26.1 C
Jakarta

Generasi Muda Jadi Target Propaganda hingga Pendanaan Kelompok Teroris

Artikel Trending

AkhbarNasionalGenerasi Muda Jadi Target Propaganda hingga Pendanaan Kelompok Teroris
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatun.com Jakarta – Kelompok teroris dan ekstremis internasional menargetkan generasi muda dalam propaganda hingga pendanaan mengunakan akses internet.

Demikian dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar, dalam keterangannya terkait Pertemuan Aqaba Process – Southeast Asia High Level Tech Meeting, Preventing Terrorist and Violent Extremist Exploitation of the Internet di Bali pada Jumat (25/11/2022).

Selain dihadiri 16 negara sahabat, pertemuan itu juga dihadiri perusahaan teknologi seperti Microsoft, Meta, Tik Tok, YouTube, dan Google.

“Selama ini kelompok teroris telah menyalahgunakan internet untuk melakukan propaganda, rekrutmen, perencanaan hingga pendanaan tindak pidana terorisme yang menargetkan anak muda bahkan mendorong pelibatan perempuan untuk melakukan aksi teror,” kata Boy Rafli yang juga selaku Co-Chair Aqaba Process.

Kepala BNPT menegaskan perlunya ada komitmen bersama antara pemerintah, organisasi, entitas internasional, dan perusahan teknologi dalam menghadapi tantangan tersebut.

“Sangat penting menggunakan pendekatan multidisiplin dengan menguatkan kemitraan tidak hanya antar negara namun juga dengan berbagai organisasi internasional dan perusahaan teknologi untuk mengatasi tantangan eksploitasi internet oleh kelompok teroris dan ekstremis kekerasan,” jelasnya.

BACA JUGA  Separatis Teroris Papua Serang Pos Militer di Kampung Bousha-Maybrat

Menurut Kepala BNPT, 16 negara hadir dalam forum tingkat tinggi Aqaba Process Regional Asia Tenggara tersebut adalah Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura,  Filipina,  Kamboja,  Jepang, India, Australia, Selandia Baru, Perancis, AS, Inggris, Belanda.

Selain dihadiri negara – negara sahabat, pertemuan itu juga dihadiri perusahaan teknologi seperti Microsoft, Meta, Tik Tok, YouTube, dan Google.

Dalam kesempatan itu, seluruh negara yang terlibat bersepakat dalam joint communique mengenai pentingnya peran Global Internet Forum to Counter Terrorism (GIFCT) dan Christchurch Call to Action yang diantaranya berisi pertukaran informasi, riset dan best practice pencegahan radikalisasi melalui internet khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Sekedar informasi, Aqaba Process merupakan inisiatif yang dibuat oleh King Abdullah II dari Kerajaan Yordania pada 2015 untuk mempertemukan perwakilan pejabat pemerintah, praktisi teknologi dan masyarakat sipil untuk meningkatkan koordinasi di tingkat global dan bertukar informasi serta keahlian, dalam upaya penanggulangan terorisme dan ekstremisme online maupun offline menggunakan pendekatan holistik.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru