمة فى الحروة فوجدنها فى قلت المال وطلبنا النعمة فى اللباس والطعام فوجدنها فى البدن الصحيح

BACA JUGA  Melihat Kenikmatan Surga Yang Paling Rendah 

Artinya: Telah Berkata Khatim Al-Ashom, dikasihani allah akan dia barangsiapa memberi yang empat kepada yang empat niscaya mendapati akan syurga. Pertama tidur kepada kubur,

 

Dan kedua melihat akan timbangan, dan ketiga istirahat untuk melihat kepada titian siratalmustaqim, dan keempat keinginan kepada syurga.

Dan telah berkata Hamid Al-Ghafir empat perkara kita tuntut akan dia pada yang empat maka tersalah kita akan jalannya, maka kita dapati akan dia dalam empat yang lain. Kita tuntut akan kaya dengan harta, maka kita dapati akan dia pada qona’at, dan kita tuntutkan pada bangsa yang tinggi maka kita dapati akan dia pada takwa, dan kita tuntut akan rahmat pada banyak harta maka kita dapati akan dia pada kurang harta, dan kita tuntut akan nikmat akan kain dan makanan maka kita dapati kemudian pada badan yang sehat.

وقال علي رضي الله عنه اربعة اشياء قليلها كثيرا لوجمع الفقر والثار والعداوة وقال الحاتم الاصم رحمة الله عليه اربعة اشياء لايعرف قدرها الاربعة الشياء لايعرف الالسيوخ والعافية لايعرف قدرها الا اهل البلاء والصيحة لايعرف قدرها الا اهل الرض والحيوة لايعرف قدرها الا اموتي وانشد ابو تواس ادنوبى ان نكرت فيها كثيرة ورحمة ربى من دنوبي او بيع مع طمعي فى صالح قد علمته ولكني فى رحمةالله اطمع هوالله مولائى وربي وخلق هوالله رازقي اليه اقرواخفع

Artinya: Telah berkata Ali Radiallahu Anhu, bermula amnat sedikitnya itu banyak pertama sakit, kedua fakir, ketiga fana, keempat berseteru dan kata Khatim Al-Asom Rahmatullah atasnya amat empat perkara tiada mengenal akan qadarnya itu melainkan empat yang lain, yaitu muda tiada mengenal akan qadarnya itu melainkan orang kena bala dan sehat tiada mengenal akan qadarnya melainkan orang yang mati.

Jadi dapat disimpulkan dari beberapa hadis yang telah disebutkan diatas, bahwa sebenarnya naskah kuno atau manuskrip itu isinya hampir sama atau bahkan sama dengan kitab-kitab yang pernah dibahas sebelumnya. Yang membedakan disini adalah, bahwa manuskrip itu sebelumnya adalah naskah yang belum pernah diteliti sama sekali. Bahkan biasanya, para filolog sengaja mencari naskah kuno hasil karya seorang kepala tokoh di suatu daerah-daerah terpencil yang belum pernah diteliti dan dibahas oleh siapapun karena menurut mereka, untuk apa meneliti sesuatu yang sudah diteliti banyak orang? Akan lebih menantang jika kita meneliti sesuatu yang belum pernah diteliti oleh seseorang sama sekali dan kita menjadi orang pertama yang meneliti tentang hal itu.

*Lilah Fitriani, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru