29.1 C
Jakarta
Array

Gerakan Terorisme Berupaya Gagalkan Pelantikan Presiden

Artikel Trending

Gerakan Terorisme Berupaya Gagalkan Pelantikan Presiden
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan dilantik pada 20 Oktober 2019. Mengenai pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih tersebut, banyak yang memprediksi bakal terjadi gangguan. Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bahkan menyebut gerakan terorisme berpotensi terjadi pada saat pelantikan Jokowi sebagai presiden terpilih.

Terkait hal itu, perlu adanya kewaspadaan nasional yang melibatkan seluruh elemen bangsa. “Semua faktor kemungkinan ada. Saya rasa jangan dikaitkan dulu dengan pelantikan presiden, kita enggak tahu apa yang terjadi besok pagi tanpa ada tingkat kewaspadaan tingkat nasional. Jadi kita harus sama-sama menjaga,” kata Kepala Seksi Pemulihan Prasarana Korban Terorisme BNPT, Nurturyanto, saat ditemui di Depok pada Sabtu malam, 28 September 2019 seperti dikutip laman VIVANEWS.

Nurturyanto juga mengkhawatirkan, jelang pelantikan presiden dan wakil presiden, para pengakses informasi di dunia maya sangat berisiko terpapar pahan radikalisme. Kekhawatirannya ini diakuinya berdasarkan riset BNPT. Dan pada 2010 silam, Depok sempat masuk dalam zona merah BNPT.

“Tapi sekarang alhamdulillah Depok sudah hijau, clean,” katanya pada wartawan seperti dikutip dari vivanews.

Incaran Teroris

Dia pun sadar, teroris bisa ada di mana saja. Bahkan sudah menyebar hingga ke seluruh dunia. Tak akan ada negara yang bisa lolos dari incaran teroris, termasuk Indonesia. Untuk itu, kewaspadaan harus terus ditingkatkan.

Terkait hal itu, Nur yang hadir sebagai pembicara seminar nasional pemuda anti narkoba dan gerakan terorisme di kawasan Jalan Aster III, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok itu pun mengapresiasi langkah yang dilakukan warga setempat dengan menggelar seminar semacam ini. Sebab menurutnya, narkoba dan terorisme adalah dua kasus yang sangat berbahaya bagi sebuah bangsa.

Indonesia, kata Nur juga sudah sepatutnya mewaspadai perkembangan gerakan radikal, terlebih cukup banyak deportan-deportan dari Suriah yang akan kembali ke negeri ini. “Tentunya dalam hal ini BNPT punya peran penting sebagai koordinasi tapi ini jadi tugas kita bersama. Kalau bukan kita siapa lagi.”

Tak perlu jauh-jauh kata Nur jika ingin melakukan pengamanan terhadap bahaya teroris dan juga narkoba. Bisa dimulai dari mewaspadai lingkungan terdekat. Namun, agar pengamanan maksimal perlu adanya kerjasama yang baik antar warga dan pengurus lingkungan maupun aparat. “Lingkungan terdekat kitalah yang harus kita waspadai, bukan mencurigai tapi mewaspadai itu penting,” katanya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru