Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Kendari – Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Sulawesi Tenggara melibatkan sebanyak 25 guru PAI dalam kegiatan Camping Keberagaman yang dihelat pada Kamis (30/3/2023) yang menekankan pentingnya guru agama memiliki pemahaman mendalam tentang radikalisme dan terorisme.
Diketahui, kegiatan tersebut merupakan kerjasama antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara.
Dalam konsepnya, kegiatan tersebut melibatkan sejumlah guru dari lintas agama yang berbeda. Diketahui, sebanyak 25 dari 50 peserta tersebut merupakan Guru PAI yang ada di Kota Kendari.
AGPAII Sultra mengaku pihaknya merasa perlu terlibat secara penuh. Sebagai salah satu agama mayoritas, perlu ada pemahaman mendalam terkait paham radikalisme bagi para Guru PAI.
Hal itu disampaikan Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah (DPW) AGPAII Sultra, Banyus, Jumat (31/3/2023). Ia menyambut baik upaya yang dilakukan BNPT dan FKPT Sultra dalam menangkal paham radikalisme.
Banyus mengatakan guru memiliki tanggung jawab besar dalam pembelajaran di sekolah. Terlebih, Jika hal itu membahas terkait hal-hal yang berpotensi masuknya paham radikalisme. “Guru sangat dimungkinkan menjadi pintu masuknya ekstremisme beragama di sekolah, jika tidak dikelola secara baik,” ungkapnya.
Lanjut Banyus, dengan adanya kemudahan bagi siswa dalam mengakses informasi melalui layanan internet, hal itu juga menjadi tantangan bagi guru. Informasi yang tersebar secara luas tersebut sangat dimungkinkan menjadi media doktrinisasi yang dilakukan oleh sejumlah oknum dalam menyebarkan paham intoleran.
“Untuk itu perlu adanya program khusus dalam upaya menjaga dan melindungi siswa dari paham tersebut di lingkungan sekolah,” pungkasnya.
