30.1 C
Jakarta

Generasi Muda Harus Jadi Agen Keutuhan NKRI

Artikel Trending

AkhbarNasionalGenerasi Muda Harus Jadi Agen Keutuhan NKRI
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

 Harakatuna.com. Jakarta-Ketua Fraksi Partai NasDem di MPR RI Taufik Basari mengingatkan NKRI berdiri di atas kesepakatan, yang dibangun secara bersama oleh seluruh golongan dan kelompok masyarakat yang ada saat itu. Karena itu, kesepahaman bersama tersebut harus senantiasa dipupuk suburkan, agar langgeng, tidak gampang dirusak oleh siapapun. Maka tugas besar generasi muda adalah membentengi hal ini.

“Kesepakatan mendirikan NKRI, ini harus didukung oleh seluruh rakyat Indonesia, tak terkecuali generasi muda. Bahkan, generasi muda harus mampu menjadi agen keutuhan NKRI, dengan selalu mempererat persatuan dan kesatuan juga menghalau masuknya Ideologi yang bertentangan dengan Pancasila,” ujar pria yang akrab disapa Tobas dalam keterangannya, Minggu (1/11/2020).

Hal ini diungkapkan saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan masyarakat Desa Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.

Sebelum merdeka, kata Tobas, Indonesia berbentuk suku-suku bangsa, kelompok masyarakat dan kerajaan. Kelompok-kelompok komunitas masyarakat, itu hidup secara bersama dengan peran masing masing. Lalu, datanglah utusan dagang dari Belanda. Semula, niat mereka hanyalah untuk berdagang, tapi kemudian memonopoli perdagangan dan melakukan penjajahan.

“Hidup di bawah penjajahan itu ternyata tidak nyaman. Karena itu tumbuhlah kesadaran untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah. Namun, perjuangan mereka melepaskan diri dari penjajahan selalu gagal lantaran perjuangan yang dilakukan bersifat sektoral,” terangnya.

BACA JUGA  Indonesia Terancam Kena 5 Imbas Serangan Iran ke Israel

Setelah berkali-kali gagal, maka timbulah kesadaran kolektif, mereka berjuang bukan untuk kelompoknya sendiri-sendiri, tetapi untuk kepentingan bersama. Kesadaran kolektif para pendiri bangsa ini muncul bersamaan dengan lahirnya politik etik yang digagas pemerintah Belanda. Salah satu kesadaran kolektif, itu muncul dalam bentuk Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Sumpah Pemuda melihat bahwa keberagaman suku bangsa, bahasa, adat istiadat, agama, dan ras yang dimiliki bangsa Indonesia adalah kekayaan. Perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia harus dijaga dan dilestarikan. Karena keberagaman, itu bukan untuk memecah belah, tapi untuk mempersatukan.

“Sejak itu munculah kebesaran jiwa di kalangan para pendiri bangsa untuk saling berkorban demi kepentingan yang lebih besar,” katanya.

Dia menuturkan salah satu bukti pengorbanan dan kesepakatan yang ditunjukkan para pendiri bangsa adalah diterimanya Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia. Pancasila yang lepas dari tujuh kata dalam Piagam Jakarta, seperti yang ditemukan saat ini, merupakan bentuk pengorbanan yang harus terus ditumbuh kembangkan dan selalu dilestarikan di bumi Indonesia.

“Pancasila hasil pengorbanan dan kesepakatan besar para pendiri bangsa, itu tidak boleh diganti dengan ideologi dan dasar negara apapun,” pungkasnya.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru