32.7 C
Jakarta

Filantropi HTI; Intrik Cinta Quran Foundation dan IBN untuk Memeras Kekayaan Negara

Artikel Trending

Milenial IslamFilantropi HTI; Intrik Cinta Quran Foundation dan IBN untuk Memeras Kekayaan Negara
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Ulah Yayasan Cinta Quran Foudation dan Yayasan Indonesia Bisa Ngaji tidak bisa ditoleransi lagi. Mereka sangat masif melakukan gerakan yang ujung-ujungnya adalah tentang HTI. Meskipun dilakukan secara kamuflase, intrik mereka tidak terlalu susah dilacak. Indonesia Bisa Baca Quran (IBBQ) yang saya bahas sebelumnya hanya satu dari belasan program mereka. Misalnya, mereka punya program Rumah Singgah Al-Fatih yang sponsornya—jangan kaget—adalah sejumlah perusahaan plat merah.

Pertamina, Telkomsel, AirAsia, Citilink, Garuda dan lainnya terendus menyuplai dana untuk kegiatan-kegiatan Cinta Quran Foundation. Yayasan Indonesia Bisa Ngaji (IBN) juga demikian. Dilansir dari website resminya, saat ini sebanyak 2773 donasi dari 95 donatur berhasil mengumpulkan dana Rp 265.241.514 dan terus bertambah. Filantropi dari dua yayasan kamuflase HTI ini benar-benar fantastis. Berapa banyak kekayaan negara terkuras oleh kegiatan mereka?

Tidak terhitung. HTI memang kaya raya. Mereka punya puluhan yayasan pendidikan yang lengkap, punya lembaga kemanusiaan yang tak sedikit, dan punya proposal berjalan ke setiap lembaga pemerintahan. Yang terakhir ini berhasil karena kamuflase mereka, misalnya Barang Berkah ID dan Amazing Qurban, sangat samar dari identitas ke-HTI-an. Intrik mereka cerdik, maka biaya operasionalnya cukup sehingga eksistensi mereka semakin masif.

Lantas, siapa kuncen atas semua itu? Cinta Quran Foundation terdaftar pada Kementrian Hukum dan HAM RI sebagai Yayasan Non-Profit (NGO) dengan nomor AHU-1713.AH.01.04 Tahun 2014 dan teregistrasi pada Surat Tanda Pencatatan Yayasan/ Orsos dengan no. 03.337.223.6.404.000/ no. 460/1138 – Bangsos. Sementara IBN terdaftar dalam SK Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-00314.AH.02.01. Tahun 2018 Tanggal 22 Oktober 2018.

Jika Cinta Quran Foundation dimotori Fatih Karim sang ideolog HTI yang memualafkan Felix Siauw, IBN diprakarsai oleh Rezaldi Harisman, kader Gema Pembebasan asal Bandung yang pernah menjadi Sekjend Gema Pembebasan Jawa Barat dan Ketua Gema Pembebasan Banten Raya. Rezaldi sebagai Pembina IBN dibantu oleh Nurdin Soga sebagai setua dan Indra Lesmana sebagai sekretaris. Indra adalah Ketua Gema Pembebasan Jawa Barat yang konsisten anti-NKRI sejak lebih dari satu dekade silam.

Terbaru, IBN sedang melakukan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) ke rutan-rutan. Jadi dana ratusan juta yang mereka kantongi akan segera bertambah, lalu menjadi partner Cinta Quran Foundation dalam hal menebarkan propaganda HTI terhadap para narapidana. Ini jelas proyek besar yang ambisius. Uangnya banyak. Intrik filantropi HTI membuat Cinta Quran Foundation dan IBN terus berjaya, juga Fatih Karim dan Rezaldi kaya raya. Sungguh kroco-kroco HTI yang cerdik.

Kroco-kroco HTI yang Cerdik

Pada 2019 lalu, Indra Lesmana yang waktu itu menjabat Ketua Gema Pembebasan Jawa Barat menulis artikel di VOA Islam berjudul “Siapa Musuh Gerakan Mahasiswa Islam?” yang isinya benar-benar pedas. Saya kutip, Indra mengatakan,

Ada mantra yang digunakan rezim untuk mematikan politik dan upaya pembungkaman gerakan mahasiswa Islam yakni disebarkan isu intoleran, makar, pemecah belah, malawan ideologi, anti kebinekaan,terorisme dsb. Itu artinya rezim ini sedang dalam keadaan panik sama halnya ketika orang Quraisy saat jahiliah menuduh Nabi Muhammad sebagai tukang sihir, orang gila, pendusta, ahli syubhat, serta menuduh Al-Qur’an bukan dari Allah. Maka, jika masih ada yang mendukung rezim hari ini, sejatinya mereka tertipu dan termakan dengan pencitraan kalau tidak mereka parapenjilat yang terbeli hati, iman dan akal sehatnya. Paham sampai sini ? Lantas, kurang apalagi kerusakakan dan kemudaratan yang telah ditimbulkan rezim saat ini, dengan kebijakan neo-liberal dan agenda sekularisasi (pemisahan agama dengan negara) di negeri ini? Rezim hari ini telah dengan nyata menjadi pelayan setia dari ideologi kapitalisme yang menghisap habis kekayaan sumber daya alam.

BACA JUGA  Isu Kekacauan Politik, Senjata Indoktrinasi Aktivis Khilafah

Artikel itu sedemikian pedasnya dan benar-benar merepresentasikan pemikiran Indra yang anti-NKRI. Dan sekarang, dirinya menjadi petinggi IBN dan hendak mengajarkan orang-orang di rutan tentang baca Al-Qur’an? Dan orang rutan percaya itu? Ini benar-benar bak mimpi buruk di siang hari. Tak hanya menguras kekayaan negara, para kroco-kroco HTI yang cerdik tengah membangun istana HTI berdindingkan mushaf Al-Qur’an. Ini jelas tidak bisa dibiarkan.

Pada 27 Agustus s/d 19 September 2021 lalu, Cinta Quran Foundation mengadakan event Amazing Muharram 10 bertemakan “Journey to Jannah” dengan mengundang para dedengkot HTI, seperti Ismail Yusanto, Felix Siauw, Yuana Tresna, Iwan Januar, Asep Supriatna, Hafidz Abdurrahman dan Harun Arasyid. Kegiatan tersebut diadakan di 11 kota dan kabupaten, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Makassar, Banjarmasin, Denpasar, Karanganyar, Surakarta, Yogyakarta dan Balikpapan, serta disiarkan langsung di YouTube Cinta Quran TV.

Sementara itu, pada 4 September 2022 kemarin, di SICC Sentul,  Bogor, Cinta Quran Foundation mengadakan event Amazing Muharram 11 bertemakan “Hijrah Next Level”. Beberapa tokoh HTI yang terlibat menjadi pemateri antara lain Fatih Karim dan Asep Supriatna. Tidak selengkap tahun sebelumnya, mungkin karena para tokoh HTI mulai menyadari bahwa yayasan kamuflase mereka mulai tercium masyarakat. Benar-benar mereka adalah kroco HTI yang cerdik: cerdas dan licik!

HTI Memoroti Negara

Lalu apa perbedaan Cinta Quran Foundation dengan Yayasan Indonesia Bisa Ngaji (IBN)? Tidak ada. Hanya persoalan senior-junior. Keduanya sama-sama digawangi para tokoh HTI. Keduanya sama-sama berideologikan khilafah tahririyah. Keduanya sama-sama menggunakan nama kamuflase yang mengeksploitasi Al-Qur’an. Keduanya sama-sama tengah lakukan indoktrinasi. Dan terakhir, keduanya sama-sama mengeruk kekayaan negara sambil mengolok-oloknya.

Sudah sangat jelas, bukan? Jadi IBN itu adalah organisasi afiliasi HTI, tapi pengelolanya kader-kader Gema Pembebasan. Sementara, Cinta Quran Foundation adalah milik para petinggi HTI yang jaringannya sudah lebih luas, organisasinya lebih kaya, filantropinya lebih fantastis, dan kegiatannya lebih banyak. Namun apa bedanya, itu tidak ada. IBN hari ini adalah Cinta Quran Foundation di tahun 2014. Dan Cinta Quran Foundation hari ini adalah IBN di masa depan.

IBN akan segera membesar. Rezaldi dan Indra Lesmana tengah pasang aba-aba, melanjutkan perjuangan mereka di Gema Pembebasan beberapa tahun silam. Kini mereka tengah mengajukan PKS ke rutan-rutan, mirip yang dilakukan Cinta Quran Foundation beberapa tahun lalu. Pada waktunya, IBN akan juga mengajukan PKS ke BUMN dan seluruh perusahaan plat merah. Mereka akan segera kaya. Sementara negara? Mereka akan terus menguras kekayaannya sampai bangkrut lalu mengolok-oloknya. Mengerikan.

Wallahu A’lam bi ash-Shawab…

Ahmad Khoiri
Ahmad Khoiri
Analis, Penulis

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru