29.7 C
Jakarta

Habib Rizieq, Kriminalisasi Ulama dan Harapan Baru

Artikel Trending

KhazanahTelaahHabib Rizieq, Kriminalisasi Ulama dan Harapan Baru
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Setelah melalui proses persidangan yang cukup panjang, akhirnya kasus kerumunan yang disebabkan oleh Habib Rizieq Shihab diputuskan oleh majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur menjatuhkan vonis denda Rp 20 juta. Kerumunan tersebut dilakukan pada 13 November 2020 lalu. Mertua Habib Hanif Alatas tersebut dianggap terbukti melanggar Pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Meski vonis tersebut sudah diputuskann, nyatanya bukan diterima begitu saja. Orang-orang terdekat yang satu frekuensi dengan HRS terus saja berkomentar tidak mengenakkan. Komentar-komentar yang datang itu setidaknya akan dijadikan kiblat oleh para pengikut Imam Besar yang selama ini loyal, rela mati di medang perjuangan.

Ismail Yusanto, misalnya. Mantan Jubir HTI ini turut berkoemntar bahwa sidang pengadilan yang diputuskan oleh majelis hakim sangat tidak sesuai dengan apa yang dilakukan oleh HRS. Ia justru membandingkan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pejabat tingi negara akan tetpi tidak ditindak secara hukum seperti HRS. Lebih lanjut, ia berpendapat bahwa apa yang terjadi pada HRS adalah bentuk kriminalisasi.

Pantas saja, Ismail Yusanto memang pada setiap kegiatan dan berbagai komentarnya selalu tidak sejalan dengan pemerintah, menyudutkan pemerintah dengan ketidakadilan yang diperlihatkan. Sebab seorang Ismail Yusanto, ia adalah khilfaher ulung yang sudah internasional. Bagaimanapun kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah, tidak pernah luput dari penolakannya, apalagi dengan narasi khilafah yang terus didengungkan.

Narasi kriminalisasi ulama ini kerap kali muncul atas penangkapan Habib Rizieq dan beberapa ulama yang seringkali membuat onar dan membuat resah masyarakat dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, kritik yang disampaikan secara frontal dan kasar hingga suara-suara dengan nada tidak senonoh muncul di ruang terbuka dan didengar oleh masyarakat secara luas.

Sebagai orang yang dijadikan representasi oleh masyarakat, sikap semacam itu menjadi tidak etis didengar oleh masyarakat secara umum, apalagi masyarakat awam yang menjadikan HRS sebagai imam besar yang membawa nilai-nilai keislaman seperti apa yang diyakini oleh masyarakat.

Sikap itu menjadi contoh yang tidak baik, apalagi sebagian masyarakat menganggap bahwa ulama seperti mereka diyakini memiliki kemampuan keagamaan cukup kuat. Menggunakan framing “agama” dalam setiap kasus yang menimpanya akan membuat semangat keagamaan para pengikutnya semakin menggelora dengan melawan ketidakadilan, rezim otoriter dan berujung pada aksi anarkis lainnya.

BACA JUGA  Fenomena Domestifikasi Perempuan oleh Aktivis Khilafah

Harapan Baru untuk Sang Imam Besar

Dengan berbagai kasus yang menimpa kepada HRS, ditambah dengan dugaan keterlibatan aksi teroris yang melekat terhadap organisasi FPI tersebut. Setidaknya kita memahami bahwa medan perjuangan yang akan dilalui oleh Habib Rizieq setelah kejadian ini cukup terjal. Setidaknya kita akan mendapati beberapa kelompok loyalis HRS.

Sebagian laskar yang sudah menjiwai perjuangan HRS akan semakin loyal terhadapnya. Sebab bagaimanapun, kiprah sang habib dalam perjuangan Islam tidak bisa diragukan menurut mereka. Bahkan mereka rela mati, berjuang dijalan Allah, apalgi disertai sikap semangat menggebu-gebu dari sang habib membuat pengikutnya semakin bertekuk lutut.

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian yang lain justru meragukan HRS dengan keterlibatan beberapa mantan anggota FPI terhadap aksi-aksi terorisme, ditambah dengan penangkapan Munarman selaku orang penting di tatanan FPI, semakin tersudutkan bahwa FPI adalah loyalis teroris. Meski demikian, paling tidak kita bisa memahami bahwa seorang imam besar HRS tidak akan menggiring pengikutnya untuk tunduk terhadap aksi-aksi terorisme seperti apa yang disematkan selama ini.

Namun, kemungkinan yang lain bisa dilihat bahwa arah pergerakan apa pun yang akan dipilih oleh HRS, bagi para loyalisnya akan diikuti. Apalagi dengan pengaruhnya yang begitu nkuat dihadapan para laskar, tidak menutup kemungkinan aka nada haluan pergerakan HRS setelah kasus yang menimpanya ini.

Harapan demi harapan terus saja disemogakan kepada sosok imam besar ini. Bagaimanapun, kita perlu mengapresiasi berbagai keberanian yang ditunjukkan oleh sang habib. Sikap ini yang perlu kita pelajari dari HRS sebagai orang yang paham agama, berjuang di jalan Allah, mengkritik ketidakadilan ataupun kasus-kasus yang lain. Belajar dari kejadian yang sudah-sudah, dakwah HRS setelah ini semoga bisa santun, damai, tanpa caci maki, meghinda, mengumpat dll.

Ia memiliki pengaruh luar biasa dikalangan pengikutnya, maka sejatinya ajaran Islam yang dibawa dengan dakwahnya, memberi pengaruh terhadap perilaku para laskar. Wallahu a’lam

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru