30.1 C
Jakarta

Guru; Menjadi Produktif Menulis Gara-gara Covid-19

Artikel Trending

KhazanahLiterasiGuru; Menjadi Produktif Menulis Gara-gara Covid-19
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Adanya pendemi Covid-19 ini sesungguhnya punya sisi positif bagi guru-guru. Waktu di rumah lebih banyak. Ini bisa dipakai guru untuk lebih produktif menulis. Terutama, misalnya, menulis tentang topik yang memberikan sumbangsih terhadap menjaga keutuhan bangsa.

Saat pandemi berakhir diharapkan kualitas menulis guru menjadi lebih baik. Bukan malah menurun. Karena itu, kini saatnya mengasah kemampuan menulis agar lebih mumpuni.

Keterampilan menulis menunjang karir guru. Bila ia ingin naik tingkat diharuskan punya artikel populer yang dipublikasikan. Maka, selama sekolah belum tatap menjadi kesempatan yang bagus bagi guru untuk bisa menulis artikel sebanyak mungkin.

Jika artikel populer yang ditulis guru bisa dimuat di koran nasional, maka dapat angka kredit sebesar 2. Sedangkan yang diterbitkan di koran daerah bernilai angka kredit 1,5. Jadi, dengan angka kredit sebesar itu mereka akan mudah naik pangkat.

Selain itu, menulis membuat guru terkenal. Ada begitu banyak guru telah sukses melalui menulis. Ia dapat menghasilkan karya dan mendapat nama. Karya tulisnya baik fiksi dan nonfiksi bisa dinikmati di rak-rak toko buku maupun perpustakaan daerah. Betapa irinya kita dengan guru-guru yang seperti itu?

Lagi pula di masa pandemi ini, guru di rumah terus tentu bosan. Kebosanan itu bisa diobati dengan mengakses pengetahuan lewat media digital. Pengetahuan yang didapat, kemudian ia pakai sebagai bahan menulis. Kemampuan menulis tak bisa dipisahkan dari ketekunan membaca. Bahkan ada adagium yang menyatakan, “Penulis yang hebat adalah pembaca yang lahap”.

Bagi guru, berada di rumah merupakan kesempatan yang sangat baik dalam menuangkan ide, gagasan, dan pikiran ke dalam tulisan. Mungkin dimulai dengan menulis hal-hal yang sederhana. Misalnya, pengalaman mengajar daring. Atau menuliskan kesibukan baru saat di rumah selama pandemi.

Tulisan-tulisan yang dibuat guru dapat membawa manfaat bagi orang lain. Bisa menambah pengetahuan dan wawasan. Apalagi bisa menjadi suatu hal yang menginspirasi, selain menjadi landasan orang lain bertindak dan beripikir. Intinya, tidak ada karya tulis yang sia-sia.

BACA JUGA  Literasi Hack: Freewriting Dahulu, Editing Kemudian

Didukung Publikasi Beragam

Saat ini, semangat literasi dalam menulis telah didukung wadah atau publikasi yang beragam. Seperti media massa cetak, media online, blog, media sosial, dan sebagainya. Apalagi media massa koran banyak yang menyediakan rubrik untuk tulisan guru yang dianggap layak dipublikasikan.

Hal ini sangat membantu menarik minat menulis guru. Tak hanya media cetak, media online juga menyediakan wadah untuk mengembangkan minat dan skill menulis. Seperti blog, di mana kita bisa menulis apa saja yang kita inginkan. Dan memostingnya. Tentu tulisan yang tidak berbau unsur SARA, pornografi, dan juga ujaran kebencian.

Media massa telah menyediakan fasilitas menulis bagi guru yang senang menulis dan berkarya. Bahkan di era saat ini untuk memublikasikan tulisan, kita tidak harus merogoh kocek dalam-dalam. Karena kita tak harus membeli koran atau majalah.

Kemudahan digital yang telah ditawarkan saat ini seharusnya bisa kita manfaatkan sebaik mungkin. Kita bisa membaca koran versi digitalnya. Dan kita bisa mengirim tulisan ke media online yang jumlahnya makin menjamur. Meski begitu, kita harus selektif dengan memilih media yang sudah terverifikasi Dewan Pers.

Rasa malas untuk menulis harus kita singkirkan sedikit demi sedikit mulai saat ini. Buatlah lingkungan sekitar menjadi lingkungan dengan kegemaran menulis yang tinggi. Lingkungan sangat berperan membentuk kesadaran.

Dengan memberi contoh dari diri sendiri, lalu meneruskannya dengan mengajak teman satu sekolahan. Berlanjut ke teman sekolah lain dengan media Kelompok Kerja Guru (KKG). Sehingga kegemaran menulis dapat tersebar luas di kalangan guru-guru se-kecamatan bahkan se-kabupaten.

Kurniawan Adi Santoso, S.Pd
Kurniawan Adi Santoso, S.Pd
Guru SDN Sidorejo Kec. Krian Kab. Sidoarjo

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru