32.1 C
Jakarta
spot_img

FPI dan Sejarah Baru di Pemerintahan Prabowo

Artikel Trending

Milenial IslamFPI dan Sejarah Baru di Pemerintahan Prabowo
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – FPI tak benar-benar mati. Ia hidup kembali. Kelompok yang hidup hari ini adalah Front Persaudaraan Islam. Meski berganti nama, sebenarnya ini tidak berbeda jauh dengan Front Pembela Islam. FPI ini tetap dipandu oleh Habib Rizieq Shihab.

Dari Jakarta sampai pelosok Kota Solo, orang turun ke jalan untuk menggelar penuntutan. Melalui gerakan Aksi 411 pada Senin kemarin, 4 November 2024, FPI ini mencoba mencari keberuntungan. FPI ini mengembalikan manusia jubah-jubah putih ke jalan ibu kota dan pedesaan. Gerakan ini tak pudar, tetapi berlipat ganda.

Empat Permintaan FPI

Sejak hari-hari awal Jokowi pulang kampung, kelompok islamis ini telah memiliki cara dan tempat tersendiri untuk mendenyutkan taringnya kembali. Kini ia menuntutnya dengan tiga pengadilan.

Pertama, meminta kejelasan tentang peristiwa KM 50 di era Presiden Joko Widodo, untuk dijerat pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Kedua, meminta menangkap Fufufafa, yang mereka sebut sebagai Gibran. Dia menyebut bahwa pihaknya percaya Gibran adalah pemilik akun Fufufafa pada sosial media Kaskus yang kerap melontarkan hinaan terhadap Prabowo dan para pejabat.

Ketiga, terang-terangan mereka meminta Gibran untuk mundur sebagai wakil presiden. “Kami tahu Fufufafa ini adalah anak haram konstitusi yang sebenarnya dia belum memenuhi syarat [menjadi Wakil Presiden RI]. Sekalipun seandainya memenuhi syarat, tapi dari segi etika, adab, itu tidak pantas,” ujar Ketua FPI.

Keempat, tidak hanya membidik Jokowi dan Gibran. Aksi 411 ini juga meminta untuk tidak menormalisasi isu Pilkada yang berkembang di Jakarta. Misalnya, Aksi 411 ini meminta jangan terpengaruh dengan kasus Suswono tentang dugaan penistaan agama.

Dalam kasus tersebut Muhammad bin Husein Alatas, menyebut bahwa kasus Suswono berbeda dari kasus Ahok. “Kasus Suswono dan kasus Ahok sangat berbeda. Satu, Ahok tidak pernah mengaku salah, bahkan mengancam, karena dilindungi dan dibela oleh rezim Jokowi. Yang kedua, jangan ada bikin atau jatuh-menjatuhkan salah satu paslon Jakarta. Takbir!,” tutur Muhammad. Permintaan di atas atas pesan dari Habib Rizieq yang saat ini berada di Makkah, Arab Saudi.

BACA JUGA  Membongkar Propaganda HTI di Bulan Rajab dan Pentingnya Narasi Moderat

Membaca Politik FPI

Dalam Aksi 411 ini tertulis poster besar-besar: ‘Adili Jokowi dan Ganyang Fufufafa’. Ke media, mereka mengaku bahwa aksi ini dari sejumlah organisasi masyarakat (ormas). Jika banyak organisasi yang hadir selain FPI, maka siapakah mereka? Memiliki misi apa mereka

Saya rasa Habib Rizieq orang yang sangat dekat dengan Soeharto dan Prabowo. Demikian juga Jokowi, Gibran dan Suswono adalah orang yang dekat dengan Prabowo. Tetapi, mengapa FPI berani melakukan aksi?

FPI adalah organisasi yang pintar mencari panggung. Kelompok ini sejak dulu kala bisa memanfaatkan momentum. Sejak awal, FPI punya relasi akrab dengan orang-orang di sekitar Soeharto dan para elite politik dan militer. Dia bisa mesra dengan Prabowo. Lalu ketika Prabowo diberhentikan dari TNI akibat kasus penculikan aktivis, FPI mulai mesra dengan Jenderal Wiranto. Saking akrabnya mereka, saat Wiranto diperiksa terkait dugaan pelanggaran HAM dalam kasus Mei 1998, ratusan milisi FPI turun gunung menduduki Kantor Komnas HAM dan menjadi kelompok pertama melawan demonstran (Taufik Adnan Amal dan Samsu Rizal, 2004).

Memang FPI sangat dekat dan erat dengan para politisi dan militer, tetapi anggotanya tak terjun langsung menjadi politisi. Inilah yang membuat mereka percaya diri dan memiliki pengaruh kuat dari balik layar. Menurut saya, Aksi 411 mustahil terjadi di tengah kompaknya Prabowo dan Jokowi, dan Prabowo-Habib Rizieq.

Orkestrasi ini penting untuk dilihat. Sebab FPI tiba-tiba tampil seperti petir kesiangan bangkit dari kegelapan. Dalam politik ada pepatah: kasih apa pun yang mereka mau, kecuali akses ke politik. Dan inilah yang dulu pernah dilakukan oleh Soeharto terhadap Islam dan orientalis Snouck Hurgronje terhadap manusia Indonesia.

Kali ini FPI apakah akan meminta semuanya termasuk politik? Ini bisa dijawab ke manakelompok ini berdiri dalam Pilkada di Jakarta nanti. Tapi apakah FPI akan kembali bangkit dan berjaya di masa pemerintahan Prabowo? Hanya FPI dan Prabowolah yang bisa menuliskan sejarah itu.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru