Harakatuna.com – Perkembangan terorisme tambah melesat. Terakhir dengan memanfaatkan media game. Teroris membuat propaganda dengan game online. Dia sudah menyebarkannya di media digital.
Jika kita melihat dalam sebuah cuplikan video game tersebut, maka terlihat jelas bahwa game ini sengaja dibuat untuk propaganda. Dan benar saja, melansir Al Arabiya, Minggu (21/9/2014), game ini bertujuan untuk propaganda melawan Barat.
Game Propaganda ISIS
Cuplikan game yang dibuat ISIS tersebut memperlihatkan genre first person shooter. Dalam beberapa adegan tampak seseorang menembaki anggota kepolisian dan meledakkan iring-iringan truk tentara yang berada dalam pengawalan.
Ini mengindikasikan bahwa ISIS semata-mata ingin melawan penjaga sebuah negara, yakni tentara atau kepolisian. Jika ditafsir lebih luas, game ini untuk menarik anak-anak gamers untuk membenci aparat kepolisian yang selama ini menjadi garda terdepan melawan mereka.
Apa pun itu, keberhasilan ISIS membuat game baru ini tidak bisa dibiarkan. Sebab game ini bisa membahayakan bagi anak bangsa.
Indonesia Kecanduan Game
Menurut data Niko Partners pada 2021 atau laporan yang dikeluarkan oleh We Are Social, negara Indonesia adalah pemain game terbanyak di dunia, hanya di bawahnya negara Filipina.
Persentasenya, negara Filipina dengan penetrasi game di angka 95,8 persen. Sementara di Indonesia penetrasi game sekitar 94,8 persen. Hasil survei menunjukkan bahwa 64,5% penduduk Indonesia merupakan pemain game aktif.
Rata-rata jenis platform yang paling banyak digunakan adalah smartphone, dengan persentase mencapai 66,2 persen. Platform kedua adalah laptop atau desktop, dengan 37,9 persen pengguna memilihnya. Sangat telak.
Artinya, anak-anak muda Indonesia kecanduan game sangat tinggi. Selama ini, memang rata-rata game yang diakses Mobile Legends: Bang Bang, Free Fire, dan eFootball 2024. Mereka rata-rata usianya rentang usia 16-64 tahun. Ini masih belum adanya rilis game ISIS.
Namun dengan adanya game ISIS dikhawatirkan mereka beralih pada game buatan ISIS tersebut. Apalagi game ISIS ini bermuatan identitas, seperti surban, burgu’ dan jenggot.
Menunggu Perlawanan Negara
Melihat situasi di atas, sudah waktunya pemerintahan baru ini bertindak. Presiden Republik Indonesia (RI) Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto sudah menginstruksikan untuk membabat habis radikalisme dan terorisme. Dia juga menyarakan bagaimana pentingnya menjaga keutuhan negara.
Radikalisme dan terorisme adalah penyakit yang berpotensi memecah belah bangsa. Ia berlawanan dari Pancasila dan moderasi beragama. Pembabatan terhadap sesuatu yang berpotensi kekerasan seperti game ISIS penting dilakukan untuk menjaga Pancasila, demokrasi, dan bangsa Indonesia.
Hari ini BNPT baru merencanakan terkait proses transformasi radikalisasi yang begitu canggih. Dia baru membuat tagline Kolaboratif dalam Penanggulangan Terorisme yang Tercerahkan dalam Keikhlasan. Tagline ini dibuat untuk berkolaborasi dengan akademisi, dan elemen masyarakat untuk melakukan pencegahan.
Harapan masyarakat jelas tidak sekadar tagline. Harapannya jelas, yakni bagaimana negara memberikan rasa aman bagi bangsa Indonesia. Mereka meminta negara berjuang untuk melayani rakyat dan bahu membahu menciptakan kehidupan yang damai dan tenang. Kehidupan yang tenang dan aman itu tercipta manakala negara bisa melawan game ISIS. Itu.